1. Kita

27 6 1
                                    

Sabiru Albian Hartono

*

Suara tv yang di nyalakan dengan volume yang cukup tinggi menyambut kedatangan Satrio yang baru saja pulang bekerja. Satrio berjalan ke arah ruang tv tersebut, siapa yang menyalakan televisi di sore hari begini dengan volume yang tinggi.

Rupanya setelah dia sampai di ruang tv tersebut ada adiknya yang sedang tertidur sambil memegang remot, Satrio simpulkan kalau adiknya itu kebosanan sampai akhirnya tertidur di sofa.

Satrio menyayangkan adiknya tidur di sofa seperti ini, karena pasti setelahnya badannya akan terasa sakit mengingat struktur sofa juga tidak bagus untuk tempat tidur.

"Dek, bangun yu", ucap Satrio sambil mengusap rambut adiknya.

Lenguhan pelan menyapa indra Satrio, setelahnya mata bulat lucu itu perlahan terbuka seiring dengan kebingungannya yang ikut serta, "koko..."

"Bangun dek, udah sore ini gak baik kalo tidur sore-sore. Mandi gih abis itu turun buat makan, kamu pasti belum makan kan?"

"Ngantuk ko, tidur bentar lagi ya"

Satrio mendengus,"yaudah, tapi tidurnya jangan di sofa, di kamar aja ya, pegel nanti badan kamu"

"Hoam... Males ko disini aja enak ko", balas nya tak mau kalah.

"Kan ada lift loh dek, atau mau koko gendong ke atasnya, ayok"

"Mau, gendong dong"

Tanpa berucap lagi, Satrio segera membalikan badannya agar punggungnya menghadap sang adik, "ko makin ringan sih dek, perasaan terakhir kali koko gendong kamu agak berat"

"Gatau ko", balas Biru sekenanya. "Yang bener loh dek, berat badan kamu berapa sekarang?", tanya Satrio penasaran

"Kemarin baru di timbang sih turun 2kg deh kayaknya"

"Kok bisa, kamu gak pernah makan?"

"Makan terus loh adek, kan kak migu yang selalu ngingetin sama siapin makanan adek"

"Makan yang banyak, jangan ngemil terus jangan kecapean nanti gak nambah-nambah bb kamu dek", ucap Satrio menurunkam sang adik ke kasurnya.

"Tidur, nanti kalo waktunya makan malam koko bangunin", Biru hanya mengangguk mendengar ucapan Satrio, setelah itu matanya tertutup karena masih mengantuk.

Satrio terkekeh dan berjalan keluar dari kamar adiknya.

-

Seperti biasa jika malam hari semuanya wajib berkumpul untuk makan malam. Ini berlaku hanya untuk orang yang sedang berada dirumah saja.

"Dek gimana persiapan buat MPLS nya?", tanya Joan

Biru mengambil minum sebelum menjawab  pertanyaan kakak nya,"udah siap tinggal berangkat aja besok"

"Mantep nih yang udah mau jadi anak SMA" , celetuk miguel di samping Biru

"Gak asik ah, soalnya belum tau masih bisa sekelas sama temen-temen atau engga"

"yaelah dek, gak sekelas juga gapapa kali, kan kalo istirahat tetep bisa kumpul", balas Miguel lagi

"tetep aja dong kak, nanti adek harus kenalan lagi sama yang baru nyari yang deket lagi, itu tuh kayak ngabisin tenaga banget", helaan nafasnya sangat menggambarkan jika Biru sangat frustasi jika tidak bersama-sama temannya

Jean tertawa, kemudian menatap adiknya,"lagian nih ya enak tau dek dapet temen baru, dapet relasi lagi nanti. Kalo nyatanya nanti kamu gak sekelas sama temen-temen kamu, kamupun harus punya temen deket dong dikelas kamu supaya kalo ada apa-apa bisa minta bantuan"

Biru terlihat berpikir sejenak,"iya sih ko, gimana besok aja deh gamau mikirin, nanti keburu cape"

"Heran aku ko, diantara kita cuman Biu aja yang kayaknya introvert ya, perasaan kita semua asik asik aja kenalan sama orang baru", ucap miguel lagi

Kali ini Satrio yang menimpali ucapan Miguel, "Koko juga heran sih dek, Biru nih turunan siapa ya", ucapnya sambil terkekeh juga

Biru memutarkan bola matanya mendengar ucapan kakak kakaknya, sebab candaan ini sering kali ia dengar dirumah ini.

@penawanita_
2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang