Suara tangisan bayi terdengar bersamaan dengan adzan maghrib yang menggema di seluruh dusun. Ucapan syukur dan tangisan haru dikeluarkan oleh laki laki yang sekarang sudah sah menjadi seorang ayah. Sang istri tercinta menampakkan senyum dibalik peluh yang menetes disetiap pelipisnya.
Tak lama, bayi yang sudah di bersihkan oleh si dukun dibawa untuk diadzankan oleh ayahnya. Bayi laki laki yang begitu tampan tertidur dengan pulas. Si ayah mengumandangkan adzan dengan menahan haru, setelah penantian lima tahun lamanya, kali ini ia benar benar menjadi seorang ayah.
"Mas...."
Si istri menjerit. Dukun bayi itu segera memeriksa kembali "duh.. cah ayu, ada satu lagi bayi yang belum dilahirkan ini"
Perjuangan kembali dimulai. Dengan tenaga yang tersisa, si istri mulai mengejan kembali. Dengan sekali tarikan nafas, buah hatinya yang kedua terlahir ke dunia, bersama saudara kembarnya. Rasanya begitu bahagia, lima tahun tidak dikaruniai anak tetapi langsung sekaligus dua.
Namun, bahagia dan kesedihan adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan.
Si istri menatap kepada wajah dukun bayi dan suaminya bergantian. Wajah yang menampakkan kepiasan setelah bayi kedua menangis keras keluar dari rahim sang ibu. Ia melongok sedikit melihat bayi keduanya. Dan ia pun menangis kemudian.
"Bayinya perempuan cah bagus" lirih si dukun bayi. Wanita berumur itu permisi untuk memandikan bayi perempuan.
Si istri hanya bisa menutup matanya. Lelah setelah perjuangannya, kini ia dihadapkan dengan cobaan yang baru. "Mas.. adek ga sanggup"
Si suami juga ikut sedih dan kebingungan. Ia mendekat kearah istrinya sembari membawa anak pertama untuk menyusu "susuilah dulu dek, untuk kedepannya siapa yang akan diberikan kepada orang lain kita pikirkan nanti"
"Sayangnya Mamak" si istri mengambil anak pertamanya. Ia akan menyusui bayi tampannya untuk pertama kalinya dan mungkin terakhir "aku tidak sanggup berpisah dengan keduanya"
Tangisan kebahagiaan setengah jam yang lalu kini berganti dengan tangisan pilu. Anak kedua mereka sudah selesai dibersihkan, dan saatnya menyusui. Dengan bantuan dukun bayi itu, wanita yang baru saja melahirkan harus menyusui kedua anaknya bersamaan.
"Jadi gimana nduk? Yang mana akan dibawa Mbok?"
"Kami tidak tahu Mbok" si suami mewakili "tidak bisakah kita melawan ini Mbok?"
Si Mbok menggeleng "bayi kembar lanang dan wadon harus dipisahkan. Kalian tidak mau se kampung ini terkenal akibatnya kan?"
"Tidak bisa sampai anak kami selesai menyusu Mbok?" Kini giliran si istri meminta pendapat. Ia tak tega melihat salah satu anaknya tidak menerima asi.
"Lebih cepat lebih baik"
Demikianlah, sebuah keluarga yang seharusnya mempunyai dua anak namun dikenal hanya memiliki seorang anak. Rahasia antara Mbok dukun dan kedua orang tua itu terjaga rapat rapat. Mereke memisahkan saudara kembar itu sejauh jauhnya. Salah satu dari mereka dibawa Mbok entah kemana. Pasangan suami istri itu dari luar terlihat sebuah keluarga bahagia dengan satu anak tanpa anak lainnya. Dan ridho illahi mereka tidak dikaruniai anak lagi setelah anak kembar itu.
+ReinKar(a)nasi+
Pagi harinya, Kara hanya mampu terdiam dan melamun. Setelah terbangun waktu dua dini hari, ia tidak bisa kembali tertidur lagi. Masih teringat dengan Rein yang datang ke rumahnya semalam.
Bagaimana perilaku laki laki itu melihat Ocha, anak mereka, ia yakin Rein merasa janggal. Kemiripan keduanya memang dalam presentase besar. Ocha adalah versi gadis mini dari Rein sepenuhnya. Siapapun pasti akan melihat kemiripan itu dalam sekali lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkar(a)nasi
Fiction généraleKita adalah garis takdir yang terikat satu sama lain. Rein tidak pernah merasa se aneh ini tentang hidupnya semenjak dia bertemu Kara. Si gadis penjual jamu yang dia temui setiap pagi di Nusa Kambangan. Dan setelahnya Kara selalu muncul di manapun d...