13. ANGKAZLAS

30 18 21
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Ara?"

"Ya."

"Empat tahun lebih."Ucap Alfa.

"Lupakan dia."Ujar Laras seraya menatap Alfa, ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah televisi.

"Tidak akan."Ucap Alfa.

"Masih banyak perempuan diluar sana yang mau sama kamu, bukan hanya dia."Ujar Laras tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Sampai kapanpun hanya dia yang menempati hatiku."Ujar Alfa sambil menahan emosinya.

"Lupakan dia yang telah pergi untuk selamanya."Ucap Dirga.

"Hanya dirinya yang kusayang dan hanya dirinya yang kucinta,"Ujar Alfa seraya menatap Dirga dengan intens.

"Meskipun ia telah pergi dan tiada. Namun firasat dan hatiku berbeda."Lanjutnya sambil beranjak dari duduknya, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana.

☆☆☆☆☆

"PERGI KAU DARI SINI!"Teriak seorang perempuan paruh baya sambil menyeret dan menghempaskan seorang perempuan di lantai teras yang dingin.

"Ngga, Lara ngga mau."Ucap Alara sambil memeluk kedua betis perempuan paruh baya tersebut.

"KAU ITU HANYA SEORANG BENALU YANG SELALU MENGGANGGU DAN MEREPOTKAN KAMI!"

Perempuan paruh baya tersebut malah menendang Alara."Jangan pernah kau menyentuh saya, dan jangan pernah kau menginjakkan kakimu di rumah ini lagi!"Bentak perempuan paruh baya tersebut lalu masuk kedalam rumah sambil menutup pintu dengan kencang. Serta mengunci pintu tersebut.

"Lara harus kemana?"Tanya Alara entah kesiapa dalam hati dengan linang air mata.

Alara berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Ditengah perjalanan, sebuah mobil berhenti disamping kanannya. Tidak lama kemudian, keluar seorang lelaki dengan pakaian formalnya.

Lelaki tersebut menggendong Alara ala bridal style lalu masuk kedalam mobil tersebut.

Alara hanya bisa pasrah, dirinya sudah tidak bisa apa-apa lagi selain diam.

"Bertahanlah."Ucap lelaki tersebut lalu mencium kening Alara.

Mansion Ellarick

"Dia tidak apa-apa, hanya saja dirinya kekurangan gizi. Dan untuk lukanya, bisa dioleskan obat. Saya akan meresepkan obat dan vitaminnya."Ucap Dokter tersebut. Namanya adalah Daisy Fuchsia atau yang lebih kerap dipanggil Daisy.

"Kau yakin?"Tanya lelaki tersebut seraya bersedekap dada.

"Saya adalah seorang Dok-"

"Aku tahu."Potong lelaki tersebut.

"Dia juga memerlukan istirahat yang cukup."Ujar Daisy.

"Ya, kau benar."Ucap lelaki tersebut dengan wajah datarnya.

"Saya pergi dulu."Ucap Daisy.

"Tidak perlu terlalu formal."Ujar lelaki tersebut.

Daisy yang melangkahkan kakinya menuju pintu langsung saja menghentikan langkahnya , ia kemudian membalikkan tubuhnya dan menatap lelaki tersebut.

"Apakah kau tidak ingin berterima kasih kepadaku?"Tanya Daisy.

Lelaki tersebut memutar bola matanya dengan malas."Terima kasih."Ucapnya dengan ogah-ogahan.

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang