Selamat membaca~
***
Ini sudah sejam lamanya, dan di tempat itu belum ada yang berani bicara, belum ada yang berani mau mengeluarkan sebuah kata-kata. Hening, hanya terdengar suara detak jam yang menjadi melodi pemanas di ruang keluarga penuh penekanan itu.
Suasananya sangat mencengkram terlebih lagi, Wiratmaja terus saja menatap Jenny.
Bian hanya diam menyimak, dia juga enggan untuk mulai bicara, apalagi Sagara yang menjadi peran utama di masalah tersebut.
Tak henti memasang wajah datar dan juga aura dinginnya yang sangat pekat membuat keadaan di sana semakin dalam ke adaan tidak baik-baik saja.
Jaya juga ada di sana, dia tidak tau masalah apa yang terjadi hanya saja, sedikit kaget kalau menantu kesayangannya itu berperan besar dalam masalah yang di hadapinya sekarang.
Nina hanya diam pasrah, dia sebenarnya tidak percaya jika anak sematawayangnya melakukan hal yang memalukan seperti itu, Nina tau sifat Sagara seperti apa jadi, hanya dia wanita yang menentang kehamilan yang di katakan Jenny waktu itu.
"Jadi bisa kamu jelaskan ? Tentang kehamilan mu itu ?" Tanya Wiratmaja mengintrogasi Jenny.
Jenny yang tadinya gugup kembali percaya diri menjelaskan apa yang terjadi seminggu lalu, yang katanya Sagara mabuk dan melakukan hubungan intim di salah satu hotel yang di pesannya. Jenny menjelaskan sangat berani seolah-oleh dia tau kalau semua orang yang ada di sana akan percaya dengan apa yang di ucapkannya.
"Seperti itu Om, Aku perlu pertanggung jawaban dari Sagara, dan terlebih lagi Sagara pacar aku dari dulu Om sebelum dia menikah dengan dia !" Ucap jenny sangat berani menunjuk Bian menantu kesayangan Wiratmaja di hadapan wiratmaja sendiri.
"Atas dasar apa kamu berani menunjuk Menantu saya dengan jari kotormu itu ?" Titah Wiratmaja membuat jenny diam dan menundukkan pandangannya.
"Sagara!" Suara Wiratmaja meninggi
"Apa yang di katakan wanita ini benar ? Seminggu lalu kamu pergi kemana Hah ! Papa mau cucu dari kamu dengan menantu pilihan Papa bukan, dari Wanita luar yang tak bermoral seperti dia " ucap Wiratmaja tak memperdulikan perasaan Jenny.
"..." Sagara diam enggan untuk menjelaskan. Toh kemarin dia sudah menjelaskan tapi Wiratmaja tak memperdulikannya, malah Wiratmaja dengan santai memukul wajah Sagara tepat di hadapan Bian waktu itu.
Untung saja Sagara tidak melawan, dia memilih pergi.
"Sagara ! Papa bertanya ke kamu .. Apa sekarang mulutmu tidak berfungsi dengan benar ?"
Bian menyenggol pelan lengan Sagara memintanya untuk menjawab, dia tidak mau melihat Sagara di pukul lagi, meski Sagara menjengkelkan Bian tetep merasa kasian dan iba melihat Sagara di perlakukan seperti itu.
"..."
Sagara tetap memilih diam.
Bian menghela nafas panjang, dia berdiri dari duduknya membuat semua mata tertuju ke Bian.
"Tunggu bentar ya permisa .. " ucap Bian dengan santai tanpa mempedulikan suasana di ruangan itu.
Bian berjalan pergi ke atas, kekamar Sagara, tidak lama Bian kembali sambil membawa sebuah laptop di tangannya.
Bian duduk dan mulai menyalahkan laptop yang di bawanya itu.
"Jadi seminggu lalu Sagara melakukan itu ke elu ?" Tanya Bian kepada Jenny.
"Ya !"
"Hmm .. " Bian mulai sibuk dengan laptopnya, dia mencari sesuatu.
"Tapi, di sini dari Minggu lalu Sagara gak pernah keluar, karena kita di tugaskan jaga ubi, maksud gue jaga bayi. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Kentang [Sagara]
Teen Fiction"Woi kentang ... " Sagara "Gue bukan kentang ! Gue Bian !" Bian