Sekarang Sera sedang berjalan santai melewati koridor depan kelas. Sera baru saja kembali dari kantin dan berniat untuk kembali ke kelas. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Sera. Sera berhenti lalu mencari sumber suara. Ternyata yang memanggil Sera adalah Joshua.
"Apa?" Tanya Sera pada joshua yang berjalan ke arahnya.
"Gue butuh bantuan lo" jawab Joshua.
"Bantuan apaan? Tumben amat" ucap Sera.
"Beresin gudang peralatan olahraga" jawab Joshua.
Sera yang mengingat seberapa rusuhnya gudang peralatan olahraga langsung menatap Joshua dengan tatapan aneh.
"Dih, ogah! Pasti rusuh banget kan, gak mau gue, bisa-bisa energi gue habis ntar buat bersihin gudang doang" ucap Sera.
"Gue bayar" ucap Joshua.
"Hayuk lah gas!" Ucap Sera sambil menarik lengan Joshua berjalan menuju gudang.
"Lo duluan aja ke sana, gue ada panggilan ke ruang OSIS" ucap Joshua melepaskan tangan Sera.
"Lo suruh gue kerja sendiri??? Gila berani banget Lo!!" Ucap Sera dengan kesalnya.
"Gue bayar lebih" ucap Joshua.
"Ok" ucap Sera sambil menganggukkan kepalanya lalu berlari melesat menuju gudang.
Sera sampai di depan gudang, pintu gudang terbuka lebar. Sera segera masuk dan melihat masih banyak benda berserakan. Saat Sera melihat ke sekeliling, mata Sera bertemu dengan mata rea.
Ternyata rea juga di minta tolong Joshua. Sera kemudian mengalihkan pandangannya ke sisi lain dan mulai menata benda-benda ke tempatnya. Rea juga sama, mereka terlihat seperti mengabaikan satu sama lain.
Walau suasananya sangat canggung, mereka tetap bekerja membereskan gudang. Mereka bertahan dalam situasi seperti ini hanya karena uang.
"The power of money" ucap Mio pelan.
"Ada uang semua beres" ucap Joshua.
Mio dan Joshua sedang mengawasi Sera dan rea dari celah jendela luar gudang. Ternyata ini adalah rencana untuk membuat Sera dan rea baikan.
"Lo yakin ini bakal berhasil?" Tanya Mio.
"Amanlah" jawab Joshua.
"Kalo sampe ini bikin mereka makin runyam, lu gua tonjok" ancam Mio.
"Kelamaan bareng Sera, jadi ketularan psikopat Lo" ucap Joshua.
Sudah hampir setengah jam Sera dan rea tidak ada interaksi apapun. Mio yang melihatnya juga semakin jenuh menunggu. Tiba-tiba rea berjalan mendekati Sera, Mio yang melihatnya langsung fokus memperhatikan.
"Ser!" Panggilan rea membuat Sera menoleh ke arah rea.
"Sorry udah mukul Lo waktu itu" ucap rea. Sera kemudian bergerak menghadap rea.
"Sorry juga kalo kata-kata gue bikin Lo gak nyaman" ucap Sera.
"Gue gak bermaksud buat mukul Lo, gue cuman..." Ucap rea terhenti. Mata rea berkaca-kaca, tenggorokan rea tercekat.
"Gue tau, ini bukan salah Lo, emang gue nya aja brengsek gak pernah bersyukur di kasih kehidupan" ucap Sera.
"Gue salah, gue tau Lo lagi terpuruk gue kurang ngertiin Lo juga, tapi...gue gak bisa diem aja tiap kali tau kalo Lo lagi-lagi minum obat buat pelarian, gue khawatir gue takut Lo kenapa-napa gara-gara kecanduan obat...gue gak mau kehilangan orang terdekat gue lagi" ucap rea.
"Lo gak perlu khawatir, gue gak bakal kenapa-napa Lo kan tau gue kuat, gue juga gak bakal kemana-mana apa lagi ninggalin Lo, emang bisa apa Lo tanpa gue" ucap Sera dengan nada sombong di kalimat terakhir.
"Kalo pun gue mati juga gue tetep gak bakal ninggalin Lo, gue bakal jadi hantu yang jagain Lo" ucap Sera.
"Serem Cok, ogah gue! Liat Lo kayak gini aja udah nakutin apa lagi kalo udah jadi hantu" ucap rea.
"Si anying, udah bagus-bagus gue mau jadi khodam lo" ucap Sera.
"Rencana Lu habis mati aja masih ngerepotin jir, kalo gue sih mau mati dengan tenang aja ya gak usah jadi hantu sigala" ucap rea.
"Serah Lo anjing gak peduli gue" ucap Sera dengan kesalnya lalu lanjut membereskan barang. Begitupun dengan rea.
"Easy " ucap Joshua.
"Ini emang belum seberapa, lu gak inget yang mereka marahan sampe 1 bulan kagak selese-selese" ucap Mio.
"Oh waktu itu" ucap Joshua.
Joshua dan mio memutuskan untuk masuk ke dalam gudang. Sebelum itu Joshua pergi ke kantin membeli makanan untuk teman-temannya ini.
"Kerja kalian bagus, cocok buat jadi kuli" ucap Joshua sambil meletakkan 2 kantong plastik berisi makanan di atas meja.
"Kuli kalo di bayarnya sejam 5 Jeti ya gas kan" ucap sera sambil berjalan mendekati Joshua.
"Capek begete" ucap rea sambil menghela nafas berat. Rea berjalan mendekati Mio dan duduk di kursi samping Mio.
"Udah baikan kalian?" Tanya Mio berpura-pura tidak tahu yang sebenarnya.
"Seperti yang Lo liat" ucap rea.
"Bagus" ucap Joshua.
"Yahh, padahal gue nungguin kalian saling adu jotos" ucap Mio.
"Anak setan memang beda" ucap Sera.
"Gimana Sera rasanya tamparan rea?" Tanya Mio. Sera tersenyum tipis meremehkan.
"Halah mana berasa, tamparan letoy gada tenaga macam tu" ucap Sera.
"Yahh, waktu itu gue emang lagi gak serius aja" ucap rea sambil meminum minuman yang di belikan Joshua.
"Masa sih?" Tanya Sera dengan nada mengejek.
"Ohh Lo mau gue serius, ok fine" ucap rea lalu mengeluarkan tongkat bisbol dan memukul Sera.
"BANGSAT EMANG GILA SI ANJING SATU INI!" teriak Sera. Rea langsung berlari kabur.
"Ahahahah makan tuh tongkat bisbol! Enak kan!!" Ucap rea sambil berlari-lari kabur dari Sera.
Joshua yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Sedangkan Mio, dia malah fokus bermain game di hpnya seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Girl (End)
RomanceSeranaya Elizha, yang biasa di panggil sera. Tiada hari tanpa berkata kasar dan kemarahan, itulah motto hidup sera. Hanya menceritakan sedikit kisah hidup sera. Penasaran seperti apa? Ayo baca ceritanya. "Hidup gue genrenya bukan romance bukan comed...