🏅 Chapter 55- RASA DAN HAMPA🏅

527 20 13
                                    

BUKANKAH AKU SUDAH PERNAH BILANG BAHWA CERITAKU SEPANJANG HIDUP😭
BUAT KALIAN YANG ENGGAK SANGGUP BACA, BACA PERCAKAPANNYA AJA YAH😭DARIPADA ENGGAK KALAU EMANG SUKA.

AKU MASIH TIDAK RELA KARYA INI SELESAI SESINGKAT DAN SECEPAT ITU. AKU MASIH INGIN MENIKMATI HARI MENULIS KISAH INI VERSI FIKSI😭KARENA MENULIS VERSI NYATANYA TENTU BIKIN NANGIS 😭

MAAP CURHAT DIKIT
HAPPY READING!

🥇🥈🥉

" AYAH... BUNDA... AL PULANG! " seru Alqhiea saat baru memasuki rumahnya pukul 18:30 wib. Gadis itu sangat yakin bahwa kedua orang tuanya sudah pulang karena mobil di garasi lengkap tidak ada yang keluar satu pun.

Belum ada sahutan sama sekali dari ayah maupun bundanya. Alqhiea hanya mencebikkan bibir sedikit kecewa. Baru jam segini tidak mungkin kedua orang tuanya sudah tidur. Pikirnya. Alhasil, Alqhiea memutuskan untuk menuju kamarnya terlebih dahulu.

" Surprise... " seru Kahfi dan Kayla bersamaan ketika Alqhiea baru saja membuka pintu kamar. Gadis itu sedikit terkejut dan tidak menyangka kalau kedua orang tuanya menyiapkan surprise untuknya hingga menghias kamarnya pula.

" Ayah, Bunda, makasih, Al seneng banget, " ucap gadis itu mengedarkan pandangan ke sekeliling kamarnya yang penuh dengan lampu kelap-kelip. Di bagian atas meja belajarnya terdapat tulisan ' Congratulation, The Winner ' yang terpajang menjuntai ke bawah.

Kahfi dan Kayla langsung memeluk putrinya bangga. " Ayah bangga banget sama anaknya ayah. Keren pokoknya. Seingat ayah padahal ayah enggak sepintar kamu sekarang loh, " ujar Kahfi dengan wajah bahagia sekaligus bangga kepada putrinya yang meraih juara 1 olimpiade debat Internasional untuk pertama kalinya.

Kayla mengecup pipi putrinya dengan perasaan bahagia. " Alhamdulillah... Putri bunda makin menyala. Bisa nyaingin bunda jadi dokter nih, " katanya bangga.

Alqhiea merenggangkan pelukannya. " Iya, dong. Alqhiea mau jadi dokter kayak Bunda. Soalnya Al enggak jago nulis dan ngarang cerita apalagi bisnis kayak Ayah, " kata gadis itu disertai kekehan.

Kahfi menyentil dahi putrinya. " Harusnya kamu itu ngikutin jejak ayah aja, Al. Jadi dokter itu susah, " ujar Kahfi malah mengompori putrinya.

" Hemm, Ayah ini kayak enggak tau aku aja. Aku kan suka yang susah-susah. Tapi bagiku yang kayak Ayah lebih susah, " Balas Alqhiea dengan wajah lucunya yang dibuat cemberut.

" Pokoknya jadi penerus Bunda ya, Al! Jadi dokter yang sholihah, aamiin..." ujar Kayla seraya mendoakan putrinya.

Alqhiea mengangguk cepat, " Aamiin... "

Kahfi hanya bisa menghela napas mengalah. " Aamiin, " ucapnya ikut mengamiini.

" O, iya. Masuk pondok bulan puasa ya, Al! " kata Kahfi mengingatkan anaknya kalau gadis itu harus mempersiapkan diri untuk tinggal di pesantren.

Baru saja pulang dan bahagia dengan kejutan, ayahnya malah mengajaknya membahas perihal mondok. Alqhiea tertunduk lesu. " Ayah... Bisa habis lebaran aja nggak sih? Nanggung banget, " ujarnya membujuk sang ayah agar mau menuruti sarannya.

"Ow, tidak bisa, Sayang. Justru bulan puasa itu bagus buat kamu memulai perubahan. Besok pulang sekolah kamu pergi ke mall buat cari baju muslim ya! " Sahut Kayla.

" Nah itu bener kata Bundamu. Harapan ayah sama bunda itu anaknya jadi sholihah. Enggak bergaul seenaknya dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Kalau anaknya sholihah, besok bisa ngajak ayah sama bundanya masuk surga, " tutur Kahfi menasehati putrinya.

 GUS ELBHARRA ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang