Arc 3 Chapter 6 : Penculikan

883 124 8
                                    

[Raul PoV]

Terdapat banyak sekali side quest yang ada di dalam game Path of Destiny untuk para player melakukan leveling agar karakter mereka mampu mengalahkan musuh-musuh yang lebih kuat di setiap berjalannya cerita.

Beberapa quest ada yang ringan dan santai, namun tidak sedikit juga quest yang sangat mengerikan dan brutal. Kami awalnya menciptakan quest ini hanya bertujuan agar para Player tidak merasa bosan karena terhenti di Main Quest.

Untuk itulah kami mendesain quest ini sedikit berlebihan agar terlihat lebih menarik. Akan tetapi, dunia ini adalah sebuah realita. Quest kejam dan mengerikan yang kami buat akan menjadi kenyataan di dunia ini.

Baru saja, Emilia memanggilku ke tempatnya. Dia memberi kelompok kami misi untuk menyelidiki laporan hilangnya beberapa penduduk sebuah desa yang berada 30 KM dari arah utara Kota Benteng Cataluna.

Apakah aku akan menyaksikan kembali dampak dari dunia ciptaan kami yang berbahaya dan kejam ini? Melihat para manusia yang hidup di sini menderita akibat sebuah dunia yang dipenuhi monster dan iblis mengerikan.

Kematian Sephira hanyalah awal dari penderitaanku menanggung sebuah rasa bersalah karena telah menciptakan dunia yang buruk ini. Akan tetapi, aku akan tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk memperbaikinya.

Setelah melakukan perjalanan dua jam lebih menumpang pada sebuah kereta kuda, kami akhirnya tiba di sebuah desa yang bernama Virahon.

Terlihat beberapa warga yang menyapa kami saat memasuki desa ini.

Tujuan kami adalah kediaman kepala desa yang memimpin tempat ini. Biasanya, sebuah desa di negeri ini akan dipimpin oleh seorang Baron. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku di wilayah seorang Count saja.

Seorang Marquis hanya memiliki dua bawahan seorang Baron dan keduanya akan ditempatkan di kota-kota kecil yang ada di wilayah ini.

"Salam, anak-anak muda, apa yang kalian butuhkan di desa kecil kami?" tanya seorang Kakek yang berjalan dengan bantuan tongkat kayu.

"Kami dari bagian dari unit Patroli Benteng Kota Cataluna," jawabku padanya. "Pagi ini, sebuah laporan datang pada kami mengenai beberapa warga yang menghilang di desa ini apakah benar?"

"Ah, memang benar kami mengirim laporan itu kemarin" jawab sang Kakek. "Namaku Meyaro—Kepala Desa Virahon, mari ke rumahku untuk membicarakan hal ini."

Aku dan anggota lain kemudian pergi menuju kediaman sang Kakek.

Sesampainya di sana, aku memerintahkan anggotaku yang lain untuk menunggu di luar karena rumah Kepala Desa yang kecil dan tidak cukup untuk menampung semua orang.

"Silahkan masuk, maaf rumahku terlalu kecil untuk kalian semua," kata Kepala Desa sedikit menyesal.

Memasuki rumahnya, dia kemudian mempersilahkanku duduk lalu menyuguhiku dengan sebuah teh panas dan makanan yang terlihat seperti manisan.

Aku meminum dan memakan keduanya untuk menghargai sang Kakek walaupun aku sama sekali kurang suka akan makanan manis.

"Baiklah, bagaimana aku harus memulainya ... " gumam Kepala Desa seperti sedang mengingat sesuatu. "Ini dimulai lima hari yang lalu, beberapa warga yang mengambil air ke sungai dan mengumpulkan kayu bakar di hutan tidak kunjung kembali."

"Kira-kira, berapa lama warga yang ke sungai dan ke hutan ini melakukan kegiatan mereka?" tanyaku padanya.

"Para warga biasanya ke sungai mengambil air untuk mandi sebelum matahari terbit dan pada sore harinya, mereka pergi ke hutan mencari kayu bakar pada sore harinya untuk menghangatkan diri saat malam tiba," jawab Kepala Desa.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang