[FLASHBACK]
7 Desember 2018-
Dua orang yang sedang bersandar di ranjang sebuah hotel masih terengah mengatur deru nafas yang setia menyesak setelah pergulatan mereka menyatukan tubuh, mengejar puas. Mencuri-curi waktu untuk membaurkan keringat yang ingin dikeluarkan, aroma itu tak lagi asing.
Disisa-sisa upayanya meraup udara, mengisi kekurangan oksigen pada jantungnya, Hema tengah sibuk menimbang-nimbang kalimat apa yang tepat untuk diutaran. Kalimat yang tak terkesan memaksa, tak terkesan meminta hak kepemilikan, kalimat yang sekiranya memberikan dirinya kelegaan.
Lelaki disampingnya dilirik, Cakra masih setia memejamkan mata. Dadanya masih naik-turun sedikit memburu, namun bibirnya sedikit terangkat seolah ada kepuasan yang sudah ia genggam. Takut-takut Hema mulai membuka bibirnya, menyusun kata-kata yang berjalan di kepala.
“Kak, hubungan kita sekarang sudah ditahap apa?”
Setelah mengucapkan kalimat itu cepat-cepat bola matanya melirik semua benda-benda yang sedari tadi diam dalam ruangan hotel, sebab Cakra mulai membuka mata. Mata itu tak mencoba menatap iris Hema, hanya membuka dan memandang lurus sebuah tirai yang menutup penampilan hiruk-pikuk lalu lintas.
Tak ada 30 detik mata itu terbuka, lalu kepala Cakra menunduk memandang jarinya yang saling meremas.
“Hema, kalau kakak bilang belum tahu bagaimana?”
Demi Tuhan, Hema sedang menahan isakan. Bersusah payah agar suaranya tak bergetar untuk menjawab,
“Setelah kita sudah sejauh ini, saat tubuh pun sudah kakak telanjangi-“ Matanya mulai memanas, suara yang terlanjur parau dibiarkan menuntaskan kalimatnya. “-kakak masih belum tahu ya?”
Tangannya cepat-cepat diangkat mengusap kasar air matanya, pikirannya menyuarakan bahwa dirinya adalah seorang rendahan dihadapan Cakra.
“Maaf Hema, jangan berfikir macam-macam. Beri waktu lagi, kakak terus mencoba. Ya?”
Hema tak menjawab hanya sekali anggukkan yang bahkan Cakra tidak sempat melihatnya.
.
.
.
Setelah itu Hema benar-benar menghindar seolah tak menghindar. Ia masih membalas pesan Cakra seperti biasa, telpon seperti biasa, tertawa seperti biasa, semua tak ada yang salah. Namun, ketika Cakra mengajaknya bertemu ia pasti selalu memberikan sebuah alasan.Dirinya lebih sering keluar bersama laki-laki yang Cakra tahu adalah mantan kekasih Hema. Galang namanya – lelaki yang dulu ia lihat di sebuah restoran bersama Hema – yang diketahuinya melalui cerita Abi dan Ipal.
Ia tak suka, ingin marah namun dirinya siapa? Ia sangat benci perasaan itu. Hema dan Galang benar-benar tak sungkan menunjukkan eksistensinya pada semua sosial media, Fvck! Batin Cakra.
=================================13 Desember 2018-
Hari ini belum satu minggu genap Hema tak mau bertemu Cakra. Kemarin Ipal dan Abi sedang berusaha membujuknya untuk datang ke acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Cakra di salah satu club langganannya. Namun, dengan keteguhan kati Hema benar-benar tak mau hatinya terbujuk.
Setelah acara bujuk-membujuk yang berakhir penolakan akhirnya Abi dan Ipal mengalah, pun Cakra yang pesannya malah tidak digubris.
Hema sekarang sungguh muram, para sahabatnya sedang merayakan hari penting orang yang selama ini dicintai, tak bohong jika ia ingin kesana namun hatinya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWATAMITA [OFFGUN]
Fanfiction(Off-Gun) // BxB // Tamat Dipertemukan dalam sebuah kejadian yang menyakitkan, hati yang dipaksa utuh, Hema dan Wira mencoba membuka lembaran kisah baru. //Saat kita sedang berdua menunggu Swatamita. Aku menatapmu memuja, indah, kamu selalu indah, b...