ALVINA 11

19 1 0
                                    


Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Walaupun Kenji sempat terpaku melihat hiasan kamarnya, ia tetap tersulut emosi. Ia tidak terima. Gara-gara ide konyol istrinya untuk memberikan kejutan ulang tahunnya, ia hampir mati.

"Alvina, keluar lo!" teriak Kenji mengedarkan pandangannya mencari sang istri dengan wajah yang memerah.

Akhirnya Alvina keluar dengan menundukkan kepalanya. Niatan mau buat suaminya senang, eh ini malah Kenji masih emosi.

Alvina mendekati Kenji dengan menundukkan kepalanya merasa takut. Sesampainya di depan Kenji, Alvina mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat suaminya yang memperlihatkan pembuluh darahnya di leher.

"Coba jelaskan," kata Kenji melipat kedua tangannya. Ia tidak akan luluh melihat mata Alvina yang berkaca-kaca siap untuk menumpahkan air matanya.

Sebelum menggerakkan kedua tangannya, Alvina menghela nafas berat. "Aku cuma mau bikin kejutan aja. Aku juga gak tau kalau kamu sampai koma," jawab Alvina yang semakin menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah menetes.

Kenji menghela nafasnya ketika melihat sang istri sudah menitihkan air matanya. Ia sudah tidak sanggup lagi memarahi Alvina. Ini yang ia benci. Ia tidak akan tahan melihat orang ia sayangi menangis. Apa lagi, istrinya.

Kenji membawa Alvina ke dalam pelukannya dan ikutan menangis. Ia tidak bisa menutupi rasa harunya karena istrinya rela membuat hiasan kamarnya sebagus itu demi merayakan ulang tahunnya. Kenji mengelus punggung Alvina juga.

Alvina sempat terkejut suaminya memeluknya dan ia menumpahkan tangisannya di dada bidang Kenji dengan tangan melingkar di pinggang sang suami.

"Kenapa kamu bikin gini?" tanya Kenji disela-sela tangisannya.

Alvina tidak bisa menjawab dikarenakan air mata yang tidak bisa berhenti. Ia hanya mencoba menggerakkan kedua tangannya maka akan keluar suara dari cincinnya.

"Aku sayang kamu, mas," sahut Alvina.

"Bukan itu. Kamu kenapa tega sampai buat suamimu ini, koma?" tanya Kenji melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Alvina.

Alvina menggelengkan kepalanya dengan mata yang berair.

"Apa kamu mau jadi janda?" tanya Kenji pas ia tidak mendapatkan jawaban dari sang istri.

Lagi-lagi Alvina menggelengkan kepalanya. Ia tidak berniat membuat dirinya jadi janda. Alvina murni ingin membuat kejutan ulang tahun yang berkesan dalam hidup Kenji. Tidak lebih.

Alvina yakin Kenji bisa melewati komanya. Karena ia sudah mengetahui kehidupan suaminya yang dari umur 10 tahun Kenji mendapatkan kekerasan dari Om dan Tantenya dan terbukti. Sampai saat ini Kenji masih hidup.

Kenji menghembuskan nafas kasarnya dan mengusap wajahnya secara kasar. Ia tidak habis akal dengan ide istrinya. Kenji bisa simpulkan bahwa Alvina mempunyai ide yang anti-mainstream dan di luar nalar. Kenji harus bersiap-siap dan menguatkan hatinya serta bayinya ketika mendapatkan kejutan lainnya dari Alvina.

Kenji mendudukkan dirinya di kasur dan mengamati hiasan kamarnya. Ia berfikir sang istri cukup pandai dalam hal mendekor. Kenji juga mengambil kue ulang tahunnya dan menarik tangan Alvina untuk duduk di samping.

"Udah gak usah nangis," kata Kenji yang sudah malas melihat air mata Alvina.

Alvina menghapus jejak air matanya menggunakan tangannya.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang