3

93 17 0
                                    

Tidak ada kekacauan antara hubungan kita Hanindya, hanya aku yang bersalah dalam hal ini.
demi Tuhan, Maafkan aku Hanindya

2 Tahun telah berlalu tanpa adanya kesedihan, kekacauan dalam hubungan mereka dan yang terlihat hanyalah kebahagiaan dan kesenangan, sebelum akhirnya Travis dan teman-temannya ikut masuk mengacaukan dan mengusik hubungan mereka.

Mahesa akhir-akhir ini lebih menyukai balapan dan menghiraukan perkataan Hanindya.

Tangisan terus menerus keluar dari mata Hanindya, rindu akan sang kekasih.

Mahesa memperjuangkan, melawan semuanya yang ingin mengambil sang kekasih darinya, Mahesa selalu merintih kesakitan melawan segala ancaman yang seharusnya sebagai seorang wanita, dia tidak pantas mendapatkannya.

Mahesa mengendarakan motornya dengan laju sehingga dapat menyusul Travis yang berbuat curang kepada Mahesa

“Brengsek lo Travis, bajingan kayak lo ga akan bisa lepas dari gue”

Motor Mahesa di tendang oleh Travis sehingga kehilangan keseimbangan, namun tentu saja ini adalah seorang Mahesa yang dapat menstabilkan motornya dengan cepat.

“Curang lo brengsek”

Travis dan teman temannya saling mendorong, menendang motor Mahesa sehingga Mahesa terjatuh dari motornya

Travis tertawa kecil

“Mahesa, lo itu cuman kuman yang selalu nempel ke Hanin kemanapun Hanin pergi ”

“Lo sadar ga sih? lo yang udah buat Kaharin gaada LO GA PERNAH TAU RASANYA KEHILANGAN ADEK YANG LO SAYANGI DAN SEKARANG LO REBUT HANINDYA DARI GUE? Lo itu pembunuh.” Travis menendang kaki Mahesa kemudian pergi dari tempat itu

Mahesa bangkit lalu menjalankan kembali motornya sembari terbayang-bayang akan ucapan dari Travis

“Lo itu pembunuh”

“Lo itu pembunuh”

“Pembunuh”

“Pembunuh”

Mahesa kembali ke rumah yang ia tinggali sendirian tanpa kedua orang tuanya, Mahesa menunduk kemudian mendengar suara bising dari dapur

“Darimana? balapan lagi?”

Suara gadis yang ia kenal

Hanindya.

Hanindya membawakan P3K dan teh kemudian menyimpannya di meja

“Travis apain kamu lagi?”

“Mukul dan ngatain aku pembunuh”
“Aku pembunuh..”

“Jangan nyalahin diri kamu terus Mahesa..” Hanindya membersihkan luka di kaki Mahesa.

Hanindya mengusap kepala Mahesa lalu menciumnya

“Kamu bukan pembunuh sayang..”

“Travis mau kamu Hanin, aku takut kamu nantinya akan luluh sama dia”

“Aku gabisa janji ke kamu Mahesa, maaf”
“Aku juga takut kalau nantinya tanpa sadar hatiku ini malah luluh sama dia, tapi kuharap jangan..”

Mahesa menundukkan kepalanya

“Tentu saja Han, kamu juga akhir-akhir ini lagi sering pulang bareng dia, pergi bareng dia kan?”

“Aku bingung Mahesa, gaada yang jemput aku.. termasuk kamu”

“Aku ditumpangin sama Travis dan dia ngajak aku buat bertemu Kaharin” Ucap Hanindya

“Padahal Kaharin nitipin kamu ke aku bukan ke kakak dia yang itu”

“Aku ga pernag bener ngejaga kamu Hanin, maaf kalau aku lalai”

“Stt udah ya jangan di bahas, mending sekarang kamu tidur dan istirahat aku udah izin ke bunda buat nginep di rumah kamu” Ucap Hanindya.

Mahesa mengangguk lemas lalu berjalan ke kamarnya ditemani oleh Hanindya yang ikut bersamanya.

“Selamat malam Hanindya..”

“Selamat malam Mahesa, tidur yang nyenyak ya sayang”

Hanindya menangis ketika melihat wajah Mahesa yang terlihat kelelahan dan merasakan bahwa akan ada hal buruk yang menimpa antara dia ataupun Mahesa

“Tolong jangan pisahkan antara aku dan Mahesa Tuhan..”

“Jika kami memang harus berpisah, pisahlah dengan baik baik bukan dalam keadaan yang buruk”

Kemudian Hanindya pun ikut tertidur di samping Mahesa.

Selamat Malam untuk mu Hanindya Felisha dan Mahesa Kahima














TBC

SENANDIKA; Bbangsaz (DITAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang