Arina menekan tombol pintu salah satu apartemen. Anji yang disampingnya merasa kebingunangan, kalau ini apartemen Arina kenapa harus repot-repot menekan tombol.
Anji yang sempat ingin bertanya digagalkan dengam kehadiran seorang laki-laki dihadapan mereka membuka pintu."Ngapain si rin mencetin tombol, biasanya lo juga tinggal mas..uk" Gerutu laki-laki yang bernama Aldi menggantung setelah melihat bukan hanya Arina yang menunggu didepan pintu.
"Nih titipanya, lain kali beli sendiri" Arina menyerahkan reffil vape ke Aldi dengan wajah yang masih marah.
"Oiya thanks rin" Aldi yang sungkan menerima dengan sedikit melirik Anji.
"Eh btw dia siapa? Abang kamu?" Pertanyaan kepo Aldi akhirnya keluar juga.
"Bukan , dia temennya kak Hera." Arina melirik ke Anji dengan bingung entah apa yang harus dijelaskan.
"Kenalin saya Anji" Tangan Anji sopan mengajak Aldi bersalaman.
"Saya Aldi bang" Aldi yang canggung hanya bisa meringis tanpa ingin melanjutkan obrolan dengan Anji.
"Kalian mau masuk mampir dulu bentar?" Basa basi Aldi, sebenarnya dia tidak ingin diganggu karena sekarang sedang asik main game.
"Ngga, aku cape mau pulang bye " Jawab Arina yang langsung meninggalkan Aldi dan Anji yang masih saling berhadapan. Anji senyum ramah sopan pergi mengejar Arina.
"Ini apartemen aku mas, aku sudah sampe makasih sudah nganterin" Sebenarnya Arina sedikit tidak rela jika harus berpisah lagi dengan Anji sejak 5 bulan lamanya dia kabur.
"Ya udah mas pulang, hati-hati disini. Jangan terlalu friendly sama lawan jenis. Kalau mas hubungi tolong dijawab kalau kamu ga sibuk. Nomer kamu masih yang itu kan? " Pertanyaan panjang Anji terasa seperti sindiran karena Arina berusaha keras untuk menghindari komunikasi dengan Anji.
"Masih mas" Jawaban singkat Arina sungguh tidak memuaskan untuk pertanyaan panjang Anji.
"Mas pulang dulu" Anji perlahan menghilang dari pandangan Arina yang telah berbelok dilorong apartemen.
Arina yang masuk masih berdiam diri dibalik pintu. Hatinya bertanya-tanya apa keputusanya tepat, merelakan perpisahannya dengan Anji untuk kedua kalinya. Bahkan dia belum sempat bertanya alasan apa yang membuat dia bertemu lagi dengan Anji. Rasanya saat ini seperti mimpi dengan sad ending seperti kenyataan.
Pagi hari menyapa Arina bersiap menuju kantornya. Kedua tanganya sibuk dengan roti dan Hpnya.
"Kalau makan sambil duduk Na" Suara familiar mengagetkan Arina.
"Mas Anji, ngga sempet mas aku telat!" Arina tidak bisa meladeni lebih lama sapaan Anji yang entah darimana sudah ada disampingnya mengikuti langkah kakinya.
"Ehh mas, ngapain sih tarik-tarik. Aku telat lho ini" Berontak Arina yang lenganya sudah ditarik menuju sebuah mobil.
"Masuk" Titah Anji yang membukakan pintu mobilnya. Arina yang bingung hanya pasrah seperti terhipnotis dengan perintah Anji.
"Kantor kamu dimana?" Pertanyaan Anji menyadarkan Arina yang tengah bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
"Disini mas" Jawab Arina menyodorkan alamat lewat hpnya.
Anji bergegas menyetel google mapsnya menuju kantor Arina. Setelah itu dengan tanpa izin Anji memasangkan seat bealt Arina karena kedua tanganya masih sibuk dengan roti dan Hp nya. Jantung Arina berdetak lebih cepat dari biasanya, pipinya yang hampir merah dia palingkan agar tidak berpapasan langsung dengan wajah Anji.
"Kamu apa kabar Na?" Keheningan perjalanan akhirnya terpecahkan dengan kalimat pertanyaan yang sudah Anji simpan lama.
"Baik mas" Jawab Arina singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
RomanceMenyukai seseorang yang berbeda usia jauh bukanlah hal yang mudah. Apalagi orang tersebut sangatlah baik ramah, humble, dan juga sangat membantu dalam hidupnya. Lebih baik menyukai seseorang yang jahat yang tidak baik kepadanya agar dapat melupaka...