"Mas, besok Adek boleh ajak Renren main ke rumah?" tanya Nana.
Mereka saat ini sedang berada di sebuah mall karena sepulang sekolah tadi, Nana bilang kalau ia sedang ingin menonton film di bioskop.
Jendral jelas menuruti kemauan sang adik yang tak seberapa ini. Ia sebelumnya sudah menyuruh Nana untuk memesan tiket dari aplikasi, jadi setelah mereka sampai di bioskop, Jendral langsung mencetak tiketnya dan membelikan popcorn serta minuman untuk mereka berdua.
Dan sekarang, kedua saudara tak sedarah itu kini tengah duduk menunggu di dalam teater karena film yang hendak mereka tonton akan ditayangkan beberapa menit lagi.
"Hm? Tumben Adek ajak temen ke rumah, Dek?" Jendral malah balas bertanya. Ia hanya merasa heran karena tak biasanya sang adik membawa temannya main ke rumah.
"Iya sekali-sekali, Mas. Adek pengen kayak yang di tv-tv itu yang main bareng temen-temennya di rumah." jelas Nana mengakhiri penjelasannya dengan cengiran lucu.
Yang lebih tua menyuapkan dua buah popcorn dan langsung diterima sang adik dengan senang hati.
"Cuma Renren aja?"
"Tadinya Adek mau ajak temen yang satunya lagi, tapi katanya dia ada acara. Jadinya cuma Renren doang deh Mas." jawab Nana. Ia lalu membuka mulut ke arah Jendral lagi tanda bahwa ia minta untuk kembali disuapkan camilan itu.
Sang kakak dengan senang hati menyuapi Nana dengan popcorn rasa caramel itu lalu berujar, "Oh. Yaudah, gapapa. Besok biar Renren ikut mobil kita aja pulang sekolahnya Dek, biar barengan."
"Yeeyy~ oky doky. Thank you, Mas~" Nana memeluk satu lengan sang kakak dari samping karena merasa senang sebab diberi izin membawa Renzie ke rumah mereka.
Tak lama, lampu teater mati yang menandakan bahwa film sudah akan dimulai. Mereka menikmatinya dari awal sampai akhir, meski Jendral harus dibuat sedikit repot karena ulah Nana yang terkejut saat terdapat beberapa jumpscare di sepanjang film.
Alhasil, ketika sudah terdapat tanda-tanda akan munculnya jumpscare, Jendral langsung cepat-cepat menutup mata Nana menggunakan tangan besarnya.
Dan si adik yang sedikit nakal itu pun malah merenggangkan sela jari Jendral agar dapat mengintip adegan yang mampu membuat jantungnya berdebat karena terkejut.
"Ck! Udah ditutupin tapi masih bandel ya. Ntar Adek kaget terus teriak bakal diliatin sama orang-orang loh, Dek." omel Jendral yang berbisik di telinga sang adik.
"Abisnya Adek juga penasaran, Mas. Tapi takut kaget, takut yang muncul hantunya serem ntar Adek gak bisa tidur malem." jelas Nana yang balas berbisik juga.
"Tidur sama Mas." kata yang lebih tua sambil mencubit gemas pipi sang adik.
Nana mengangguk, ia pun memilih untuk kembali memeluk lengan Jendral sambil matanya terus menatap layar besar di depannya.
Sedangkan tangan Jendral yang tadi selalu menutupi mata Nana dari jumpscare, sekarang malah beralih untuk menggenggam satu tangan sang adik semhari memberikan elusan lembut di punggung tangan itu menggunakan ibu jarinya.
***
Keesokan harinya, Renzie benar-benar ikut di mobil Nana dan Jendral.
Yang lebih tua jelas menjadi supir di depan sendirian, sedangkan kedua manusia imut nan menggemaskan itu asik bercanda ria di bangku penumpang.
Sesekali Jemdral juga mengalihkan matanya melirik ke spion tengah untuk melihat sang adik. Senyumnya secara otomatis mengembang begitu saja melihat sang adik yang terlihat begitu asyik bercerita sambil tertawa di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️
FanfictionBxB --- Boypvssy 🔞 tapi bukan cerita bok3p Hanya kisah manis antara Mas Jendral dan adik tersayangnya, Nana. Polos, tapi terkadang tingkah lakunya malah terkesan binal di mata Jendral. Semoga saja iman Jendral tetap kuat untuk menghadapi tingkah a...