Paginya, Jaemin bangun lebih dulu. Ia menguap, merenggangkan tubuhnya sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. Lelaki itu terdiam sebentar, sebelum kemudian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.
Jaemin menoleh ke samping, menatap Jisung yang masih terlelap. Ia kemudian mendekat, memeluk pinggang Jisung lalu menduselkan wajahnya ke rahang Jisung. Mengecupi wajah manis lelaki itu berkali-kali.
Jisung melenguh pelan, alisnya mengernyit akibat terusik dari tidur nyamannya. Ia kemudian membalikkan tubuhnya, membelakangi Jaemin.
Tak menyerah, lelaki itu kembali mendekat, memeluk Jisung dari belakang lalu mengusakkan wajahnya ke tengkuk Jisung.
"Jaemin~" Jisung mengerang kesal, berusaha mendorong Jaemin untuk menjauh darinya.
Jaemin tersenyum tipis, meraih tangan Jisung yang tengah berusaha mendorongnya. Menggenggamnya kemudian mengecupi buku-buku jarinya lembut.
"Bangun," Jaemin berpindah, menciumi tengkuk hingga telinga Jisung, "Bangun sayang, sekolah." Suara berat dengan nada lembut itu mengalun ditelinga Jisung. Membuat lelaki manis itu menggeliat geli.
Jisung melenguh pelan, membenamkan wajahnya ke bantal selama beberapa saat sebelum kemudian memiringkan kepalanya untuk menatap Jaemin. Ia tersenyum kecil dengan separuh wajahnya yang terbenam kedalam bantal.
"Pagi." Ucapnya dengan suaranya yang masih terdengar mengantuk.
Jaemin tersenyum, "Pagi juga. Gimana tidurnya? Nyenyak?" Tangannya tergerak, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi pandangan Jisung.
Jisung mengangguk pelan, "Nyenyak."
"Mimpi apa semalem?"
"Ga mimpi apa-apa."
Jaemin mengangguk, "Yang penting tidurnya nyenyak, mimpi cuma bunga tidur, ga penting."
Jisung ikut mengangguk, menggeser tubuhnya kearah Jaemin kemudian memeluk lelaki itu.
"Sekolah, mochi."
Jisung bergumam pelan sebelum mendongak, "Izin yuk?"
Jaemin menaikkan satu alisnya, "Tiba-tiba?"
"Gue males sekolah."
"Semua orang juga males sekolah."
"Iya, tapi, hari ini bener-bener malessss banget. Izin aja yuk, yuk?"
"Ayo aja gue mah, tapi lo serius?"
Jaemin hanya memastikan. Karena Jisung bukan tipe murid pemalas yang suka izin apalagi bolos.
"Serius."
Jaemin mengangguk beberapa kali, "Oke. Gue chat Mark ya, buat nitip surat izin."
Jisung mengangguk, "Gue buat surat izinnya dulu." Ia kemudian turun dari atas kasur. Melangkah menuju meja belajar lalu menyiapkan dua kertas lembar. Mulai menulis surat izin untuk dirinya dan Jaemin.
"Nitip ya, thanks."
Mark menerima dua amplop kertas yang disodorkan Jaemin, "Gue liat-liat lo berdua sehat-sehat aja tuh." Ia melirik kearah Jisung yang berdiri dibalkon kamarnya dan tengah menatap mereka berdua.
"Bolos ya lo berdua?"
Jaemin tersenyum lebar, menaik turunkan kedua alisnya, "Mau kelon seharian, join ga?"
"Ogah." Mark berbalik menuju mobil putihnya.
"Makasih Mark!" Jisung berteriak dari balkon dan hanya dibalas acungan jempol oleh Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHubungan pertemanan antara Jaemin dan Jisung, tapi yakin hanya teman? • BxB • 18+ • Terdapat beberapa adegan dewasa • Harap pandai dalam memilih bacaan Start: 1 Januari 2023 End: -