[UPDATE SESUAI TARGET!]
.
"Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin.
*****
Hidup seorang ketua genk motor yang diidolakan banyak gadis, tak semulus kelihatannya. Sifat dingin dan cuek Erwin bukan tanpa alasan, ada ban...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tari dan Candra baru saja bertengkar hebat ketika Erwin datang dengan Thalita. Suara motornya yang menghentikan Tari mengumpati suaminya.
"Aku dijebak, Ma, kamu harus percaya, aku mohon," pinta Candra sampai berlutut di hadapan Tari. Wajahnya sangat pucat.
"Erwin pulang," kata Tari dengan dingin. Dia menghapus air matanya, segera mengondisikan ekspresinya seraya beranjak ke ruang tamu.
"Ma, tolong jangan beritahu Erwin." Candra panik, dia mengejar Tari yang acuh.
Pintu terbuka, Tari mengalihkan perhatian pada Thalita sepenuhnya.
"Sayang, kamu dari mana aja?" Tari menarik tubuh Thalita dan langsung dipeluknya. Perempuan itu masih mengenakan jaket Erwin. "Kamu baik-baik aja, kan?"
Thalita tersenyum, lalu menjawab, "Baik kok, Ma."
"Papa kenapa?" Erwin bertanya ketika melihat wajah panik Candra.
Candra berusaha mengondisikan ekspresinya, berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Erwin.
"Kami habis bertengkar," sahut Tari. Candra langsung pucat. Hingga Tari melanjutkan, "Papa kamu menghilangkan remot AC kamar, wajar dong Mama marah?"
Candra lega, sedangkan Erwin mengangguk saja. Itu bukan masalah besar baginya.
"Mama gak apa-apa?" Thalita bertanya karena melihat mata Tari yang sembab. Logikanya, kehilangan remot AC tak mungkin membuat seseorang menangis. Apalagi mereka hidup serba berkecukupan, beli AC baru juga bisa.
"Gak apa-apa," jawab Tari bohong. Dia beralih memandang Erwin, "Win, ajak Thalita ke kamar, kalian mandi lalu tidur, udah malam."
***
"Kayaknya ada yang gak beres sama Mama," kata Thalita ketika menutup pintu kamar usai Erwin masuk.
"Mereka cuma berantem karena hal kecil," balas Erwin santai.