Monday morning

2 0 0
                                    

" jadi gimana? Lu beneran suka ama jeff"
Lia mengangguk pelan, muka gadis cantik itu terlihat memerah menahan malu.

"Kagak ada yang lain apa? Ok, gue akuin jeff itu emangvganteng, tapi ya dia tu kayak kulkas banget gak sih...  lu yakin mau nyatain perasaan lo ke dia?"

Gadis itu mengangguk lagi... lalu menunjukkan sepucuk surat dengan amplop bewarna pink itu kepada teman temannya.

"Anjir, waaah .. nekat juga lo.." ryu menepuk punggung lia sambil tersenyum bangga.

"Ta.. tapi... aku gak berani ngasih ini langsung ke jeff. Kalian bisa tolong aku ?"

Ryu terdiam, lalu pandangannya beralih pada arhan yang saat itu sedang mengunyah keripik bawang dengan tenang.
"Han.."
Pria bernama arhan itu menoleh, lalu menunjuk mukanya sediri..
"Ck.. gak usa pura-pura bego deh lo.. kita butuh bantuan lo ni.."
kali ini gadis sipit bernama yeji ikut berbicara. Arhan menghembuskan nafasnya kasar, lalu berjalan mendekat ke arah ke3 gadis itu malas.

"Ni.. tolong kasihin ke  jeff"
"Kok gue sih?"
" ya gue mau minta tolong, tolong kasihin surat ini ke jeff, soalnya dia gak berani"
"Trus lo pikir gue berani? Ogah aah.. takut gue di tampol jeff"
"Gue traktir seblak deh pulang sekolah"
"Gak"
"Seblak paket lengkap + keju"
"Ogah, lo pikir gue cowok apaan"
Gue tambahain sama es teh manis sekalian"
"Ok fine"
Jawab arhan mengambil surat dengan amplop pink itu. Lalu dengan santainya dia meletakkan surat itu di dlam tas jeff dengan rapi.

Tak lama setelah itu, ber tanda masuk kelas berbunyi. Pria yang bernama jeff itu masuk ke kelas dengan tampang dingin seperti biasanya bersama dengan teman-temannya yang lain.

Pria itu membuka tasnya, dahinya sedikit berkerut ketika dia menemukan surat dengan amplop merah jambu itu. Dia melirik arhan sekilas,

"Dari lia" jawab arhan malas. Bagaimana tidak, semenjak bu eva memindahkan jeff untuk duduk di meja depan bersama arhan, hampir setiap hari dirinya ini menjadi kurir para fans jeff. Dari coklat, bunga , hingga surat.. walau sesekali dia juga dapat sedikit imbalan dari jasanya sebagai kurir ini.
Kalau saja waktu itu arhan tidak tidur selama pelajaran buk eva, diriny pasti masih duduk bersama sahabatnya renjun. Dia masih kesal dengan jeff karna hal itu..

Mulut jeff hanya bergumam seperti mengatakan "o" lalu membuka suratbitu dengan muka datarnya.

Sperti biasa.

Ini surat pengakuan CINTA.
Terlalu clingy. Dia sedikit geli membacanya.

Pria itu lalu menggulung surat itu dengan santai. Dan melemparnya tepat ke dalam tong samph di depan kelas.
Hal itu membuat arhan melongo.

"Lo buang gitu aja suratnya?"
Jeff mentap ahrhan sekilas, tanpa menjawab dia menidurkan kepalanya di atas meja.

"Iihhh, jeeef, aaahhh bangsat lu"
"Apa" balas pria itu malas, tapi dia memalingkan wajahnya menatap arhan yang cemberut.
"Lu tubharusnya bersyukur, di sukain sama cewek secantik lia, setidaknya balas suratnya. Kejam banget sih lu jadi cowok"
"Ogah, ntar dia pikir gue suka lagi ma dia"
"Ya lu jelasin lah, bilang makasih karna dia uda suka sama lo"
" berisik banget lu kuntil sapi, gue mau tidur"
"Jeeef, gue lagi ngomongg.." arhan menggoyang kan bahu jef, membuat pria itu tersentak lalu kenatap arhan dingin.
"Angkat tangan lo dari bahu gue atau gue patahin tangan lo jadi 8 bagian?!"
"Ddiihh.. gak asyik lo, pindah lo sono ke bangku lama lo.."
"Lo aja yang bilang sendiri ke bu eva kalau berani"

Arhan memanyunkan bibirnya kesal, tentu saja dia tidak berani melakukan itu..

Pokonya manusia bernama arkan jefrian itu menyebalkan...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like we first meetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang