20

3.6K 182 15
                                    

Harap-harap bijak dalam menanggapi cerita

Jangan lupakan follow + vote, buat support. Komennya ditunggu!🐱. Sorry lama menghilang 😋

***

"Buna, Haya kangen Yayah,"  bisikan lirih itu membuat gerakan tangan Aya terhenti. Gejolak aneh memenuhi dada, seakan perasaan rindu yang dimiliki Haya dapat dia rasakan juga.

Namun, lagi-lagi ia harus menghilangkan semuanya. Haekal mungkin sudah menikah dan bahagia bersama kekasihnya dulu, Aya tidak ingin terlalu berharap lebih pada pria tersebut. Tapi tetap saja, hatinya tidak bisa bohong.

"Yayah masih kerja diluar negeri sayang, jadi kita di sini sama oma dan opah dulu aja ya?", dustanya.

"Hm, Haya sayang Buna Yayah." Setelah mengatakan itu, Haya langsung menutup mata. Dia tertidur dalam dekapan hangat sang bunda, tanpa tau kalau Aya tengah menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi sayang.

Semuanya benar-benar diluar kendali, tanpa di undang isakan dan air mata itu kembali turun. Rasa sesak memenuhi dada, seakan paru-paru tak lagi berfungsi, bibirnya bergetar.

"Maafin Buna sayang."

Selama hampir 5 tahun ini hidupnya tampak begitu menyedihkan, bekerja dari pagi sampai malam meninggalkan sang anak dengan ibunda dan ayahnya di rumah, terkadang dirinya jadi tidak ada waktu lebih untuk bersama sang anak ataupun sekedar membelikan mainan untuknya.

Rasanya Aya sangat malu dan bersalah.

"Maaf, maafin Buna sayang. Maaf buat semuanya," lirih laki-laki cantik itu menghapus air mata.

"Buna janji akan berusaha semaksimal mungkin, supaya Haya bisa bahagia."

Kebiasaan yang akhir-akhir ini dia lakukan, Aya akan menangis dan memeluk tubuh sang anak erat sampai dirinya juga ikut tertidur dengan air mata yang masih membekas.

.

.

Sampailah mereka disebuah toko mainan yang sebelumnya sempat dilihat oleh Haya, mereka memasuki dengan rasa senang luar biasa.

Security disana juga menyambut kedatangan mereka dengan senyuman, anak itu langsung berlari menuju mobil-mobilan yang terpajang di ujung rak, melompat dan menunjuk mainan tersebut dengan binar mata yang terus mengembang.

"Haya mau yang ini sayang? Sebentar Buna lihat dulu," ujar Aya menggapai mainan tersebut. Dia melihat harga yang tertera dalam satuan dollar itu kemudian terdiam. "Mahal..," lirihnya.

"Haya mau!"

Aya memandang ke arah sang anak, dia meletakkan mobil-mobilan tadi dan berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka, "Haya pilih mobil-mobilan yang lain aja ya?"

"Nda mau! Haya maunya itu~!"

"Haya~ yang lain kayanya lebih bagus, gimana?"

"Ndaa mauu! Haya mau yang itu Buna!" teriak Haya keras kemudian menangis, ciri khas anak kecil yang akan menangis jika keinginannya tidak di turuti.

"Huaaa Buna~"

Hal tersebut membuat laki-laki cantik itu gelagapan sendiri, dia berusaha membujuk sang anak namun penolakan yang dia dapat.

Hingga mau tak mau, Aya mengalah dan memberikan mobil-mobilan besar tadi pada Haya. Anak itu tak lagi merengek hingga mereka membayar mainannya.

Aya tersenyum saat melihat Haya yang memeluk mainannya erat, mereka kembali kedalam mobilnya dan pulang.

6929 - Heejay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang