KENAL 12

17 1 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Sudah 2 jam Kenji mengetuk pintu kamar mandinya. Tapi Alvina tidak mau keluar. Jangankan keluar, buka pintu aja enggak.

Tadi Alvina bilang ia ngambek karena Kenji tidak mau memandikannya. Padahal Kenji sudah memberikan pengertian kalau ia memberikan waktu untuk Alvina supaya sang Istri tidak kesakitan pada saat mereka bermain.

"Al, kamu belum jelaskan semuanya," kata Kenji untuk kesekian kalinya.

"Al, please buka," ucap Kenji dengan badan bersandar di pintu dan tangan memegangi kenop pintu.

"Al, atau aku dobrak aja, ya?" tanya Kenji yang mulai menjauh dari pintu.

"Aku itu ya." Kenji pun mulai mengambil ancang-ancang mendobrak pintu dan mulai menghitung.

"Satu…"

"Dua…"

"Tig…" pas hitungan ke tiga, pintu kamar mandinya sudah terbuka dengan mata yang sembab milik Alvina.

Kenji menghembuskan nafasnya ketika Alvina sudah keluar tapi tidak dengan mata yang sembab.

Alvina menghampiri Kenji dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami dan siap menumpahkan air matanya.

Kenji mengelus punggung bergetar milik Alvina dan mencium pucuk kepala Alvina. "Udah jangan nangis aja," kata Kenji.

Kenji melepaskan pelukannya dan menangkup pipi basah Alvina dengan jari jempolnya menghapus air mata sang istri.

"Sekarang makan dulu, ya?" kata Kenji menciumi kedua mata sembab Alvina.

Alvina menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Kenji mendudukkan Alvina di kasur dan mengambil piring yang berisikan nasi goreng buatannya yang susah dingin tentunya.

Kenji menyendok 'kan nasi goreng itu dan mulai menyuapi Alvina dengan berganti. Satu suap untuk sang istri, dan satu suap untuknya.

Selama makan, Kenji maupun Alvina tidak membuka suaranya. Sehabis makan, Kenji memberikan sang istri jus buatannya dan langsung diminum abis olehnya.

"Ya udah. Aku ke belakang dulu. Mau taruh piring," ucap Kenji sembari membereskan piring kotor bekas mereka makan. Pas mau, melangkahkan kaki, tangannya di tahan oleh Alvina.

"Kenapa? Aku mau taruh ini dulu," tanya Kenji mengerutkan dahinya sekaligus meletakkan kembali nampan di atas nakas.

Alvina menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan tangan menepuk-nepuk kasur di sampingnya mengisyaratkan Kenji duduk di sebelahnya.

Kenji pun duduk di kasur dengan menghadap ke arah Alvina. "Ya udah kau di sini aja," putus Kenji menyelipkan anak rambut Alvina yang menutupi matanya.

Alvina mengambil tangan Kenji untuk ia peluk. Lalu ia lepaskan dulu untuk bisa digerakkan. "Aku minta maaf sama mas. Karena aku tadi udah sempat marah," kata Alvina menatap mata sang suami.

"Sebelum kamu minta maaf, aku udah maafin kamu," sahut Kenji membawa kepala Alvina untuk ia sandarkan di bahunya.

"Sekarang kamu jelaskan, kenapa kamu mau buat kejutan seperti itu?" tanya Kenji mengelus rambut Alvina.

Alvina pun menggerakkan kedua tangannya berbahasa isyarat. "Aku sebenarnya bingung mau gimana kasih kejutan buat mas. Dipikiran aku itu, ya udah itu aja," jawab Alvina sambil mata memperhatikan wajah suaminya yang tampak tenang.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang