KENAL 4

50 11 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Sesampainya di pasar malam, Kenji turun dari motornya dan melihat padatnya orang yang berkunjung. Ini yang Kenji benci. Banyak mata para pengunjung yang menatap dirinya seperti tatapan lapar dan memuja. Karena rahang tegas Kenji dengan Hoodie biru dengan kupluknya menutupi kepala yang ia kenakan dipadukan dengan celana pendek jeans banyak gadis maupun wanita menatapnya.

Kenji pun menghembuskan nafas panjang dan tangannya ditarik oleh Aldi yang tidak sabaran ingin mencari tempat ia berjualan.

"Sabar napa! Jangan ditarik-tarik!" gerutu Kenji melepaskan tangannya.

"Ya lo, malah melamun!" balas Aldi dengan mata menjelajahi pasar malam itu.

"Ya udah lo jalan duluan. Nanti gue jalan di belakang lo," perintah Kenji. Ia malas jalan beriringan dengan Aldi.

Aldi pun jalan duluan dengan mata menatap padatnya pasar malam. Sedangkan Kenji jalan dengan menundukkan kepalanya.

Di sisi lain, terdapat Alvina menggunakan gamis biru setengah lututnya dan kedua orangtuanya yang baru saja sampai di pasar malam yang sama dengan Kenji dan Aldi kunjungi. Lalu mereka pun berjalan dengan Qonita dan Kendra yang bergandengan meninggalkan anak gadisnya.

Alvina pun melototkan matanya. Lalu ia pun menyusul kedua orangtuanya yang sudah berjalan jauh darinya.

Dengan sesekali matanya menatap stand food yang berjajar disisi kanan dan kiri. Selain itu, ada toko-toko yang menampilkan barang cindera mata yang dijual.

Mata Alvina berbinar senang menatap dari kiri ke kanan mengincar makanan yang ingin ia coba dan ingin ia beli. Sampai pandangan terjatuh pada sebuah bakso bakar dengan saus sambal yang merah. Lalu ia pun membelokkan langkahnya menuju penjual bakso bakar itu.

Tanpa sadar Alvina tidak melihat Qonita dan Kendra yang berbelok ke penjual pakaian yang ramai.

Sesampainya di depan penjual bakso bakar, Alvina pun menunjuk-nunjuk bakso itu dengan menggerakkan kedua tangannya. Namun sayang, Abang penjual bakso bakar itu tidak mengerti bahasa isyarat, yang membuat Alvina sedih.

"Maaf dek, saya gak ngerti apa yang kamu bilang," ucap Abang penjual bakso bakar itu.

Alvina pun menggaruk kepalanya. Lalu matanya menatap sekeliling pasar malam untuk mencari kedua orangtuanya yang entah jalan ke mana. Alvina mulai panik ketika ia kehilangan jejak kedua orangtuanya. Lalu ia pun mencoba mencari Ibu dan Bapak 'nya sebisa mungkin.

"Ken. Di sini bagus gak, kalau gue buka jualan di sini?" tanya Aldi sambil melihat sekitar lokasi yang ia dapatkan bersama Kenji.

Ia dan Kenji sudah berkeliling pasar malam untuk mencari tempat. Sampai 1 jam, akhirnya mereka mendapatkan tempat dengan di kiri dan kanannya berjualan pakaian.

"Ya 'kan yang mau jualan lo. Kenapa malah nanya sama gue?" tanya Kenji kesal. Dari tadi mereka berkeliling dan dari tadi juga Aldi bertanya. Yang cocoklah, yang baguslah, yang inilah, yang itulah.

"Ya 'kan yang lebih berpengalaman lo," balas Aldi dengan mencemberutkan wajahnya.

Kenji pun menghela nafas berat. "Menurut gue sih, gak bagus. Kenapa? Karena di tempat ini khusus jualan pakaian," jelas Kenji ketika ia melihat sekitar tidak ada yang jual makanan sama sekali.

"Terus mau di mana?" tanya Aldi. Ia sudah capek keliling pasar malam itu. Tapi tidak ketemu-temu.

"Itu, di situ kosong. Cocok itu. Apalagi tempat itu banyak dilalui orang." Tunjuk Kenji di sebelah timur pasar malam. Lebih tepatnya di sebelah bianglala.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang