21.1 Ancaman nyata

1 0 0
                                    

Lily duduk di kursi panjang rumah sakit, bersama papanya yang sedari tadi mondar-mandir tidak menentu pertanda gelisah, Linda yang mengusap punggung Lily meski empunya bilang dia tidak apa-apa, Ryan yang memilih keluar menemani ketiga adik Lily untuk membelanjakan sesuatu yang padahal sebagai ajang menenangi mereka belaka, Kaze yang menatap kosong lantai sambil mencuri-curi pandang khawatir kepada Lily yang sebenarnya memasang wajah tenang. Namun kesepuluh jari itu silih bertaut, seolah memperkuat pertahanan untuk tidak melemah di situasi seperti ini.

Lily mengembuskan napasnya panjang tetapi terlihat ringan. Kemudian tangan bertautnya terlepas, lalu menggenggam benda pipih. Melihat tampilan pesan.

Napas Lily terhenti ketika matanya membaca sebuah pesan singkat dari kontak misterius.

Gue kan udah bilang jangan dekati Ryan lagi atau malapetaka akan imbas. Lo sepertinya gak pernah belajar, Ly.

Dan...

Bersenang-senanglah dengan kemalangan lo.

Sepertinya lo harus tau gimana rasanya manusia terdekat lo meninggal.

“Nggak, nggak,” Lily menggeleng-geleng akan dugaan buruk yang menyerang batinnya.

Namun, pria berjas putih keluar dari ruangan. Membuka kacamatanya dan terlihatlah tatapan hampa.

Papa sudah lebih dulu mendekati pria  itu. “Gimana kondisinya, Dok?”

“Kami sudah semaksimal mungkin untuk membuat racun tersebut tidak menyebar di tubuh pasien.”

Lily tidak bisa mendengar lanjutan kata dari pria itu. Karena dugaan buruknya lagi-lagi benar adanya. Berusaha ia melakukan menyakiti diri seperti mencubit tangannya kuat-kuat barangkali berita buruk seperti ini hanyalah mimpi. Namun, semakin ia cubit kuat-kuat kenyataan semakin menamparnya. Bahkan ketika Linda yang sedari tadi banyak diam lantas menangis sesegukan. Papanya yang paling terpukul lebih memilih menundukkan kepalanya dan Kaze memilih keluar rumah sakit dengan pandangan tidak menyangka.

Mamanya sudah meninggal. Dan tidak akan kembali datang kepada Lily, mengucap kalimat manis saat dirinya resmi bertambah umur ke tujuh belas tahun.

Lily Kacamata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang