TOO LATE (NIKSUN)

1.2K 70 9
                                    

Warning
Harsh words, dirty talk, long naration.

✒️_________________________________________________



Past Day.

Riki POV

Entah sejak kapan perasaan ini muncul. Aku tahu ini sudah salah sejak awal, tapi aku tidak bisa berhenti.

Ini berawal saat aku masih duduk di sekolah menengah atas. Karena pekerjaan ayahku, akhirnya mau tidak mau aku harus ikut pindah dari Seoul ke Pohang, Gyeongsang. Aku harus meninggalkan hingar bingar kota modern ke daerah yang sedikit... errr... kuno? Yang benar saja.

Intinya, aku tidak menyukai ini. Awalnya aku bersikeras untuk tetap tinggal sendiri di Seoul, tetapi ayahku tidak mengijinkanku. Sial! Jangan-jangan beliau tahu aku suka mabuk-mabuk?

Lebih sialnya lagi, hari pertama masuk sekolah aku sudah terlambat. Aku pikir sekolah dipinggiran kota itu kecil dan jelek, ternyata sekolah ini besar juga. Tidak kalah dengan sekolahku di Seoul.

Oke lupakan. Aku harus bertanya pada siapa di koridor sepi ini? Aku melirik kanan dan kiri, celingukan seperti maling, sampai ada yang menepuk punggungku.

Aku pun menoleh.

"Sedang cari apa?" tanyanya.

Dan bodohnya aku hanya terdiam. Ah, mungkin mulutku ikut menganga. Sungguh, aku ingin hilang dari muka bumi ini! Baru hari pertama saja sudah memalukan. Pasti mukaku terlihat seperti orang idiot kan?

"Kau murid baru ya?" tanyanya lagi.

"A-ah ya," jawabku sedikit tergagap.

Sungguh, aku bukanlah lelaki cupu. Tapi entah mengapa dihadapannya aku malah terlihat seperti orang bodoh.

Dia... hmmm... bagaimana harus kubilang? Dia sangat cantik.

Iya. Cantik.

Padahal aku tau dia lelaki dilihat dari seragamnya. Dan suaranya pun lembut. Ah, aku jadi tidak sabar mendengar dia mendesah dalam kungkunganku.

Astaga, apa yang kupikirkan! DASAR MESUM! Dia laki-laki! Namja! Kau gila Riki!

"Halooo..." sapanya menyadarkanku sambil menggerak-gerakannya tangannya di depan wajahku. "Kau mendengarkanku tidak?"

"Ah, maaf. Tadi apa?"

"Ayo aku antar ke ruang guru. Kebetulan aku juga akan pergi ke sana."

Aku pun mengangguk setuju. lalu mengekorinya dari belakang. Tidak ada percakapan sepanjang kami berjalan ke ruang guru. Jujur saja, aku bukan tipe yang memulai percakapan lebih dulu. Hmmm bisa dibilang I'm slightly introvert.

"Kau kelas berapa?" tanyanya memecah keheningan.

"Kelas 10."

"Ah~ adik kelas rupanya..." Dia mengangguk-angguk mengerti, lalu tersenyum memamerkan eye smilenya yang indah. "Kau tinggi. Aku pikir kau seangkatan denganku."

Aku tersenyum kikuk.

"Namamu siapa? Aku Sunoo. Kim Sunoo." ia mengulurkan tangannya. "Kelas 12-2."

"Nishimura Riki." aku menyambut uluran tangannya.

"Baiklah. ini ruang guru. Kau bisa pergi ke arah sudut sana. Itu ruang wali kelas untuk kelas 10."

"Terima kasih."

Dia tersenyum kembali. "Jika kau membutuhkan sesuatu, jangan sungkan minta tolong kepadaku."

Aku hanya menunduk singkat.

Sunoophile | Sunoo CentricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang