18

26.6K 1.5K 57
                                    

Kini Ayana dan Xaniel berada di dalam mobil milik Adrian. Terlihat Ayana menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, tangannya meremas perutnya melampiaskan rasa sakitnya. Xaniel yang melihat itu langsung menggenggam tangan Ayana sambil menyetir membuat Ayana terkejut.

Ia melirik Ayana sekilas. "Kok bisa sakit hm? Lagi dapet?" tanya Xaniel. Entah tau darimana Xaniel jika dapet akan membuat sakit perut, Ayana jadi bingung.

"Nggak, Magh gue kayanya" jawab Ayana membuat Xaniel terkejut.

"Lo ada Magh?" Ayana mengangguk.

"Udah makan?" Ayana menggeleng membuat Xaniel menghela nafas.

"Kita makan dulu" ucapnya. Ayana hanya bisa pasrah. Ia sudah sangat lapar sekarang. Genggaman mereka tidak terlepas, Ayana juga tidak memiliki tenaga untuk melawan.

Sampailah mereka di sebuah warung makan Padang. Ayana terlihat antusias seakan melupakan sakit di perutnya. Ia mengalihkan pandangannya menatap Xaniel "Lo suka nasi Padang?" tanyanya dengan binar antusias.

Xaniel mengangguk sebagai jawaban. Sejujurnya Xaniel tidak bisa makan diluar, dari kecil ia tidak terbiasa dan terbawa sampai sekarang. Tapi demi Ayana ia akan melakukan apapun dan juga ia tau kalau Aya-nya suka masakan Padang, makanya ia rela kesini. Jangan tanyakan ia mengetahuinya darimana.

Mereka turun dari mobil dan Ayana langsung menarik tangan Xaniel masuk. Xaniel tersenyum tipis. "Lo yang traktir ya El, gue gamau ngeluarin duit gue" ujarnya saat sudah duduk di meja mereka. Xaniel hanya mengangguk. Tidak masalah ia mengeluarkan uang untuk Aya-nya.

Xaniel memesan makanan tak lama kemudian makanan tersebut sampai membuat Ayana semakin antusias. Tanpa banyak basa basi, ia langsung mencuci tangannya, mengambil makanannya dan melahapnya tanpa memperdulikan Xaniel.

Xaniel hanya diam memperhatikan Ayana makan. Ayana akhirnya sadar, kemudian menatap Xaniel "Lo ga makan?" tanyanya.

Xaniel hanya menggeleng "Gue ga bisa makan makanan luar" membuat Ayana mengangguk dan melanjutkan makannya dengan bahagia. Tidak peduli jika Xaniel makan atau tidak. Yang terpenting sekarang ia harus mengisi perutnya.

Xaniel sangat bahagia melihat Ayana tersenyum karenanya. Xaniel berjanji akan membuat Ayana terus tersenyum bersamanya. Tidak akan ia biarkan Ayana tersenyum karena orang lain.

<<<

Disisi lain, terdapat sebuah ruangan penuh dengan foto seseorang. Pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan sosok pemuda tampan. Pemuda tersebut berjalan kearah sebuah figura besar menampilkan foto seseorang. Dengan lamat ia memandang foto tersebut. Wajahnya menampilkan senyum mengerikan, namun tak lama wajah tersebut berubah menjadi amarah.

"Gaakan gue biarin Lo ambil milik gue semudah itu. Gue duluan yang sama dia, gue udah lama kenal dia. Sedangkan Lo masuk dengan mudah di kehidupan dia dan hancurin rencana yang udah gue susun." ucapnya sambil membayangkan wajah seseorang yang merebut miliknya.

Tangannya mengepal mengingat hubungan sepasang kekasih tersebut kian dekat. Tidak akan ia membiarkan mereka berdua bersatu. Ia akan memisahkan mereka apapun caranya, walau harus mengorbankan nyawa sang pujaan hati.

"Setidaknya jika aku tidak memilikimu, dia tidak akan merasakan cintamu juga" bisiknya dalam hati

Kemudian ia melangkah semakin mendekat kearah figura tersebut. Ia mencium dan menjilat bagian pusat milik seseorang di foto tersebut.

"Ah sayang, aku tidak sabar mencicipi ini" ucapnya dan melanjutkan kegiatan menjijikkan itu.

>>>

About FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang