ALVINA 1

72 15 2
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

...

"Jadi, biar Om aja yang jelaskan sama kamu," ucap pria paruh baya sambil mengambil map yang dipegang oleh Kenji.

Saat ini Kenji masih berada di ruang tv sambil memegang map yang dikasih oleh Gavin tadi siang. Setelah Kenji menjawab pertanyaan dari Gavin dengan menggelengkan kepalanya, Gavin pingsan. Itu membuat Kenji harus menelpon seseorang di kontak telpon Gavin untuk meminta bantuan.

Ternyata nomor yang ditelpon Kenji merupakan nomor Papanya Gavin. Saat ini Gavin sudah siuman setelah di panggilkan dokter oleh Papanya.

Sekarang di ruang tv duduk Gavin yang masih lemas, Kenji yang menatap cemas Gavin dan seorang pria paruh baya yang merupakan Papa dari Gavin.

"Di map ini tertuliskan Gavin Alvaro merupakan asisten pribadi Kenji. Gavin akan...," ucap pria paruh baya itu terpotong dengan suara kaget Kenji.

"Apa, saya punya asisten pribadi?!" kaget Kenji setelah ia mendengarkan penjelas dari seorang pria dewasa di depannya.

"Gak mungkin gue punya gituan! Gue 'kan gak punya apa-apa?" bantah Kenji Mengingat kalau dirinya tidak mempunyai apa-apa.

"Tapi kamu udah punya segalanya," sahut pria dewasa yang menggunakan pakaian formal.

"Tapi gue merasa gak pernah buat sesuatu, deh?" gumam Kenji sambil melihat pria dewasa itu dari atas sampai bawah.

"Iya gue asisten pribadi lo," hardik Gavin yang terganggu dengan teriakan dari Kenji.

"Tapi gue gak punya sesuatu yang membutuhkan asisten pribadi," sahut Kenji.

"Emang bukan lo yang buat. Tapi, bokap dan nyokap lo," ujar Gavin sambil mengambil minum di atas meja.

Kenji pun mengerutkan keningnya setelah mendengar ucapan Gavin. Ia pun menerawang jauh bersama Papanya dulu.

"Emangnya Papa sama Mama udah buat apa? Sampai-sampai gue harus membutuhkan asisten pribadi?" tanya Kenji bertubi-tubi. Kenji harus mendapatkan penjelasan yang pasti mengenai hartanya.

"Di map ini tertuliskan bahwa, orang tua kamu sudah membangun satu buah hotel bintang empat di kawasan kota elit. Lebih tepatnya di luar kota," jelas pria paruh baya itu sambil tersenyum manis mengarah ke Kenji.

"Dari hasil itu orang tua lo menyuruh Papa gue-yang merupakan asisten pribadi Papa lo dulu-untuk membeli segala kebutuhan lo di masa depan." lanjut Gavin yang membantu menjelaskan kepada Kenji.

Kenji pun mendengar semua penjelasan dari Gavin dan Papa Gavin dengan sangat baik.

"Hasilnya lo udah punya segalanya. Dimulai dari rumah, mobil, dan segala yang mau lo punya," tambah Gavin.

Kenji pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Tapi ia masih belum paham dengan semuanya.

"Lo paham?" tanya Gavin ketika ia melihat Kenji hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara. Kemudian Gavin melototkan matanya ketika Kenji menggelengkan kepalanya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menjawab pertanyaan dari dirinya.

Lalu Gavin melemaskan tubuhnya bersandar di sofa. "Astaghfirullah, dosa apa gue, ya Allah," racau Gavin sambil mengusap wajahnya.

Sedangkan sang Papa, tersenyum tipis dan geleng-geleng kepala melihat interaksi antara Gavin dan Kenji.

'apa karena ini Om dan Tante memperlakukan gue?' batin Kenji bertanya.

"Iya," sahut Gavin yang lagi-lagi mendengar batin Kenji.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang