"Apanya yang aneh?" tanya Morgan sekali lagi.
"Ini loh..." Arina mendekat ke arah Morgan dan menaruh kembali file tadi ke atas meja kerja adiknya itu untuk memperlihatkan hasil penemuannya.
"Mana?" tanya Morgan.
"Ini loh Pak. Bahan- bahan ini setahu saya kita sudah tidak memakai bahan seperti ini di produk kita, tapi kok aneh laporan pembeliannya bisa sebanyak ini?" tanya Arina menunjukkan kejanggalan yang dia temukan di file yang sudah jelas berasal dari divisi keuangan dan logistik.
"Anda yakin?" tanya Morgan mulai merasa berdebar. Apa benar yang dikatakan Aaron ini pikirnya.
"Yakin Pak. Saya sendiri yang mendatangi lokasi produksi dan logistik dan saya yakin gudang kita tidak punya stock bahan jenis ini sebanyak itu" jawab Arina yakin. Tentu saja karena dia memang sering datang ke gudang logistik mereka dan tidak menemukan timbunan bahan yang tertulis disana sebanyak itu. Sudah barang tentu dengan proses produksi yang sering dia awasi sendiri.
Morgan tampak berpikir keras. Apa dia sudah kecolongan selama ini? Pikirnya.
Arina segera menghubungi seseorang masih dalam pengawasan mata Morgan.
"Mas Malik tolong minta data produksi kita selama 6 bulan terakhir ini dari kepala divisi. Saya tunggu secepatnya ya Mas"
Arina lantas kembali mematikan panggilannya dan fokus pada file- file sebelumnya.
"Tolong Bapak minta divisi logistik dan keuangan juga membawa laporannya. Kita bisa mencocokannya lewat itu" pinta Arina membuat Morgan sedikit kaget namun kemudian menuruti permintaan Arina dan segera menghubungi para sekretaris dari orang- orang bersangkutan.
***
Stefano hendak berjalan menuju salah satu meja kafetaria kantor ketika telinganya mendengar bisik- bisik dari para karyawan yang ada disana."Tahu gak sih? Hari ini Pak Morgan minta kepala divisi keuangan sama logistik buat kumpulin data selama enam bulan terakhir. Gak biasanya" bisik salah seorang karyawan wanita diantara 4 orang dimana terdapat 2 pria dan 2 wanita itu.
Stefano akhirnya memilih untuk duduk dibelakang meja mereka. Tampaknya ada hal yang tidak dia ketahui terjadi dikantor ini.
"Iya. Gue denger- denger sih ada inspeksi dadakan dari GM kita itu. Kayaknya ada sesuatu deh" jawab pria yang Stefano kenali bernama Bayu, dari divisi logistik.
"Ya gue sih gak aneh ya. Gue rasa emang ada maen antara Manager keuangan sama logistik. Loe tau kan mereka deket banget tuh selama ini. Gue rasa ada korupsi di perusahaan ini. Loe liat gaya mereka apalagi Manajer keuangan. Beuh... Jam tangan rolex njir. Ngakunya sih dikasih doi tapi setau gue dia pacaran ama karyawan biasa deh" balas satu pria lain yang sedikit kemayu.
"Kali dia punya gadun" sahut wanita yang lain yang sejak tadi hanya menjadi pendengar.
"Ya itu gadunnya si manajer logistik itu hahaha" ucap Bayu sambil tertawa membuat yang lain ikut terkikik.
Stefano terlihat berpikir setelah mendengar perkataan mereka. Sampai saat ini Morgan bahkan belum mengatakan apapun pada dirinya.
Dia bangkit berniat untuk segera menemui Morgan di kantor adiknya itu.
***
"Sialan" Morgan mengumpat setelah dirinya dan Arina dibantu Malik meneliti data- data dari file- file yang mereka kumpulkan dan terbukti terdapat beberapa kejanggalan di dalamnya dan itu dilakukan dengan rapi tanpa terlihat oleh Morgan selama ini."Salah gue juga gak teliti selama ini. Kok bisa gue sampe kebobolan gini sih?" gumam Morgan merasa sangat bodoh karena selama ini dia bahkan tidak menyadari kesalahan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
FanfictionArina terpaksa menyamar menjadi pria demi bisa mendapat pengakuan dari keluarga sang Ayah yang telah meninggalkan almarhumah sang ibu bahkan tak pernah mengetahui tentang keberadaannya. Akankah Arina mampu bertahan dan mendapatkan pengakuan dengan i...