Bab 1 : "Asal Mula Laut itu Terbentuk"

2 0 0
                                    

Seperti hal yang pada umumnya orang selalu bilang

"Hati-hati ketika bermain di laut orang lain, ketika kamu mulai menyelami lautnya dan sadar bahwa lautnya tidak berujung dan hanyut seketika, makan akan sulit menemukan sinar mataharimu kembali" aku sudah hanyut dan sudah tidak menemukan sinar matahariku kembali.


Pagi ini aku mengayuh pedal sepedah ku untuk berangkat kesekolah tempat dimana aku menghabiskan waktu dari pahi ke sore untuk sebuah upah menyambung kehidupan.

Karena Pak Samad menyuruh kami semua berkumpul di ruang guru untuk mengadakan rapat dan perkenalan dua Adam yang telah dipilih Komite untuk menggantikan salah guru yang pensiun dan staf tambahan.

Beliau adalah Kepala sekolah di tempat ku bekerja, dan aku adalah seorang guru disekolah tersebut.

Sekolahnya tidak begitu besar, namun sekolah ini ada di penghujung jalan dekat dengan sebuah laut yang indah membentang.

Setelah sampai, aku melihat ruang guru sudah ter-isi oleh rekan-rekanku yang lain, tentu saja dua anak baru itu.

Tok tok..

Suara dengan note rendah yang aku buat dari kepalan tanganku yang mengetuk sebuah pintu kayu mengheningkan suara yang berada di dalamnya.

"Selamat pagi, mohon maaf apakah sanka terlambat?" Ucapku sambil membuka pintu kayu yang ku ketuk.

"Eh mba sanka, tidak kok. Ini baru akan dimulai" Ucap pak samat dengan gerakan tangannya yang mengisyaratkan ku untuk masuk.

"Baik pak" Aku berjalan melewati dua anak Adam yang akan di-perkenalkan oleh pak Samad sebagai kepala sekolah. Mataku bertemu dengan salah satu mata indah, pandangannya yang semu membuatku penasaran dengannya. Kemeja putih dan hitam itu sangat cocok untuknya. Kesannya sangat lawas dan.. tampan.

Setelah aku duduk, mataku masih memperhatikan sosok itu. Sosok sempurna yang mungkin diciptakan tuhan untuk ku kagumi. Rambut dengan potongan sederhana dengan senyum yang ia ukir sebagai kesan ramahnya. Aduh sanka, udah dong!!.

"Selamat pagi bapak dan ibu guru sekalian, sebenarnya saya mengumpulkan kalian bukan untuk rapat hehe.. sepertinya Pak Didi salah faham dengan omongan saya"

Pak Samad membuka obrolannya sambil memijat ibu jarinya, mungkin karena merasa tidak enak pada kami.

"Iya pak nda apa kok, wong udah terlanjur jugaa hehe" Ucap Buk Destri sambil menepuk bahu Buk Sulis yang berada di sampingnya

"Aduh buk, kok aku yang di gebuk e" Ucap Bu Sulis.

Para guru dan staf hanya terkekeh ketika melihat tingkah Bu destri dan Bu sulis.

"Maaf pak, boleh langsung disingkat saja? Saya harus masuk ke kelas untuk KBM" Cela salah satu guru disana.

"Nggeh bu. Baiklah sebelumnya terimakasih sudah menyempatkan waktu kalian untuk rapat ini.. Kedua anak muda ini adalah anak-anak berbakat yang akan menggantikan Buk Sulastri yang akan pensiun, dan yang satunya adalah akan menjadi teman pak Hanis sebagai Staf TU

Boleh mas-mas sekalian, perkenalannya" Kata pak samad sambil menunjuk Kedua anak muda tersebut.

"Baik sebelumnya perkenalkan nama saya Abiru Gamara Dharma, Rekan sekalian bisa memanggil saya Abi atau Abiru" Ucap sosok pria yang akan aku kagumi detik ini. Mulai detik ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas biru dan LautnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang