"Saya tak ingin dicintai, bukan karna tak ingin. Namun karena iri."
-Azzah NozMalam ini dengan mengendap-endap Angga pergi ke kamar adik kembarnya, Andre. Ditangannya membawa senter kecil sebagai penerangan dan beberapa jenis makanan yang dibungkus rapi menggunakan kertas nasi dan dimasukkan ke dalam kresek hitam. Angga berjalan dengan hati-hati melewati lorong-lorong vila yang terasa begitu dingin, gelap, dan lembab.
Tok.. tok.. tok..
"Re! Ini Angga!" Ucap Angga dengan nafas yang terengah juga peluh yang membasahi tubuhnya.
Srek..
"Angga? Ngapain disini! Cepet masuk!" Tanpa aba-aba Andre menarik Angga masuk ke kamarnya.
"Hosh ... Hosh ... Ini makanan, kata bang Dimas kamu belum makan."
Andre menggelengkan kepalanya, "Ngerepotin banget sih. Kalo ketahuan bapak gimana?" Dan ... Hening.
Tak kunjung mendapat jawaban dari kakak kembarnya itu, Andre kembali berucap, "Angga ih! Jawab!" Andre sedikit mengguncang tubuh Angga yang kepalanya tertumpu pada lutut.
Andre berdiri dan menyalakan lampu, betapa terkejutnya dia. Melihat wajah Angga yang babak belur seolah dipukul tanpa perlawanan, sedangkan kaos putih itu terobek-robek dengan bercak darah yang membasahinya.
"Ga! Badan kamu kenapa!?" Andre mengambil mangkuk dan disisi air hangat dari dispenser. Ia mengambil kaos biru tipis dari lemari dan kembali menghampiri Angga yang terdiam.
Angga menatap Andre dengan mata nanar, lalu berbisik, "Bapak ... bapak udah gila, Re. Dia ... dia mau jual kita ke sindikat perdagangan manusia."
Andre terkejut mendengar pengakuan Angga, "Apa? Maksud kamu bapak mau menjual kita? Jangan ngelantur kamu, Ga! Kita ini Bukan barang!" Andre berkata dengan tegas seraya membersihkan luka ditubuh Andre dengan kaos biru yang basah oleh air hangat.
Angga menggeleng lemah, "Aku gak ngelantur, Re. Aku dengar sendiri dari teleponnya. Dia bilang kita berdua bakal dibawa ke Malaysia besok pagi. Dia janjiin kita bakal jadi pekerja keras di sana. Dia bilang kita nggak ada gunanya di sini. Dia ... bilang kita cuma beban buat dia. Aku juga udah video in, walau bukan dari awal."
Andre tidak percaya, "Itu nggak mungkin, Gaa. Kamu pasti bohong. Bapak nggak mungkin ngelakuin itu. Bapak kan sayang sama kita. Bapak nggak bakal ninggalin kita."
Angga mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. "Ini buktinya re!"
Angga menekan tombol play, dan terlihat video bapaknya yang sedang menelpon seseorang, "Yes sir, these boys are brave men. They will work hard, as long as they are fed... That's enough."
["Iya pak, anak-anak ini adalah laki-laki yang gagah. Mereka akan bekerja keras, asalkan diberi makan... Sudah cukup."]
Bapak langsung tertawa keras, "Hahaha! Don't worry sir, these children have beautiful faces. They are also virgins, guaranteed pleasure to be raped. Moreover, his younger brother is plump and innocent. Hah? Her brother is also plump, just a bit stubborn. Yes! That! Your type, right?"
["Hahaha! Jangan khawatir Pak, anak-anak ini parasnya cantik. Mereka juga masih perawan, dijamin nikmat untuk digagahi. Apalagi adeknya, montok-Montok lugu. Hah? Kakaknya juga montok, cuma agak keras kepala. Iya! Itu! Tipe anda sekali, kan?"]
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Gabriel Von Hundberd || TRANSMIGRASI || Crt Ke 1 || HIATUS
Roman pour AdolescentsDijadikan bungsu kesayangan ✖️ Dijadikan Ibu dadakan ✔️ [OPEN SEASON 2!] [Oh, alur cerita ini begitu lambat ... Dan kisah di mulai pada bab 3, bab 1-2 masih terbilang kisah anak kecil yaitu Angga. Kalian bisa langsung baca 2 Chapter sebelum Bab 3 {M...