9. Karvi Pov

340 42 0
                                    

Tim Eagle Eye dengan sabar menunggu Bulan hingga membaik agar mudah mereka menanyakan apa yang terjadi sebelumnya.

"Gimana? Udah bisa diajak ngobrol?" Tanya Gevario halus

"Udah"

Bulan mengatur nafasnya barulah Bulan menceritakan semuanya dari awal, semua yang Bulan lihat dan semua yang Bulan dengar tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Alhasil Eagle Eye yang rupanya sedang menantikan tugas mereka selanjutnya menunjukan reaksi terkejut sekaligus puas.

"Kebetulan tugas gue di Depok udah beres dan pelakunya lagi diproses jadi kata atasan bisa turun tangan bantuin Jefran karena dalang dari kasus ini berada disekolah Bulan dan dalangnya memang cukup cerdik juga pinter berkamuflase sama sekitar"

Karvino menjelaskan dengan wajah serius sedangkan Jefran tersenyum senang karena satu dari 3 timnya ada yang ikut turun tangan dengan tugasnya.

"Jadi gue saranin Bulan jangan sekolah buat beberapa hari ke depan takutnya mereka masih ngincer Bulan secara kan dia tau rencana utama mereka"

Imbuh Aslan disetujui Jefran dan yang lainnya, Jefran menyodorkan segelas teh manis hangat yang kebetulan dibuatkan oleh karyawan yang bekerja disana.

"Nih minum dulu, tenangin dulu ya kalo masih panik" Ujar Jefran memberikan segelas teh manis hangat

"Mau sekolah aja sebentar lagi ada uas jadi gue gamau ngelewatin waktu berharga gue" Jelas Bulan membuat yang lainnya saling pandang

"Duh kalo gini harus buat rencana lain nih" Keluh Aslan sambil berdecak kecil

"Yaudah kan besok jugaan gue udah bisa ke sekolah Bulan, jadi biar gue yang jagain dia kemana mana biar Jefran jagain kakak sama 2 temen Bulan takutnya diincer juga" Timpal Karvino

"Yaudah lah gitu aja, sisanya gue sama Aslan lanjutin tugas kita di JakSel sama Tangerang sampe beres kalo ada salah satu yang beres langsung aja turun ke lokasi Jefran" Timpal Gevario disetujui yang lainnya

Benar saja keesokan harinya Karvino menjelma menjadi murid baru dikelas 11 berlagak bak siswa most wanted alhasil identitas aslinya benar-benar tak diketahui karena visualnya yang disamakan oleh Karvino tim Eagle, Karvino sekarang sedikit memangkas rapi rambutnya dan memakai kacamata andalannya meski sangat mirip namun anehnya tidak ada yang mencurigai bahwa dia adalah Karvino yang asli.

Karvino berjalan masuk kearea sekolah mengabaikan sahutan-sahutan heboh meneriaki dirinya dan memasang mata elangnya melihat keadaan sekitar berharap ada pergerakan mencurigakan.

Karvino berjalan masuk ke kantor bertingkah seperti murid baru pada umumnya namun reaksi para guru pertama kali saat melihat Karvino memasuki kantor, semua tersentak kaget melihat sosok murid baru sekilas seperti salah satu tim Eagle Eye.

"Saya murid baru pak yang kemarin ngirim data diri ke kepala sekolah" Ucap Karvino dingin

"Karvi Laskar ya?" Ujar kepala sekolah dan Karvino hanya mengangguk

Karvino melirik sorot satu staff dan 2 dewan guru yang terlihat mencurigakan seperti menyembunyikan sesuatu dilaci meja guru dan menatap panik kearahnya seperti menyadari siapa dirinya.

"Oh ke 12 ips ya? Yaudah Bu Ratna yang anter ya?"

Ternyata Bu Ratna yang Karvino awasi daritadi menunjukan reaksi sangat terkejut bahkan Bu Ratna sampai berdiri menunjukan reaksi tak terima, Karvino bisa melihat dengan jelas Bu Ratna memberikan sebuah kode melalui tatapan menolak dan memberi kode siapa Karvi ini namun ditolak mentah oleh kepala sekolah melalui tatapan juga.

"Ya-yaudah nak sini ikut ibu"

Karvino hanya mengikuti Bu Ratna tanpa berbicara namun Karvino langsung siaga ketika ia menyadari guru didepannya malah membawanya ke gedung belakang sekolah.

Sret!

Sret! Klek!

Bu Ratna membalikkan badannya langsung menodongkan pisau dapur yang berukuran besar dan Karvino spontan mengeluarkan pistol bertugas miliknya dan ia todongkan juga ke depan, terjadilah aksi todong menodong senjata.

"Karvino ya?" Tanya Bu Ratna dengan tatapan tajam

"Kita bertemu lagi, buronan kesayangan" Balas Karvino dengan smirk mengerikan

"Pasti Bulan yang ngaduin kan soal kejadian kemarin? Harusnya pak Harto langsung bunuh aja ce--

Tak!

"Lanjutin ngomongnya, Bulan disini cuma korban sekaligus saksi jadi anda tidak perlu menyangkut pautkan gadis itu dengan kasus negara ini"

Balas Karvino dengan tatapan tajam elang miliknya dengan pelatuknya yang siap dilepas kapan saja membuat Bu Ratna diam tak berkutik.

"Nyawa anda ada ditangan saya sekarang, anda sebarkan identitas asli saya atau anda bunuh Bulan maka peluru ini akan bersarang di--

Karvino mengarahkan pistolnya kearah bahu kanan Bu Ratna membuat wanita berumur kepala 4 itu langsung gemetar ketakutan.

"Saya bisa saja menembak mati anda diarea sekolah karena anda pelaku keenam kami" Balas Karvino lagi

"Ba-baik, sa-sa-saya disini hanya sebagau tangan kanan dan 1 dewan guru dan 1 staff itu dalang utama"

Bu Ratna menjelaskan sembari menunduk dan terpejam ketakutan sedangkan Karvino belum menurunkan senjatanya sama sekali.

"Ada lagi?"

"Yang diketahui Bulan, udah itu aja rencana terbaru kami dan belum ada rencana lain lagi" Jelas Bu Ratna ketakutan

"Bagus, sekarang anda dalam pengawasan saya dan kalau anda bertindak sedikit saja maka saya tidak segan menembak mati anda" Ancam Karvino tegas

Keduanya kembali ke kelas seperti biasa, sedangkan Bu Ratna mati-matian menyembunyikan rasa takutnya terhadap Karvino atau Karvi yang kini menjadi bagian dari muridnya.

Sesuai perkataan Karvino sebelumnya setiap jam istirahat, jamkos, event, dan acara sekolah Karvino selalu didekat Bulan dengan pistol bertugasnya yang selalu disaku almamaternya.

Seperti saat ini, sekolah sedang mengadakan event semesteran dan Karvino terus berada didekat Bulan dengan sorot matanya yang mengawasi sekitar.

Namun sangat disayangkan, sebuah busur kecil bermata pisau sangat tajam melesat mengenai lengan Bulan sebelah kiri.

"Anjing! Gue kecolongan!" Geram Karvino menarik Bulan mendekat

"Vi, deketan sini! Jangan jauh-jauh!" Bisik Jefran yang sama paniknya.





Bersambung...

Karvino Laskara Mavendra as Karvi Laskar

Karvino Laskara Mavendra as Karvi Laskar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Intel Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang