SENTA 6

49 11 11
                                    

❃.✮:▹𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰◃:✮.❃

"Bu" Ucap rayyan membuat zoya tersentak kaget.

"Iya ada apa rayyan? " Tanya bu Ranti. Rayyan terlihat sangat menimang tawaran untuk menjadi duta setelah beberapa kali ia selalu menjadi duta di sekolahnya.

Rayyan menghela napas panjang sebelum akhirnya ia menjawab. "Saya setuju saja bu, siapa pun partner saya nanti, saya akan berusaha sebaik mungkin. Dan" Ucapan rayyan terhenti sambil melihat ke arah zoya maupun bu ranti.

"Dan apa ar?" Tanya bu ranti keheranan. "Gak jadi bu" Ucap rayyan dengan tertawa kecil. Bu ranti hanya geleng-geleng kepala saja. "Bagaimana dengan mu zoya?"

"Bu, tapi zoya gak pernah ikut ginian, terus nanti kalau zoya ngecewain semua nya gimana?" Ucap zoya dengan menunduk. "Semua perlu belajar, dan jadikan ini semua sebagai tantangan bukan halangan untuk menjadi siswa berpengalaman" Sahut rayyan tanpa melirik zoya.

Bu ranti yang mendengar ucapan rayyan tersenyum, baru pertama kali rayyan berucap seperti ini saat ada pemilihan partner untuk menjadi duta. "Betul ucapan rayyan, jadikan sebagai tantangan bukan halangan apalagi beban zoy".

Zoya menghela napas panjang, lalu ia mengangguk pasrah. " Huft, ya udah kalau gitu zoya setuju"

"Alhamdulillah terimakasih ya nak" Ucap bu ranti dengan senang.

"Kalau begitu pembinaan kalian berdua akan di mulai pada 2 hari lagi. Untuk waktunya di setiap istirahat pertama dan pulang sekolah" Jelas bu ranti. Zoya dan rayyan mengangguk paham

"Baik kalian bisa kembali kekelas untuk melanjutkan belajarnya" Ucap bu ranti. Setelah zoya dan rayyan berpamitan, mereka berdua keluar dari ruangan bu ranti dan berjalan ke kelas masing masing.

Namun, di tengah-tengah mereka berjalan untuk menuju kelas masing-masing. "Lo, adalah partner gue yang baru. Gue minta nomer lo. Di setiap bimbingan kadang guru guru pembina nggak bisa hadir dan itu gue harus gantikan mereka" Ucap rayyan dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan.

"Nomer?" Tanya zoya. Ia tak sengaja bertemu dengan tatapan rayyan yang sedang melihatnya  dengan tatapan yang dingin. Dengan cepat ia memberikan nomer nya kepada rayyan.

"Thanks, nanti gue buat grup biar informasi bisa gampang" Kata rayyan, setelah itu rayyan meninggalkan zoya yang masih mematung di tempat.

●○●○●○●○

Kini zoya, zarra, dan aila asik menikmati makanan di kantin. Mungkin yang sedang menikmati dan menghayati adalah zarra dan aila. Zoya sedari tadi hanya diam dan diam, pikirannya kini sangat berisik. Ia masih memikirkan tentang dirinya yang akan mendapatkan pengalaman baru sebagai seorang duta di sekolah.

"Zoy" Panggil aila. Namun tak ada sahutan dari sang pemilik nama.

"Zoy" Panggil zarra. Masih sama dengan posisi yang sama juga, zoya masih tak berkutik.

Brakk....

"ZOYA DERANDRA!" Teriak zarra dengan menggebrak meja kantin. Zoya tersentak kaget dan semua orang yang ada di kantin pun terkejut.

"Astaghfirullah" Ucap zoya sambil mengelus elus dada nya.

"Lo kenapa sih zoy? Kesel gue" Ucap zarra dengan kesal.

Senja Cinta Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang