🩵63🩵

5.4K 375 54
                                    

Jika pasangan suami istri baru lainnya di pagi hari akan tampak mesra dan ceria karena menikmati indahnya menjadi pengantin baru, lain halnya dengan Rony yang sedang dipusingkan dengan sikap Salma yang sejak semalam mendiamkannya karena tak mau menuruti keinginan Salma untuk melalukan kewajiban malam pertama layaknya pasangan suami istri baru pada umumnya.

Sejujurnya Rony bukannya tak mau hanya saja ia paham betul kondisi Salma yang belum sepenuhnya pulih, terlebih luka jahitan pasca operasi yang belum Rony ketahui sudah aman atau tidak kondisinya.

Bahkan jika ia ingin egois, Rony benar-benar ingin menerkam istrinya itu yang sudah membuat dinding pertahanan imannya runtuh, tapi untungnya akal sehat Rony paham betul dan masih bekerja semaksimal mungkin sehingga tidak terlena dengan godaan maut Salma yang cukup membuatnya panas dingin.

"Mau sampai kapan kamu diemin Mas Rony kayak gini sayang?" Tanya Rony sembari menyiapkan sarapan Salma yang sudah diantarkan oleh perawat beberapa saat tadi.

Iya, semenjak semalam Salma menggodanya dengan memanggilnya dengan sebutan Mas, entah mengapa Rony cukup suka dan nyaman dengan sebutan Mas itu, yang membuatnya kini menyebut dirinya Mas dihadapan Salma.

Bukannya menjawab pertanyaan sang suami Salma malah beranjak berdiri yang membuat Rony menahan tangan Salma.

"Mau kemana?" Tanya Rony

"Mau mandi, biar kamu percaya kalau aku udah sembuh." Jawab Salma dengan ketusnya yang membuat Rony langsung memeluk Salma.

Dipeluk Rony tanpa aba-aba membuat dinding pertahanan air mata Salma runtuh begitu saja, tangisan yang ia tahan sejak semalam seolah pecah dalam pelukan Rony.

Melihat Salma tiba-tiba menangis tentu saja membuat Rony bingung, mengapa istrinya ini menangis? Apa ada yang salah dengan sikapnya memperlakukan Salma hingga Salma menangis?

"Sayang, sayang kenapa nangis? Mas ada yang salah ya sama sayang?" Tanya Rony sembari mengusap punggung Salma.

Jujur saja ditanya Rony kenapa dirinya menangis menbuat Salma semakin terisak, rasa sesak didadanya sejak semalam saat Rony tiba-tiba meninggalkannya masuk ke dalam kamar mandi saat dirinya hendak memulai permainan panasnya membuat Salma sedih tak karuan.

Banyak pikiran yang terngiang dalam benak Salma, sejak semalam, bahkan pertanyaan tak masuk akal pun berputar dalam otaknya, mungkinkah dirinya tak cukup menggoda dimata Rony hingga Rony memilih pergi saat ia menggodanya? Atau mungkin dirinya tak sesuai dengan kriteria perempuan ekspektasi Rony?

"Sayang? Are you okay? Mas tanya lo sama sayang? Apa sayang enggak mau jawab?" Tanya Rony dengan penuh khawatir pada istrinya itu.

"Mas jijik ya sama aku? Karena aku gak secantik ekspektasi Mas? Belum lagi bekas jahitan luka di perut aku pasti bikin Mas ilfil kan sama aku? Makannya semalam Mas pergi masuk ke kamar mandi gitu aja, dan baru keluar saat aku pura-pura tidur." Tutur Salma

Rony benar-benar dibuat tercengang dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut Salma, tak pernah Rony sangka pemikiran Salma bisa sejauh itu, apa memang semua perempuan suka berpikir sejauh itu? Jujur saja Rony yang sebelumnya tak pernah memadu kasih lalu menjalin hubungan pacaran pertama kali dengan Salma dan dalam waktu yang tak lama membuat Rony kurang begitu mengerti arti tersirat dari setiap ucapan wanita.

"Kenapa sayang tanya kayak gitu? Emang Mas pernah ngomong begitu sama sayang? Enggak pernah kan?" Tanya Rony

"Mas emang enggak bilang secara langsung sama aku, tapi aku bisa lihat langsung dari sikap Mas Rony yang masuk kamar mandi gitu aja." Ujar Salma

Kesabaran Rony tampaknya akan di uji mulai hari ini hingga akhir hayat nanti bersama Salma. Menarik nafas sejenak untuk mengatur emosi jiwanya membuat Rony menghembuskan nafas kasar.

ANANTARA  (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang