Chapter 39

3.5K 162 123
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun pagi terasa basah saat menyentuh kulit, meninggalkan sensasi yang menyejukkan bagi sang perasa. Matahari nampak malu-malu bersembunyi dibalik awan, belum menampakkan sinarnya yang mampu menghangatkan seisi bumi.

Pagi ini Tata datang lebih awal dari biasanya. Hal ini dikarenakan dua faktor pendukung, pertama karena ingin menghindari keluarganya, bahkan saat keluar rumah ia mengendap-endap. Yang kedua karena hari ini ada kuis terakhir sebelum ujian dan ia belum belajar sama sekali. Bagaimana ingin belajar jika ia sampai tengah malam sibuk berteleponan dengan Ero?

Saat ia tiba di sekolah gerbang baru saja dibuka oleh satpam, membuat pria paru bayah itu kaget, "Neng, ngga salah jam kan? Baru mau jam enam loh ini."

Tata melihat jam berwarna putih di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 05.50am. Perempuan itu menyengir, "Hari ini ada kuiz pak, saya dateng lebih cepat buat belajar."

Satpam tersebut mengangguk paham, tak heran lagi dengan siswa-siswi yang sangat ambisius dalam belajar di sekolah ini. "Ngga takut ke dalam?"

Tata menggeleng, "Ngga kok pak, ngapain takut."

"Yah sudah, kalau ada apa-apa cari bapak di pos satpam aja." Pesannya. Tata tersenyum membalasnya sebelum pamit dari sana.

Ia menelusuri lorong sekolah yang sepi, suara derap langkahnya memecah keheningan. Tata membuka pintu kelasnya dan menuju ke bangku belakang paling pojok lalu menghempaskan tasnya disana.

Ia mengeluarkan buku miliknya lalu mulai membacanya. Meskipun ia bukan termasuk murid yang mengejar nilai sempurna, namun tetap saja ia harus memiliki nilai diatas standar agar ia bertahan di kelas ini.

Baru 10 menit ia sudah berhenti, pikirannya terpecah-belah, ia tak dapat fokus memikirkan pesan yang semalam ia dapatkan. "Arghhh, gue harus gimana?!" Tata mengacak rambutnya frustasi.

"Ngga ada cara lain, setidaknya ini yang bisa gue lakuin buat lindungin dia," lirihnya dengan lesuh.

Tata menelungkupkan kepalanya pada lipatan kedua tangannya yang bertumpuh di meja. Ia memejamkan matanya dan lambat laun tertidur lelap.

Tepat pukul tujuh pagi, Winterst High School dihebohkan dengan kedatangan Ero yang berboncengan dengan Tasya. Banyak yang kaget, tak menyangka dan bertanya-tanya akan hubungan keduanya. Bahkan dengan entengnya Tasya bergelayut manja di lengan pria itu.

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang