Hinata adalah sosok pendiam namun berisik. Ia diam secara fisik namun pikirannya selalu berisik memikirkan hal-hal yang bahkan terdengar sepele. Kehidupan tenang dan penuh imajinya terusik ketika dirinya dengan suka rela terlibat dalam sebuah drama...
Hinata Hyuuga itulah namanya dia adalah sosok yang pendiam, namun berbeda dengan isi kepalanya yang sangat berisik. Dia merupakan seorang mahasiswi semester 2 jurusan ekonomi dan bisnis.
Saat ini kesibukannya hanyalah kuliah, tidur, makan, dan kerja part time. Hidup merantau membuatnya harus bisa lebih mandiri dan pintar dalam mengatur uangnya dengan lebih baik lagi. Walaupun ia terlahir di keluarga yang kaya raya, namun ayahnya yang otoriter tidak pernah memberikan segala kemewahan tersebut. Ia hanya bisa menghela nafas ketika mengingat tiap bulannya ayahnya hanya mengirimnya uang sewa apartemennya dan sedikit uang saku.
"Hmm, makan apa ya aku malam ini?" Masih termenung diatas futon tipisnya sembari memikirkan nasibnya yang jarang dikatakan beruntung. Ia perlahan bangkit dan berjalan menuju lemari es kecil di sudut dapurnya yang sempit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari segala hal yang dia renungkan malam ini. Setidaknya apartemen yang dia tempati adalah tempat ternyamannya yang paling ia sukai. Penuh kedamaian, sendirian, bebas dan ia tidak perlu menahan dirinya sendiri untuk melakukan apapun yang ia inginkan.
"Lobak, sedikit tomat, sebutir telur dan nugget beku." Ia mulai mengabsen satu persatu benda yang berada dialam kulkas kecilnya itu. "Ah aku ingat! Ada 1 ramen cup sisa di lemari biasa" dengan tergesa ia membanting kulkas kecilnya itu dengan pelan. Ia lalu bergegas menuju lemari-lemari kecil yang berjejer diatas kulkas dan tempat wastafel cuci piring beserta kompor yang menjadi satu.
Ia lalu berhenti di lemari ketiga, membukanya dan mendesah kecewa. Karena apa yang ia inginkan tidak ia dapati disana. Terdengar bunyi menggelegar dari perutnya yang kosong minta diisi. Ia malas sebenarnya untuk sekedar bergerak untuk makan. Apalagi sekarang dia dalam keadaan lapar. Ia tidak mempunyai pilihan lain selain mencari makanan di luar. Mungkin ia akan membeli 2 pack cup ramen untuk dia makan hari ini dan stock untuk besok.
Ia berbalik kearah kamar satu-satunya disana, membukanya dan masuk kedalam untuk mencari dompetnya. Tas ransel kesukannya tergeletak diatas tempat tidurnya yang rapih. Ia merogoh perlahan, menemukan sebuah dompet kecil berwarna keunguan. Ia meringis mendapati uang didalam dompetnya hanya tersisa beberapa ryo.
"Apa boleh buat.. tampaknya aku harus berhemat untuk beberapa hari kedepan" kembali meratapi nasibnya yang kurang beruntung.
Apalah artinya terlahir di keluarga konglomerat kaya namun tidak bisa menikmati kekayaan tersebut? Dan itulah yang Hinata rasakan saat ini. Tetapi itulah yang terjadi jika kau terlahir dalam keluarga Hyuuga yang otoriter.
Ia menggenggam tiga lembar ryo ditangannya lalu dia masukan kedalam saku celana nya. Ia lalu mencari jaket ungu kesukaannya bersamaan dengan sepatu. Setelah bersiap, ia pun bercermin. Sedkit merapihkan rambutnya yang agak berantakan memakai sedikit pelembab wajahnya dengan sedikit lip tint yang ia olehkan tipis di bibirnya agar tidak tampak pucat.
