━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
"LEE YOONSEO!"
Kakinya reflek terhenti kala suara Oh Jungwon merayap di tengah lorong-lorong yang sepi, kepala Y/n menoleh ke segala arah mencoba mencari darimana teriakan gadis itu berasal.
Setelah teriakan lain kedengaran, Y/n memacu langkahnya menuju kolam renang. Saat diri menikung di belokan, dari tempatnya dia bisa melihat Ahn Nahee dan beberapa murid lainnya berdiri dengan wajah yang panik.
Wooram mencoba menenangkan Jungwon dengan menyuruhnya berhenti berteriak namun Jungwon kembali berseru panik, "lakukan sesuatu!" Jeritnya pada dua laki-laki disana.
Karena tak ada yang ambil tindakan, dan juga Yoonseo yang kelihatan makin tenggelam dan tak muncul ke permukaan, Y/n memundurkan kaki sebelum berlari dan menceburkan diri ke dalam air kolam renang.
Dingin menubruk kulitnya, pakaiannya langsung basah, telinganya langsung kedap suara. Mata berasa di tusuk jarum, tapi Y/n masih mampu menangkap sosok Yoonseo yang tak sadar di dasar kolam.
Y/n segera menarik tubuh Yoonseo yang lemas ke permukaan, Jungwon segera membantunya membawa Yoonseo naik. "𝘠𝘢h! Yoonseo, bangun!" Jungwon sibuk mengguncang tubuh Yoonseo.
Sementara Y/n menarik nafas begitu tubuhnya duduk di pinggiran kolam disaat yang lain sibuk dengan Yoonseo. Air menetes dari rambut hitamnya yang basah, mengalir ke bawah dagunya dan jatuh ke bawah.
Secara tiba-tiba Junhee datang, dia menatap kerumunan. "Ada ap--" tubuhnya membeku melihat Yoonseo yang pingsan. Pemuda berlabel ketua kelas itu dengan cepat menuju Yoonseo dan menggendongnya dengan bridal style.
Saat ketiganya (Junhee, Yoonseo, Jungwon) meninggalkan tempatnya itu, kelompok Kim Somi kelihatan khawatir, terutama An Nahee. Tapi Kim Somi sendiri justru menatap tak suka pada punggung Jungwon yang pergi. Sampai bahunya di hantam tangan seseorang.
"Kau gila?" Y/n berdiri dihadapannya dengan tubuh basah kuyup, tapi tubuhnya tidak kelihatan bergetar kedinginan seperti orang kebanyakan.
"Apa?" Kim Somi memajukan tubuh, menatap Y/n dengan wajah sinis nya.
"Kau baru bilang 𝘢𝘱𝘢?" Seringai Y/n muncul, dia mendorong bahu Somi lagi tapi kali ini sedikit lebih kencang dari sebelumnya, sampai Somi sendiri hampir terjatuh bila Wooram tidak ada dibelakangnya.
"𝘠𝘢h! Y/n!" Jisoo dan pacarnya sontak berseru melihat kelakuan gadis itu.
"Apa yang kau lakukan?!" Erang Somi padanya.
Y/n menatap si gadis berbanda tak suka, "menurut mu saja." Dia maju selangkah pada Kim Somi yang marah. Y/n merampas ponsel yang di pegang Wooram, nampak ada video Somi yang mendorong Yoonseo disana.
Seringai kecil muncul pada wajah piasnya. "Menurutmu apa reaksi Pak Jo saat melihat rekaman ini?"
Somi memelototinya, tangannya terangkat untuk mengambil ponselnya dari genggaman Y/n. "𝘠𝘢h! Kembalikan!"
Sulit tentunya bagi Somi meraih benda persegi itu. Sebab faktor tinggi mereka jauh berbeda. "Lihat bagaimana tikus pendek ini mencoba," ejek Y/n. Dia dengan main-main mengangkat lengan supaya Somi tambah kesulitan.
"Bisa kau hentikan lelucon itu?!" Park Jisoo berteriak jengkel, Nahe juga menambahkan. "Y/n-𝘢𝘢! Berhentilah!"
"Tidak sebelum jalang ini berjanji," ujar Y/n yang makin membuat membuat wajah Somi memerah sebab marah. "Kau sebut aku apa?!"
"Jalang." Jawab Y/n enteng. "Dengar. Kalau kau tidak minta maaf pada Yoonseo nanti, ku bunuh kau." Ia melempar ponsel Somi asal.
"Kalian juga," ujarnya pada empat orang lainnya. Mereka semua tentu memandang kepergian gadis itu dengan wajah tidak suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
CURSĒ. (NHC)
Fanfiction❝ 𝗪𝗵𝗼 𝗮𝗿𝗲 𝘆𝗼𝘂? ❞ Night has come Fanfiction Game kematian ini memaksa semua murid memainkannya. Meski mereka berdiri ditengah-tengah darah teman sendiri, mereka tetap bersikukuh terus hidup sampai esok hari. |✎NightHasCome only on