Epilog

130 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


EPILOG

Menutup pintu kamar Annchi dari luar, Kyra menggerutu. Bebal sekali gadis itu. Kyra tahu Annchi sudah bangun dan mendengar semua ucapannya. Tapi, Annchi justru tetap memilih bungkam dan sok tidak peduli. Padahal, Annchi masih menginginkan Mada. Kyra bisa merasakannya.

Lihat saja. Kyra akan membuat Annchi menyesal karena sudah keras kepala. Annchi akan gelagapan sampai nyaris kebakaran jenggot.

Pintu kamarnya yang berada tepat di depan kamar Annchi terbuka. Kebetulan sekali. Timing yang tepat Mada keluar dari sana saat dia membutuhkan laki-laki itu.

“Mada.”

Kyra menghampiri dan bergegas menarik lelaki itu agak menjauh agar Annchi di dalam sana tidak mendengar apapun yang akan dia katakan.

Mada hanya bisa mengikuti dengan wajah bingung, sementara Daka di belakang mereka melongo.

“Sayang, kamu ngapain? Aku lho di sini. Heiii...” ucap Daka protes. Mengira Kyra salah tarik orang.

Tapi, dengan galak Kyra menyuruhnya diam, “Sshh!”

Dengan pasrah, Daka hanya bisa merapatkan bibir. Masih sambil cemberut, Daka memilih menghampiri mereka.

“Ada apaan, sih?” tanya Mada.

“Beliin sushi, gih,” suruh Kyra.

“Lo pengen sushi? Minta sana sama pacar lo. Kenapa sama gue?” tolak Mada, agak menjauh dengan wajah tak nyaman. Mada mengerti Kyra tumbuh di keluarga yang ketika dia menginginkan apapun akan selalu terpenuhi. Apalagi ayahnya adalah seorang menteri, tinggal menyuruh seseorang maka semua beres. Tapi, bukan berarti Kyra bisa melakukan padanya juga, dong.

“Bukan gue yang mau, tapi Annchi. Dia bilang nggak mau makanan yang lo kasih. Udah dingin katanya, nggak enak. Dia mau sushi.”

Raut tak nyaman Mada seketika berubah, “Oh, Annchi bilang gitu? Dia bilang mau gue yang beli?”

“Iya, iya,” jawab Kyra cepat.

“Serius lo? Annchi bilang harus gue yang beli, gitu?” tanya Mada sekali lagi menegaskan. Wajahnya sumringah.

“Iya, serius,” balas Kyra sekenanya. Lalu, mendorong lengan Mada, “Udah cepetan sana! Annchi udah nungguin,” ucapnya agar lebih meyakinkan.

“Oke, oke. Gue beli sekarang.”

Kyra diam-diam tertawa. Mada terlihat bersemangat sekali.

Ternyata mudah sekali membohongi dia. Dasar bucin!

Tapi, Kyra bingung saat Mada malah kembali ke kamar, “Eh, mau ke mana?”

“Ambil dompet,” jawab Mada polos.

“Nih, pakai uang gue aja.” Kyra buru-buru mengeluarkan dompet dari saku celana. Untung tadi dia mengantonginya. Kyra takut kalau kelamaan Annchi keburu keluar kamar.

“Oke, nanti gue ganti.”

“Nggak usah. Pakai aja.”

“Widih, baik amat!”

“Iya, iya. Buruan sana!” buru Kyra seraya mendorong Mada pelan.

Di sisi lain, Daka menatap itu semua dengan bingung. “Kenapa harus buru-buru banget? Annchi udah kelaparan sampai mau pingsan? Atau ngidam?...” Tiba-tiba dia tersentak dengan pikirannya sendiri, “... Hah? Ngidam? Annchi hamil? Sama siapa??! Aku harus laporin ke Mada. MADA... HMPHH!!"

Dengan cepat, Kyra bergerak menutup mulut Daka.

Kesal, Kyra memukul lengan Daka karena pemikirannya yang aneh.

“Kamu mau lihat pertunjukan nggak?” tanya Kyra, tersenyum misterius.

“Ha? Pertunjukan apa?” Kenapa tiba-tiba pertunjukan?

Kyra hanya cekikikan.

Bukannya menjelaskan, Kyra malah menarik Daka kembali ke kamarnya, menutup pintu lalu menguncinya.

Tahu-tahu, Daka tertawa sendiri, "Bilang dong, kalau mau berduaan. Pake ngusir Mada segala." Dia tangkup kedua pipinya yang merona.

"Pacarku nggak sabaran juga ternyata," gumam Daka. Baru saja dia memajukan tubuhnya ingin memeluk Kyra, Daka melongo saat Kyra malah menjauh, dan berlari mendekati jendela.

Dan dari balik jendela, tak butuh waktu lama mereka melihat bagaimana paniknya Annchi yang berlari keluar apartemen sambil celingukan.

“Ada apa, sih? Eh, Annchi ngapain itu?” tanya Daka.

“Aku udah bohongin Annchi. Aku bilang kalian mau pulang ke Jakarta hari ini karena Mada mutusin buat berhenti ngejar-ngejar dia dan lupain dia,” jelas Kyra mengungkap skenario liciknya.

“Serius kamu? Jahat banget!”

“Biarin aja! Biar Annchi sadar. Siapa suruh sok jual mahal terus.” Kyra mendengus, namun kemudian tertawa geli.

“Iya, kayak kamu dulu, kan?” ucap Daka.

“Kapan aku kayak gitu?” Kyra membuang muka, pura-pura tak mengerti.

“Dih, pura-pura lupa.”

“Eh, tuh, Mada udah datang.” Lebih baik Kyra mengalihkan pembicaraan. Karena bukan itu yang penting sekarang.

Lalu, mereka menyaksikan bagaimana Annchi dan Mada berbincang serius.

Kyra tersenyum haru saat akhirnya kedua sejoli itu saling memeluk hangat.

Membuka jendela, dia terpikir untuk menjahili mereka, “Hei, love bird. Jangan pacaran di jalanan!”

“Mau ngikut-ngikut kita, ya!” Daka ikut meledek.

Di sana, Mada terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Baru saja kemarin dia protes pada kemesraan Daka dan Kyra di depannya, sekarang dia malah melakukannya juga.




***




Ini epilog lebih ke tambahan aja, sih, POV-nya Kyra yang udah effort biar Annchi sadar. Ending-nya di part 40 kemarin.

Udah ya, guys, segini aja.

Tapiii, masih ada extra part nya, dong.

Extra part sudah bisa dibaca di karyakarsa, yaa.

Terima kasih banyak semuaa sudah meluangkan waktu untuk membaca dan mendukung kisah Mada-Annchi baik di wattpad maupun karyakarsa.

Jangan lupa baca cerita baru judulnya "BE MY PLUS ONE". Cast-nya yang jadi tokoh di cerita ini juga 🤫

Sekali lagi makasih banyaaakkk 🥰🥰🥰

Sincerely,
Sekar

Revenge Partner • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang