5

17 3 14
                                    

Dan ini adalah kedua kalinya Kim Namjoon makan siang bersama dengan sekretaris pribadinya. Lee Taeri terlihat manis ketika tersenyum. Postur tubuh Perempuan tersebut terlihat sangat bagus bak model papan atas. Pria mana yang tidak suka melihat Perempuan yang cantik dan juga sexy. Ia adalah Pria normal. Tentu saja ia menyukai hal semacam itu. Jangankan dirinya, Park Jimin Pria yang terkenal setia kepada pasangannya pun juga suka melirik Perempuan bertubuh sexy. Tipe Pria yang akan melupakan belahan jiwanya hanya karena melihat belahan dada Perempuan lain.

"Ada sisa makanan di sudut bibirmu, Sajangnim." ucap Lee Taeri. Perempuan berparas cantik tersebut segera mengambil selembar tissue. Lalu dengan perlahan mengulurkan tangannya untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada sudut bibir Namjoon.

Taeri tersenyum tatkala melihat ekspresi terkejut atasannya atas perlakuan dirinya. Kali ini tidak ada penolakan sedikitpun dari sang atasan. Jika biasanya Kim Namjoon adalah tipe Pria yang sangat sulit untuk disentuh. Bahkan selalu menolak jika dirinya memberikan tawaran untuk memasangkan dasinya yang berantakan. Namun Pria itu selalu menolaknya. Entah kenapa kali ini Taeri seakan mendapatkan lampu hijau untuk mendekati Pria yang berstatus sebagai atasannya ini.

Paham betul jika Kim Namjoon telah berstatus sebagai kekasih dari Bae Ri. Namun hal itu tak menyurutkan niat Taeri untuk mendekati Pria berusia dua puluh sembilan tahun tersebut.

"Terima kasih." ucap Kim Namjoon sembari tersenyum. Memperlihatkan lesung pipit yang selama ini menjadi dambaan banyak Perempuan. 

Tanpa Namjoon sadari jika saja kekasihnya baru saja masuk ke dalam Restauran tempatnya kini berada. Bae Ri datang bersama dengan Sona. Gadis bertubuh tinggi tersebut langsung menyadari akan keberadaan Kim Namjoon bersama dengan Perempuan lain. Ia hendak menarik tangan Bae Ri untuk keluar dari dalam Restauran. Namun gadis bertubuh mungil itu menyadari akan keberadaan kekasihnya yang kini tengah duduk di tempat nomor empat belas. Tempat yang biasanya ia duduki bersama dengan Han Keina.

Hati Bae Ri terasa berdenyut nyeri tatkala melihat sang kekasih yang kini tengah tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipitnya di hadapan Perempuan lain. Apa mungkin karena alasan ini sikap Namjoon padanya jadi berubah. Apa karena kekasihnya tengah dekat dengan Perempuan yang jauh lebih sexy darinya.

Bae Ri segera berjalan menghampiri tempat dimana kekasihnya duduk. Menyadari akan kehadiran Bae Ri yang tiba-tiba membuat Kim Namjoon shock. Seperti melihat hantu di siang hari, sangking kagetnya.

Sedangkan Sona hanya dapat terdiam dengan ketidakmampuannya berbuat apa-apa. Ia hanya dapat melihat apa yang akan dilakukan oleh Bae Ri selanjutnya. Namun ia masih berharap jika hubungan keduanya akan baik-baik saja dan apa yang terjadi saat ini hanyalah salam paham.

"Jadi ini yang membuatmu berubah? Kau sedang dekat dengan sekretaris pribadimu?"

"Aku hanya makan siang bersama. Memangnya kenapa?"

Namjoon berusaha untuk tenang guna menjelaskan apa yang terjadi. Sedangkan Bae Ri sudah tersulut emosi dan juga rasa sakit di dalam hatinya yang kian membara. Sebab beberapa hari ini sikap kekasihnya berubah. Dan kini ia mengetahui alasan kenapa sikap kekasihnya berubah menjadi dingin kepadanya. Pria itu tengah dekat dengan sekretaris pribadinya.

"Kau sedang dekat dengan sekretaris pribadimu, kan? Beberapa hari ini sikapku berubah padaku. Ini alasannya?"

"Kita hanya makan siang bersama. Dan tidak melakukan hal lebih."

Lee Taeri hanya diam saja. Tidak berniat membela diri. Ia justru merasa senang dengan apa yang ia lihat saat ini. Dalam hati ia justru berharap keduanya berpisah.

"Coba kau lihat berapa pesan dariku yang kau abaikan? Apa karena kalian berdua sedang bersama sampai kau mengabaikan pesan dariku?" tanya Bae Ri dengan air mata yang mulai mengalir. Ia banyak mengirim pesan untuk sang kekasih. Namun belum satupun mendapat balasan dari Kim Namjoon. Dulu kekasihnya ini selalu menjadikan dirinya prioritas. Sesibuk apapun Kim Namjoon pasti akan berusaha untuk membalas pesan darinya.

"Nanti juga akan aku balas. Aku belum melihat ponselku sama sekali."

"Aku kecewa padamu. Rasanya sakit sekali, Namjoon-ah."

Bae Ri berbalik. Dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam Restauran. Namun dengan cepat Kim Namjoon segera menggenggam tangan sang kekasih.

"Ini hanya salah paham."

Awalnya Kim Namjoon memang ingin mengakhiri hubungannya dengan Bae Ri dengan alasan merasa bosan dengan hubungan keduanya. Namun kenapa saat melihat Bae Ri menangis seperti ini hatinya jadi merasa sakit.

Bae Ri menghempaskan kasar tangan sang kekasih, "Jika melihat perubahan pada dirimu aku rasa ini bukan salah paham."

Bae Ri kembali melangkahkan kakinya untuk pergi. Hal itu membuat Kim Namjoon merasa kesal karena sangat sulit untuk menjelaskan hal yang sebenarnya telah terjadi pada sang kekasih.

"Hentikan langkahmu atau aku banting."

Ucapan Kim Namjoon semakin membuat hati Bae Ri merasa sakit. Apa dia sangat tidak penting untuk Pria itu hingga Namjoon dengan mudahnya mengucapkan hal seperti itu padanya. Ia tahu jika dirinya kalah jauh jika dibandingkan dengan sekretaris kekasihnya yang memiliki tubuh tinggi bak model papan atas. Sedangkan dirinya sangat mungil. Jika Namjoon benar-benar membantingnya pasti tulang-tulangnya akan remuk.

Kim Namjoon kembali menggenggam tangan sang kekasih guna menghentikan langkah kaki Bae Ri.

"Kau bahkan tega berkata seperti itu kepadaku."

"Dengarkan penjelasanku dulu. Ini hanya salah paham."

"Kau bahkan berubah."

"Tapi ini bukan karena sekretarisku."

"Aku tahu jika saja aku kalah jauh dengannya. Dia memang memiliki tubuh yang tinggi tidak sepertiku yang mungil ini." ucap Bae Ri dengan air mata yang membasahi pipinya, "Dadanya juga besar. Tapi kau harus tahu jika rasa cintaku padamu lebih besar dari itu."

Astaga. Ucapan Bae Ri barusan membuat Kim Namjoon merasa begitu sedih. Selama ini ia terlalu memandang kekurangan dan fisik kekasihnya yang terlihat mungil dan mencoba membandingkan gadis yang bersamanya ini dengan Perempuan lain. Padahal ia jelas tahu jika rasa cinta Bae Ri kepadanya begitu besar.

"Maafkan aku."

"Aku sudah sangat kecewa padamu. Entah kenapa rasanya kali ini rasa kecewaku begitu besar."

Bae Ri mencoba menghempaskan kasar tangan kekasihnya. Namun hal itu tidak membuat genggaman tangan itu terlepas dari tangan mungilnya.

"Maafkan aku."

Hanya untaian kata maaf yang bisa Namjoon ucapkan saat ini. Ia merasa bersalah atas dirinya sendiri yang tidak bisa bersyukur dengan adanya Bae Ri di dalam kehidupannya. Sebagai seorang Pria terkadang ia menginginkan Perempuan yang bertubuh tinggi seperti halnya kekasih sahabatnya Min Yoongi. Sebagai Pria normal terkadang ia berpikir ingin memiliki kekasih yang berdada besar seperti halnya kekasih dari sahabatnya Park Jimin. Tanpa menyadari jika seseorang yang bersamanya saat ini jauh lebih baik untuknya. Karena Bae Ri memiliki cinta yang sangat tulus. Rasa cinta gadis itu sangatlah besar untuk dirinya.












****

Ini cerita pendek ya. Jadi beberapa part lagi tamat.

Putus Atau Terus KNJ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang