HAI SEMUANYA👋👋👋
*
*
*
Gimana kabar kalian hari ini???
*
*
*
Jangan lupa VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya ya, kalau bisa per paragraf kalian comment in deh biar aku tambah semangat nulisnya.... Okay?☺️☺️☺️
*
*
*Kini mereka sudah berada di sebuah restoran bernuansa laut yang berada di sekitar pantai itu. Karena di pinggir pantai, menunya pun juga berisi berbagai jenis olahan ikan. Restoran itu menyajikan nuansa pantai dengan disuguhi pemandangan laut dari kejauhan.
“Ini restoran mahal, Dan. Kita cari warung yang lebih murah aja,”
“Aku mau menagih balasan tamparanmu loh, Sha.”
“Maksudmu, dengan cara membayar makanan di restoran ini?” tanya Mesha yang sedikit terkejut.
“Bukan. Tapi dengan makan bersamaku di restoran ini.”
Akhirnya Mesha diam. Ia tidak ingin memperpanjang masalah mahal atau murahnya restoran ini. Lagi pula, kakaknya sudah tidak sabar lagi untuk makan. Aydan mulai memesan makanan sesuai daftar menu yang dilihatnya.
“Bang Tara, mau makan apa?” tanya Aydan.
“Terserah kamu, Dan. Samain aja semuanya.” sahut Mesha.
Aydan mengangguk dan mulai memilih beberapa menu di sana.
*
Tak lama, makanan yang telah dipesan pun datang. Ada berbagai macam jenis olahan ikan laut disana, membuat Mesha lagi-lagi tertegun melihatnya.
“Kenapa kamu memesan makanan sebanyak ini?”
“Biar kamu nggak kurus.”
“Kamu juga kurus!”
“Cie, perhatian...”
“Apaan sih,”
Mereka mulai makan. Tara memilih untuk makan pepes ikan tongkol yang segar dan pedas, sedangkan Mesha memilih sop ikan kakap, dan Aydan memilih kerang saus merah. Mereka mulai makan dengan lahapnya.
Pemandangan laut pun juga memanjakan mata mereka.
Mesha tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa melihat pemandangan yang sangat indah, yang sebelumnya belum pernah ia pikirkan untuk bisa melihatnya sama sekali. Tanpa ia sangka, Tuhan mendatangkan seorang manusia yang dia tidak tahu asalnya, datang dan berbaur dengan kehidupannya.Seperti angin segar yang menerpa panasnya matahari, rasa sejuk mulai dirasakan Mesha dalam hidupnya. Meskipun ia tidak sepenuhnya tahu, apakah kedatangan Aydan hanya lah bersifat sementara dan berakhir pada sebuah penyesalan, atau kah Tuhan memang menunjuk Aydan sebagai tempat berlabuhnya hati setelah berlayar mengarungi samudra yang penuh ombak.
*
Perut mereka sudah terisi penuh. Tenaga datang kembali, dan perjalanan yang belum selesai itu juga dilanjutkan.
Hutan Mangrove.
Tempat yang kini dipijak menampakkan rimbunnya hutan mangrove yang tersebar di sekeliling mereka.
“Sha, kamu bawa lotion anti nyamuk, kan?”
“Iya. Seperti yang kamu bilang kemarin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Hujan
Novela Juvenil"Alam raya tidak akan membiarkannya menjadi sebatang bunga yang kuncup di musim panas. Tidak. Selama aku masih berada di sisinya" Aydan Balin Pratama~ "Takdir terlalu bermain-main denganku hingga tidak ada kata bahagia dalam kampus hidupku" Ara Mesh...