02

977 114 24
                                    

CW: content of sexFeel free to ask for the typo(s) Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW: content of sex
Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading!

CW: content of sexFeel free to ask for the typo(s) Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✧✧✧

Wang Yibo benar-benar datang, sepatunya sudah menapaki separuh dari marmer lobby hotel. Meskipun dia sudah tidak keras, tapi rasa penasarannya begitu menggebu. Entah apa yang mendasari, Yibo hanya tahu bahwa dia ingin melihat orang yang mengiriminya pesan secara nyata.

Ada pesona tersendiri yang menjerat Yibo, memberi makan egonya dengan sangat baik sehingga dia bersedia untuk membuang-buang waktu. Yibo bisa saja memaksa Lusi, seperti beberapa kali lalu. Tapi, dia tidak melakukannya, justru memilih untuk mengendarai mobil selama kurang lebih dua puluh menit sebelum akhirnya menyusuri koridor panjang lantai lima belas.

Hotel ini berada di pusat kota, cukup jauh baginya untuk kemari dengan lalu lintas yang padat. Namun, fakta bahwa Beijing Resicende adalah penginapan berbintang, Yibo total penasaran dengan orang di balik kamar 302 itu.

Oksigen Yibo hirup dengan rakus. Dia sudah berdiri di depan pintu, hanya berdiam diri tidak bermaksud mengetuk. Pertimbangannya masih belum yakin, namun tatkala pintu besar itu terbuka, kelopak Yibo terbuka sepenuhnya.

Sorot mata mereka bertemu, saling memandang melalui netra di balik bulu mata yang sama-sama lentik. Yibo seketika menyadari, bahwa belum pernah ada manik sebulat purnama yang pernah dia pandang.

You’re eyes are beautiful.”

Secara tidak sadar, pujian itu Yibo layangkan. Manik pria itu bulat dan besar, ada lipatan kecil diujung kelopak yang tidak membuatnya sipit. Dia terlihat begitu jernih, serupa aliran dari sumber mata air. Bulu matanya panjang, menambah kesan elok yang Yibo tangkap melalui netra.

Beberapa waktu kemudian, manik itu mengedip, disusul oleh lengkungan yang menarik ketika sang empu tersenyum. Dan Yibo bersumpah bahwa gambaran kerlap-kerlip pada bola mata pria di depannya adalah manifestasi dari galaksi bima sakti yang selalu diagungkan.

“Aku tahu.”

Jawabannya tidak panjang, tapi berhasil membuat Yibo mengangkat alisnya sekejap. Pria itu mengakui, dan guratan senyum halus tidak bisa Yibo sembunyikan atas rasa kagum pada kepercayaan diri itu.

Redamancy ✧ YiZhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang