Chapter 13: Pillow Talk

183 7 0
                                    

"Ryke, do you believe in love at first sight?"

Cinta pada pandangan pertama adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan ketertarikan romantis tiba-tiba dengan orang asing atau orang yang baru pertama kali ditemui.

Salah satu spesialis kesehatan reproduksi dan penulis medis untuk Dr Fox Online Pharmacy di Inggris menyampaikan bahwa cinta pandangan pertama mungkin bukanlah cinta. Para psikolog membantah bahwa seorang mengalami jatuh cinta sejati saat pertama kali menjatuhkan perhatiannya pada orang lain.

Kebanyakan, dalam konteks tersebut, orang yang mengalami cinta pada pandangan pertama hanya memiliki ketertarikan dan hasrat seksual semata. Tidak ada atau belum ada perasaan yang terlibat.

Ryke menggelengkan kepalanya yang sudah berada di atas bantal.

"Kenapa?"

"Cinta?" Ryke menggelengkan kepalanya sekali lagi, kemudian menyampingkan tubuhnya agar dapat menatap Valerie yang ada di ujung kasur sisi lainnya. "Tidak mungkin. Kalau cinta pada pandangan pertama didefinisikan sebagai menyukai orang atau tertarik dengan seseorang pada pandangan pertama, aku percaya. Tetapi, kalau kalau jatuh cinta, aku tidak percaya."

Tentu saja Ryke percaya, karena apa yang ia rasakan saat pertama kali melihat Valerie di malam itu, ia langsung mempunyai ketertarikan pada perempuan itu, yang membuatnya terus menerus memikirkannya.

Dan ia tahu hal itu tidak baik untuknya, namun ia tidak dapat menghilangkannya begitu saja mau sekuat apa ia mencoba. Ditambah lagi dengan menghabiskan malamnya dengan Valerie sekarang.

"Kenapa, Ryke?"

"Maksudku, di dunia ini tidak ada yang instan, Valerie. Semuanya ada proses. Untuk jatuh cinta membutuhkan proses. Cinta tidak semudah itu. Tidak sesederhana itu."

Kali ini, Valerie lah yang menggelengkan kepalanya karena ia kurang setuju dengan pernyataan yang dicetuskan oleh Ryke. Karena baginya, cinta itu seharusnya mudah dan sederhana. Bukan rumit.

"Once you find the right person, you'll see how much love is actually supposed to be easy."

Ryke dan Valerie kemudian memikirkan hubungan terakhir mereka dengan pasangan mereka yang rumit.

Saat Ryke menjalin hubungan dengan Susan, rumit yang ia maksud bukan karena pekerjaan mereka, bukan karena mereka berdua yang sama-sama mengabdi pada negara dan mereka tidak memiliki waktu bersama. Bukan itu.

Entah kenapa, Susan tidak pernah dan dirinya tidak pernah memiliki pengertian yang sama. Mereka berdua tidak dapat saling berkompromi.

Ada hal lain, yang menurut Ryke lebih fatal lagi, tetapi semua orang tidak tahu akan hal itu, akan hal fatal yang membuat hubungannya dengan Susan Cooper harus kandas.

Lalu Valerie dan juga mantan tunangannya, Alex, juga begitu. Di luar pengkhianatan Alex di belakangnya dengan memiliki hubungan bersama Stephanie de Canos, Alex bukanlah pasangan yang baik. Valerie baru menyadarinya belakangan ini, saat ia merenungkan betapa tidak sehatnya hubungan mereka dulu.

Valerie mengaku bahwa dirinya sangat bodoh dulu, saat ia sedang mencintai Alex, hanya karena ia takut juga pria itu meninggalkannya.

Daddy Issues.

Selama hampir tiga tahun bersama, Alex selalu memintanya untuk ikut seturut dengan perkataannya, yang bahkan saat ia pikir-pikir lagi, sebenarnya Alex memaksakan kehendaknya. Ia tidak memiliki kebebasan untuk melakukan segala hal, bahkan dalam berpakaian. No pink and no red. Itu adalah salah satu contoh peraturan berpakaiannya dari mendiang tunangannya, walaupun ia tahu bahwa Valerie sangat menyukai untuk memakai sesuatu yang berwarna demikian.

"Percayalah, Ryke, jika kau menemukan seseorang yang tepat untukmu, semuanya akan terasa lebih mudah. Kau tidak perlu mengemis untuk mendapatkannya," kata Valerie dengan meringis dalam hatinya. "Dulu saat bersama dengan Alex, aku harus mengemis, memintanya untuk memperhatikanku dan untuk memahamiku, dan aku baru menyadarinya sekarang bahwa pria itu bukanlah seseorang yang tepat untukku."

Terdapat jeda untuk beberapa saat, keduanya hanya saling bertatapan. Jarak mereka tidak terlalu dekat, namun tetap terasa sangat intens dengan keduanya yang berada di atas kasur yang sama.

"Kau akan menemukan seseorang yang tepat untukmu, Valerie, suatu hari nanti. Seseorang yang pantas untukmu," ucap Ryke yang nyaris seperti bisikan dan ucapan itu keluar begitu saja dari mulut pria itu.

Valerie tidak menyangka kalau Ryke akan mengatakan itu padanya dan jauh di dalam lubuk hatinya yang bahkan tidak ia sadari, ia berharap orang itu adalah pria yang sedang memandanginya dengan matanya yang terpukau seakan dirinya adalah pemandangan yang tidak layak untuk diacuhkan begitu saja.

Bersama dengan Ryke membuat dirinya membandingkan bagaimana perlakuan Alex kepadanya dulu yang bahkan tidak pernah memandanginya seperti Ryke memandanginya sekarang.

Pandangan mata Valerie kini beralih pada bibir Ryke. Ia berusaha untuk mengontrol keinginannya itu karena ia juga takut akan respon Ryke setelah dirinya mencium bibir pria itu.

Jadi langkah terbaik yang ia lakukan adalah membalikkan posisi tubuhnya agar membelakangi Ryke. Dengan begitu, Valerie tidak lagi berhadapan dan bertatapan dengan Ryke yang nantinya jika terlalu lama akan menimbulkan hal yang ia tidak inginkan terjadi.

Di sisi lain, setelah Valerie memunggunginya, Ryke menghela napasnya dan kembali memandangi langit-langit yang tidak memiliki kecantikan seperti Valerie.

Ya, menurut Ryke, perempuan yang akan tidur dengannya malam ini memiliki wajah yang cantik. Ia berbohong jika mengatakan yang sebaliknya.

  "Good night, Ryke. Thank you for letting me stay tonight," ucap Valerie sebelum ia menutup matanya untuk tertidur. "Jangan tinggalkan aku besok pagi, okay?"

Ryke melirik ke arah Valerie dan kemudian menjawab perempuan itu. "Good night, Valerie."

Sleep well, Tinker Bell.

I'm not gonna leave you tomorrow.

To be continued...
❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Support terus yaa dengan vote dan comment,
Love you.❤️

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang