8▪︎ The Last Piece (pt.2)

150 29 7
                                    

POV Winziel Raegan

Pagi ini agak dingin tapi aku tidak memakai jaket atau sweater, seakan tidak peduli dengan hawa dingin menusuk ke kulitku yang mulai berwarna seperti sawo karena tidak memakai sun protection 1 bulan ini di Indonesia. Aku duduk diujung meja disebuah cafe di tengah kota Jakarta, kembali membaca semua entry blog yang sudah 2 hari ini ku baca berulang kali. Berharap ada sedikit saja clue lain yang mungkin kulewatkan, lagian setelah 1 bulan aku memaikan game yang Kiera buat dan aku semakin pandai menemukan semua jawabannya.

Aku menyeruput long shot coffee, tidak peduli lambungku sudah menjerit kesakitan karena tidak diberi makan sebelum meminum cairan pahit ini. "udah cukup" aku menggerutu kesal saat Ryuka mengambil gelas kopi ku dengan paksa dari tanganku. "i was this close Ryu, she was there all along dan gua gak tau!" aku sedikit berteriak frustasi, menjambak rambutku dengan sedikit kesal. Hal ini mengundang banyak pertanyaan dari beberapa pengunjung cafe, memandangku seperti aku baru saja dicampakan atau apalah yang ada di pikiran mereka.

Can they mind their own bussiness?

of course not.

"Buddy, i know. tapi gak gini juga.. ga bisa langsung pergi ke Bali tanpa tau dia dimana? kalau udah sampe Bali lu mau kemana? lu tau dia dimana??" Ryuka memberiku sedikit toyoran di kening seakan hal itu bisa membuat kegilaan diotakku hilang dalam sekejap. "Terus gua harus apa? ini di-entry terakhirnya dia bilang dia kerja di Hospitality? perhaps hotel?" aku menimang-nimang semua kemungkinan diotakku, hospitality itu sangat besar tidak hanya hotel, bisa juga travel, restaurant atau hal-hal yang menyangkut rekreasi. Lebih parahnya lagi di kota Bali, ada hampir beratus juta pekerjaan hospitality disana. Aku harus memulai dari mana?

Aku menutup mataku dengan kasar, semua hal ini tidak akan ada habisnya. Ryuka pun menepuk pundakku " i have the best idea for you buddy, dunia itu makin canggih. How about kita cari dari IP address dia dari blog dia? we can start from there right?" dengan perlahan senyumku merekah, that's a brilliant idea!

"Coming from you Ryuka? i'm kinda surprise. But damn i could kiss you right now! Thank you!" Ryuka melihatku dengan penuh kebencian, seperti fakta bahwa aku baru sadar bahwa dirinya sangat pintar. "Lu lupa ya gua masuk univ di Italy dengan undangan scholarship?" aku hanya tertawa kecil tidak menggubris tantrum Ryuka, aku menghela nafas merasa lebih lega karena peluangku bertemu dengan Kiera semakin besar.

I will find you,

and i will fight for you.

****

Gigi sekarang mengetik beberapa kode di komputernya, dengan rambutnya yang terikat kebelakang. Selain diriku Gigi juga merasa berhak mencari tahu dimana keberadaan sobat kampusnya itu. setelah aku menemukan diary blog Kiera, aku pun langsung memberikan akses kepada Gigi. membaca semua entry sahabatnya itu Gigi sempat menangis, merasakan rasa bersalah yang besar. bagaimana tidak? selama ini Gigi berpikir Kiera sudah tidak ingin berteman dengan kita dan pergi saja.

"Wait berapa lama lu kerja ginian Gi?" Ryuka mulai membuka obrolan, Gigi hanya melihatnya sekilas dan berkata "1 bulanan, hobby aja. Kadang kerja di kantor bisa bikin pusing" ya Gigi pekerja kantoran, lebih seperti atasan Art Director untuk salah satu studio besar di Indonesia. "Yep, si super sibuk yang ga pernah ada di rumah" kata Yeji yang entah dari kapan masuk ke ruang tamu dimana sekarang kita berada.

"That's great, kita ga perlu cari orang luar buat bisa dapetin IP Address Kiera" aku berkata sambil menyeruput kopiku yang ke 2 di pagi hari ini. Tak berapa lama Yeji mengungkapkan pertanyaan yang paling menyakitkan, terutama untuk diriku dan Gigi "Kenapa Kiera ga kasih tau kalian ya tentang ayahnya?"

"Tipikal Kiera, mau selesain sendiri" kata Gigi yang matanya masih terpaku di laptopnya. "Selalu cari jalan extreme, absurd dan bodoh" tambahku yang akhirnya membuahi tawa dari Gigi dan Ryuka. "Inget ga saat dia corat coret wall climbing anak pecinta alam?" Aku bertanya ke Gigi.

"Jelas lah, dia ngajak gua tau. Tapi gua ga mau kena SP lagi. Bisa ga lulus gua hahaha" tawa ku terdengar renyah, Kiera selalu memberikan kesan anak muda yang reckless. Tapi dibalik semuanya dia punya alasan, tidak hanya sekedar melakukan hal-hal bodoh saja. "She sound like a cool human" Ryuka menimpal obrolan kita, membuat aku dan Gigi tersenyum sendu.

"Yeah she is"

Jawabku sambil mengetukkan jariku di gelas kopiku. Aku sungguh berharap aku akan bertemu dengannya lagi, aku harap dia sudah menemukan kebahagiannya yang dia tidak bisa dapatkan dulu.

***

Setelah 5 jam berkutit dengan kode yang tak kumengerti sama sekali, Gigi berhasil mendapatkan IP Address dari blog tersebut. " YES FINALLY! I found it! Dia di daerah Ubud" Gigi setengah berteriak membuatku terbangun kaget, ya.. aku sampai tidur siang di meja makan menunggu Gigi menyelesaikan tugasnya.

"Ubud? Are you sure?" Aku mencoba membaca hasil coding Gigi dengan sedikit menyipitkan mata karena nyawaku belum terkumpul dengan sempurna. "Iya, gua udah search 5 kali dan yap semuanya ngarah ke ubud" aku tersenyum lebar, aku berhasil menemukan dia. Tinggal satu masalah penting lainnya, Ubud luas dan dimana dia berada sekarang.

Tak berapa lama mendengar suara kericuhan Ryuka muncul "kalian udah dapet tempatnya??" Aku mengangguk dan menunjukkan hasil coding Gigi. "OMG, Gigi you actually have talent for this" Gigi hanya tertawa remeh.. "iya lagi, apa resign aja ya terus jadi hacker?" Aku dan Ryuka pun tertawa kecil, diriku jadi lebih mudah tertawa setelah mendengar berita ini.

"Ryuka beliin gua tiket ke Bali buat besok" aku sudah memantapkan langkahku. "Loh terus lu nyari dia di ubud gimana?" Ryuka dan Gigi melihatku dengan penasaran, "i have my way, don't worry.."

Aku tau kemana lagi tempat yang harus aku tuju. Ya.. cuma orang itu yang tau dimana Kiera berada..





My Muse And Her Mystery - Jiminjeong/ WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang