25. Bye-bye Bagas

3.2K 348 5
                                    

Beberapa hari berlalu, Bagas tidak pernah datang atau menelepon sepertinya dia juga sedang menenangkan diri dari pelitnya masalah yang sedang dihadapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari berlalu, Bagas tidak pernah datang atau menelepon sepertinya dia juga sedang menenangkan diri dari pelitnya masalah yang sedang dihadapinya. Mentari sendiri juga mulai kembali seperti semula, banyak bicara jika sedang berdua dengan Mahi

Tibalah saat pembukaan kafe milik Abi, tentu saja Mahi di undang sebagai tamu spesial, dia sampai tidak membuka tokonya demi menghadiri acara kekasihnya itu.

Dengan gaun satin panjang berwarna hijau tosca bermotif bunga-bunga kecil, gadis itu tampak anggun dan sopan, dia hanya mengenakan make up tipis dan sengaja tidak memakai kaca matanya agar terlihat berbeda di mata Abi. Dia ingin kekasihnya itu tahu bahwa dirinya turut menghargai dan berbahagia atas usaha barunya.

Acara dimulai pukul sembilan pagi tapi Abi sudah menjemputnya jam delapan. Ketika mereka tiba di cafe, Mahi bisa melihat ada beberapa papan ucapan dan karangan bunga  yang berjejer rapi di depan pintu masuk. Beberapa tamu undangan juga sudah datang, namun tidak ada satupun yang gadis itu kenal kecuali Amanda.

"Mereka adalah temen-teman kuliahku dulu, ayo aku akan memperkenalkanmu" Abi menggandeng tangan Mahi dan membawanya ke meja panjang dimana terdapat hampir sepuluh orang pria wanita berpenampilan rapi dan casual. Mungkin mereka seperti Abi yang ijin setengah hari demi menghadiri acara ini.

Mereka menyambut Mahi dengan ramah dan mengajaknya berbincang hal-hal umum namun sesekali juga menggoda Abi yang terus setia menempeli kekasihnya. Ambar ada di antara mereka dan dia turut senang melihat cinta pertamanya kini menemukan tambatan hatinya.

Tidak lama kemudian tamu utama datang, anak-anak dari panti asuhan tempat Abi dan Amanda dulu di besarkan bersama seorang ustadz yang diminta untuk memimpin doa. Ibu Panti berhalangan hadir karena sedang kurang enak badan, tapi ada beberapa pengasuh yang turut serta untuk mendampingi anak-anak.

Acara dimulai dengan pemberian kata sambutan dari Abi dilanjutkan dengan doa. Semuanya berlangaung singkat kurang lebih 15 menit lalu di lanjutkan dengan makan bersama.

"Aku menyukai teman-teman Kakak, mereka tidak membuatku canggung" ungkap Mahi ketika Abi mengantarnya pulang sekalian ke kantornya.

"Teman-temanku itu sama seperti kita, perintis. Sekarang semuanya bisa di bilang sukses"

"Kalian hebat, mampu memperbaiki nasib dan menjadi lebih baik" puji Mahi kagum.

"Kau bahkan lebih hebat dari kami, pencapaianmu saat ini bahkan belum mampu kami raih saat seusiamu" Abi balas memuji dari hati, kegigihan Mahi adalah salah satu hal yang membuatnya tertarik pada gadis itu.

"Aku sudah berbicara dengan pemilik rumah yang akan kau tempati, kalian bisa masuk kapan saja, urusan sewanya sudah aku selesaikan, kau bisa mencicilnya padaku tiap bulan" ucapnya lagi. Dia tahu Mahi tidak akan mau menerima kebaikannya secara cuma-cuma.

"Terima kasih Kak, aku akan bicara dulu dan pamit baik-baik dengan Kak Bagas, aku akan segera memberi tahu Kakak bagitu kami siap pindah"

"Baiklah, hati-hati saat berbicara dengannya nanti, cari tempat umum dan jangan malam hari, kita tidak tahu emosinya akan seperti apa" peringat Abi cemas namun dia yakin Mahi mampu memyelesaikan masalahnya.

Langsing is My Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang