Part 14

186 20 11
                                    

-Don't forget to vote-
-----------------------------
[Song : SB19_I Want You]
-------------
Yoonmin Story
-----------------------------

Author's POV
.
.
.

Yoongi berdiri di sebelah mobil seraya memasukkan kedua tangannya ke saku hoodie. Asap putih berembus dari napasnya sebagai tanda bahwa sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Beberapa daun yang berguguran menjadi peringatan baginya bahwa salju akan segera datang untuk menyapa.

"Yoongi hyung." Jimin berseru kecil seraya berlari mendekati namja pucat itu.

Wajah bahagia Jimin seketika menular hingga memancing Yoongi untuk ikut tersenyum tipis. Melihat keadaan Jimin yang baik-baik saja cukup membuat Yoongi bernapas lega.

"Maaf, jadi merepotkanmu, hyung," ucap Jimmi dengan napas yang sedikit terengah-engah.

"Kenapa hanya menggunakan sweater, hm?" Yoongi mengernyit tak suka melihat pakaian Jimin yang dirasa cukup tipis.

Jimin melihat sweaternya dengan bahu yang terangkat. "Aku buru-buru, hyung. Takut ketinggalan bis terakhir yang mengarah ke rumah sakit ini."

Yoongi merutuki diri karena mengenakan hoodie. Jika ia mengenakan jaket atau mantel, setidaknya ia bisa memberikannya kepada Jimin.

"Seharusnya kamu menghubungiku jika takut ketinggalan bis, Jimminnie." Yoongi mendekati Jimin dan mengusap lembut kedua bahu mungil namja itu dengan mimik wajah serius. Berharap dapat memberikan sedikit kehangatan.

"Aku aja baru tau nomor ponsel hyung tadi, setelah dikirimkan Hoseok hyung," cicit Jimin dengan wajah manyun hingga membuat lawan bicaranya susah bernapas. Jika tak ingat diri, mungkin saat ini Yoongi sudah menculiknya. Semua ekspresi Jimin benar-benar membuatnya ketagihan.

"Mianhe, aku lupa meminta nomormu." Yoongi menunduk sekilas sebelum tersenyum lembut.

Ada alasan baginya untuk tidak bertukar nomor dengan Jimin sejak awal pertemuan. Yoongi ingin membatasi diri. Ia tak ingin jatuh semakin jauh ke dalam hubungan yang complicated ini. Sayangnya, Tuhan dan Hoseok berkata lain.

"Tidak apa-apa, Hyung. Oh iya, hyung. Kenapa ... Kenapa hyung pakai sandal rumah? Itu sandal rumah, kan?" Jimin menunjuk ke arah kaki Yoongi dan seketika itu pula namja pucat itu menatap kedua kakinya yang sedang menggunakan sandal rumah warna putih.

Rasa kaget dan malu menyerang Yoongi hingga wajahnya merona hingga ke telinga. Ia tidak menyadari bahwa masih mengenakan sandal rumah akibat bergegas menemui Jimin.

Yoongi hanya tersenyum getir seraya menoleh ke segala arah. Berusaha menghindari tatapan Jimin yang tengah tersenyum malu.

"Gwomawo, hyung sudah khawatir denganku." Perlahan Jimin meraih tangan kanan Yoongi dan mengelusnya dengan gugup. Yoongi mengerjap beberapa kali saat melihat tangannya yang merasa sedikit geli.

Ketika Jimin ingin melepaskan sentuhan tangannya, tiba-tiba Yoongi meraih tangan mungil Jimin dan menggengamnya erat. Namja arogan itu tersenyum tipis.

"Jangan membuatku khawatir lagi. Bisa-bisa aku keluar hanya menggunakan baju handuk."

Jimin tertawa renyah mendengar gurauan Yoongi. Melihat sisinya yang menggemaskan seperti ini membuat Jimin semakin tak bisa jauh. Namja manis itu merasa sangat dicintai ketika mengetahui Yoongi yang begitu khawatir terhadapnya.

Klek!

Tiba-tiba Yoongi membuka pintu mobil penumpang dan menarik pelan tangan Jimin untuk masuk ke dalam.

Thistle Blue [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang