Akhirnya, setelah perjuangan mempertahankan usaha restoran di tengah persaingan bisnis kuliner yang begitu ketat akhir-akhir ini, berakhir dengan kegagalan. Rafe William Armstrong, kini menyisakan utang yang menumpuk, putranya pun, Richard tidak bisa berbuat banyak. Belum lagi nasib para karyawan yang sudah setia bekerja bersama mereka bertahun-tahun. Dua restoran eropa mewah Perancis itu kini hanya tinggal kenangan. Rafe berjalan menyusuri setiap sudut restoran nya bersama sang putra, memerhatikan para pekerja yang sedang membersihkannya ruangan dengan wajah yang muram.
"Kapan Becky pulang?"
Tanya Rafe pada putranya, Richie, yang merupakan nama panggilan kecil Richard. Rebecca, putri kecilnya barus saja menyelesaikan kuliahnya di Inggris, satu semester lebih awal. Mengetahui bisnis ayahnya diambang kehancuran, membuat Becky bertekad untuk segera menyelesaikan kuliah psikologinya di Universitas of Essex. Setidaknya saat dia tidak bisa membantu ayahnya secara finansial maupun tenaga, dia bisa menghemat pengeluaran ayahnya, dengan memangkas biaya kuliahnya.
"Dia akan pulang minggu depan dad"
Rafe merindukan putri kecilnya, putri kecilnya yang akan genap berusia 22 tahun akhir tahun 5 bulan lagi. Putrinya yang cantik dan cerdas, putri kebanggaanya dan istrinya Rawee. Ah mengingat Rawee, istrinya sekarang sedang mempersiapkan makan malam khusus untuk menyambut tamu mereka malam ini, keluarga Chankimha.
Sudtawan Chankimha, adalah sahabat Rafe sejak pertama kali dia menginjakan kaki di Thailand. Rafe hijrah ke Thailand untuk mengadu nasib dengan mulai berbisnis masakan Eropa kecil-kecilan, setelah lulus kuliah jurusan tata boga di Universitas of Essex, dengan modal yang diberikan orang tuanya. Tawan menjadi penyedia jasa supplier bahan-bahan pokok untuk Rafe. Dia masih begitu muda namun bisa mendirikan usaha supplier sendiri bersama istrinya yang juga masih sangat muda. Rafe kagum dengan keuletan Tawan.
Namun, Tiba-tiba Tawan menghilang tanpa kabar sama sekali. Sampai tidak sengaja, Rafe bertemu Tawan saat dia berada di Bank, untuk menyerahkan surat-surat kepemilikan dua gedung restorannya untuk dilelang agar bisa membayar utang-utangnya ke bank tersebut. Sebelumnya ia menggadaikan rumahnya, namun kini ia menukarnya dengan dua gedung restoran itu.
Mereka tidak banyak bertukar kabar, karena Rafe memiliki urusan yang harus segera diselesaikan, dan Tawan harus segera menghadiri rapat kala itu. Di sampingnya, seorang gadis cantik bertubuh tinggi, agak tinggi untuk ukuran seorang wanita, ia sedikit lebih tinggi darinya karena heels yg ia pakai, dan jika tidak mengenakan heels, mungkin tubuh mereka sejajar. Wanita itu mengenakan setelan formal hitam dengan turtle neck yang senada. Melihat Rafe menatapnya, Tawan mengenalkan wanita itu.
"Ini anakku satu-satunya, Freen Sarocha Chankimha"
Tawan datang bersama anaknya Freen sesaat sebelum makan malam dihidangkan. Dari percakapan singkat mereka, diketahui ternyata Nun, istrinya telah lama meninggal karena sakit, saat Freen masih berusia 10 tahun. Berbeda dari Tawan yang memiliki wajah yang teduh dan murah senyum, Freen terlihat sangat dingin, dia seolah tidak memiliki ekpresi di wajahnya. Siapapun yang berada di dekatnya, bisa dipastikan kan merasa keringat dingin. Dia begitu mengintimidasi. Rafe tidak pernah tau kalau Tawan memiliki seorang anak. Dan ternyata, ketika Tawan menghilang Nun tengah mengandung Freen, yang minggu depan genap berusia 26 tahun.
"Berikan anakmu padaku, aku akan menyelamatkan finansialmu"
Rafe mematung selama beberapa saat, kaget dengan permintaan sahabatnya, saat mereka berbicara secara pribadi di ruang kerja Rafe, setelah Rafe menceritakan tentang kehidupannya. Yang membuat Rafe tercengang adalah bukan Richie yang mereka minta, tapi Rebecca.
"Bukankah kau hanya memiliki satu orang anak, Freen?"
"Ya, aku ingin dia menikah dengan putrimu. Aku akan menghapus semua utangmu."
"Tapi kau hanya punya anak gadis! "
"Aku tidak melihat ada yang salah, Rafe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage in Charge
FanfictionBecky harus menikah tak ada jalan lain, tapi menikahi seorang wanita? yang benar saja!!!