sekolah baru?

2.9K 159 1
                                    

Di sebuah rumah yang terlihat sederhana, tertampak seorang lelaki manis sedang tertidur pulas dengan memakai sebuah piyama bermotif lucu.

Matahari sudah mulai terbit, alarm jam berbunyi dari sebuah meja kecil yang berada tepat disamping kasur lelaki manis itu. Jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat 10 menit.

Pintu kamar lelaki manis itu terbuka perlahan dan menampakkan seorang lelaki berbadan kekar yang terlihat seperti habis mandi.

Lelaki berbadan kekar tersebut menuju ke arah lelaki manis yang sedang tertidur pulas. Tangan kanan nya bergerak untuk mematikan alarm jam yang ada di sebuah meja dekat kasur lelaki manis itu.

Setelah mematikan alarm jam itu, lelaki berbadan kekar tersebut mendekati lelaki manis yang masih nyenyak tertidur. Tangan nya perlahan menyentuh pundak lelaki manis itu untuk membangunkan nya.

"Dek, bangun. Ini kan adalah hari pertama mu sekolah di sekolah barumu. Bangun dan cepat mandi, setelah itu turun ke bawah untuk sarapan. Aku akan membuat sarapan dan setelah itu berangkat bersama ku."

"Eunghh," lenguhan kecil dari lelaki manis.

Perlahan mata nya terbuka dan menunjukan warna mata netra biru sapphire yang sangat indah. Lelaki itu perlahan bangun dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya di tembok kasur. Sedikit demi sedikit, nyawa lelaki tersebut mulai kembali.

Setelah dirasa nyawa nya sudah kembali pulih, lelaki manis itu berjalan ke arah kamar mandi.

*10 menit kemudian*

Lelaki manis itu keluar dari kamar mandi dan menunju ke ruang ganti pakaian untuk memakai seragam sekolah yang kemarin dibelikan oleh abangnya.

"Nah, sudah. Aku harap, disekolah baruku, aku mendapatkan banyak teman," gumam nya setelah selesai memakai seragam.

Dia langsung turun kebawah dengan tas di tangan kanan nya, menuruni anak tangga dan berjalan kearah meja makan dimana sudah ada lelaki berbadan kekar yang tadi membangunkan lelaki manis itu.

"Kemarilah dan makanlah," ajak lelaki berbadan kekar itu.

Lelaki manis itu menuruti perkataan lelaki berbadan kekar itu, dia segera duduk di samping lelaki berbadan kekar itu dan menyantap makanan yang sudah disiapkan tersebut.

"Bang Liung, apakah abang sudah tau Ufan akan dimasukkan ke kelas mana?" tanya lelaki manis itu.

Ya, lelaki manis itu adalah Taufan dan lelaki berbadan kekar itu adalah Beliung, abangnya Taufan. Mereka hanya tinggal berdua, karena kedua orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan 5 tahun yang lalu.

"Sudah, Ufan. Kemarin abang sempat nanya ke guru yang biasa ngurus anak pindahan. Kamu bakal dimasukkan ke kelas XI MIPA 3, nanti abang temenin kamu ke ruang guru," jawab Beliung sambil tersenyum.

"Okeii, Ufan mengerti. Kelas abang XII MIPA 6 kan?"

"Iya, Ufan. Buruan abisin makannya, nanti abang tinggalin kalau lambat," goda Beliung sambil tersenyum usil ke adik kesayangannya.

Taufan mengembungkan pipi gemas nya, "ishhh, abang jahat. Nanti kalau Ufan ditinggalin, Ufan naik apa kesananya. Ufan lambat makan juga karena mulut Ufan penuh makanan dan susah mengunyah."

'Astaga ini beneran adek gua atau bukan sih, kenapa bisa bunda lahirin anak segemes ini,' batin Beliung.

"Itu derita mu dek, siapa suruh jadi omega gemes," jawab Beliung.

"Ufan udah kenyang, Ufan udahan ya bang makannya?"

Beliung tidak tahan dengan sifat Taufan yang gemes nya diluar prediksi bmkg. Dia mencubit pipi Taufan dengan lumayan kasar, hingga membuat sang pemilik pipi tersebut meringis sakit.

"Ishhh!" Taufan menatap Beliung dengan tajam, "abangg, sakitt tauu!"

"Sudahlah, ayoo berangkat ke sekolah. Kita akan terlambat jika terlalu lama disini, takut macet dijalan,"

"Ufann ke mobil duluan saja, abang akan nyusul. Abang harus mengambil tas abang di kamar terlebih dahulu."

Taufan hanya mengangguk paham tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Dia langsung bergegas keluar rumah dan berjalan ke arah garasi lalu ke arah mobil untuk pergi ke sekolah.

*5 menit kemudian*

Beliung keluar dari rumah dengan memakai jaket & tas yang biasa dia pakai, langsung berjalan menuju mobil yang sudah ada Taufan didalamnya.

Beliung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi mengemudi. "Sudah semua, kan? tidak ada yang ketinggalan kan, ufan?"

Taufan mengangguk, "sudah, bang. Tidak ada lagii yang ketinggalan kok."

"Baiklah, ayo berangkat," jawab Beliung.

.
.
*30 menit kemudian*
.
.

Mereka berdua sudah sampai di sekolah menengah atas pulau rintis atau SMA Pulau Rintis. Mereka turun dari mobil, Beliung mengajak Taufan ke kantin terlebih dahulu sebelum dia ke ruang guru.

"Kita ke kantin saja terlebih dahulu, ya? nanti 10 menit sebelum bel masuk sekolah, baru kita ke ruang guru," ucap Beliung ke arah Taufan, lalu hanya dibalas dengan anggukkan paham saja.

Nereka berdua tiba di kantin. Dari berapa banyak orang yang ada disana, Beliung hanya menuju ke arah beberapa orang yang ada di meja pojok kantin.

"Halo, bro. Kenalin ini Taufan adek kesayangan gua, yang sering gua ceritain ke lo pada."

Beliung memperkenalkan Taufan kepada mereka.

"Halo, Taufan. salken ya, nama gua, Fang," ucap Fang.

Solar memperkenalkan diri dengan amat pede. "Nama gua, Solar ganteng. Panggil aja Solar."

'Dah mulai dah tuh efek narsisnya,' batin Fang.

"Gua, Ice," ucap Ice singkat.

Beliung rasa seperti ada yang kurang dari geng mereka. Benar saja, ketua mereka tidak ada di antara mereka.

"Dimana dia?" tanya Beliung.

"Maksud lo si gledek merah itu?" tanya Fang memastikan.

"Iyaa, blm nyampe kah dia?"

'Gledek merah? kaya ga asing sama panggilan itu,' batin Taufan.

lelaki berbadan kekar tiba tiba saja datang dari arah Fang. "Sorry, gua telat dikit. kesiangan gua tadi."

Kaget, itulah yang Taufan rasakan sekarang saat melihat lelaki yang ada dihadapannya ini.

Taufan menganga tidak percaya melihat orang yang baru saja datang tadi.

'Diaa... diaa kan, Alinn. Sahabat kecil ku dulu,' batin Taufan.





























































"Alinnn?"

You are only Mine! - {halitau}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang