Setiba di Pulau Eventis, Getergon dan Krovon berjaya mendarat dengan selamat. Dua orang wanita itu ditempatkan di Underground Luxury House milik Tuanie . Bersebelahan dengan rumah besar kepunyaan Tuanie, terdapat lagi sebuah rumah milik Romaszie. Sama seperti Tuanie , Underground Luxury House. Tertera papan besar TR , menunjukkan rumah itu kepunyaan Tuanie dan Romaszie, kepala mafia dan penyimpan terbesar senjata.
Di atas rumah dalam tanah itu, terdapat satu air terjun buatan manusia untuk melekakan musuh yang datang menyerang rumah mereka. Darin dan Nafilia di tempatkan dirumah itu. Manakala Tuanie dan Romaszie pula berlalu ke markas TR. Di luar rumah itu terdapat lebih kurang 156 orang bodyguard , di dalam pula terdapat 58 orang bodyguard dan 45 orang pembantu rumah. Darin dan Nafilia berjalan menerokai rumah milik Tuanie, semoat dibilang beberapa orang pembantu dan pengawal di dalam rumah agam itu.
Darin dan Nafilia di jemput ke meja makan. Terdapat lauk-pauk yang mahal , seperti Shrimp Lobster Sauce , Siakap Tiga Rasa ,Olive Butter Shrimp,Wet Tomato Grilled Chicken,Butter Lepper King Crab , Steak dan beberapa jenis sayuran serta buah - buahan .
"Awak tak rasa gementar ke? Duduk sini , dengan musuh cuba untuk culik kita. Tak takut ke? "tanya Darin, lauk yang dihidang di pandang penuh selera.
" Nak kata tak tu memang tipulah kiranya. Tetapi saya okey lah sikit, sebab saya selalu ikut diorang kesini. Ramai geng mafia cuba untuk mencuri senjata kerana mereka merupakan penyimpan dan penjual senjata terbesar. "
"Awak dengan Romaszie, bercinta ke? " soalan tanpa lapisan, dia tahu Nafilia akan menjawabnya dengan jujur. Tangan Nafilia ditarik.
" I know, you love him right? " sengaja di usik Nafilia.
"No. " Jawab wanita itu. Tetapi riak wajah dan mata wanita itu tidak mampu menipu Darin. Speech can lie but eyes cannot lie.
"And, I know he loves you too. " Senyuman mengusik diguriskan. Wanita di sebelahnya ini sudah diam membisu. Betul lah kan?
____________________________________
"Emir, come with me, Fathvin joins Romaszie. And the rest of you , ready in each corner. " Lancang Tuanie memberi arahan, Romaszie dan Fathvin, masing - masing sudah bersedia dengan tugasan sendiri.
"Let's start. " Ujar Romaszie sehabis membelek dirinya di cermin tingkap kereta.Mereka sekarang berada di Eventis Pirate Door . Masing - masing mengambil posisi yang telah diaturkan.
Romaszie dan Fathvin memulakan lakonan mereka sebagai...
"Hai, abang. " Suara Romaszie di lunakkan.
Ya. Diorang berlakon sebagai seorang perempuan.
Tangan sengaja di lengkarkan di leher musuh. "Abang..." Fathvin pula bersuara.
Romaszie mengambil kesempatan menendang kuat punggung musuh. "Argh." Ringis musuh.
"Awww, sakit ye abang? " Soal Romaszie.
"Meh, sayang yang ni pula buat. " Fathvin mengangkat tinggi kakinya lalu menendang di tempat sensitif.
"Argh ! Kau orang sajat? " Soal lelaki itu lemah sambil berguling di atas tanah .
"Tidak lah abang kami ni.... "
Bang! Tuanie melepaskan tembakan di kepala lelaki itu.
"Sempat lagi kau orang, " muka tegang Tuanie menakutkan mereka. Tak ada masa dia nak layan lelaki itu .
"Boleh pula mamat tu layan korang punya belayan kan? Kalau aku, memang kena terjang dah. " Kata Emir sebelum mengikut langkah Tuanie masuk kedalam.
"Tempat ni memang tak ada keselamatan yang tinggi. Sudah lah seorang sahaja pengawalnya, tak sempat aku nak goda puas - puas, " kata Romaszie mengundang jelingan maut dari Tuanie.
Tersengih lelaki itu untuk menghilangkan resah dalam dada. Takut kalau dia lanjutkan lagi perangai sewel dia itu, memang makan peluru .
"Tuan! " panggil seorang lelaki, anak buah Tuanie dan Romaszie. Ditunjuk enam orang lelaki yang telah diikat di tiang. Tersenyum lebar Tuanie , anak buahnya memang licik memahami kemahuannya.
"Mana Rofdop? " Soal Romaszie sambil menunjal kepala salah seorang habuan mereka itu.
Rofdop adalah seorang lanun yang telah berjaya mengikat Romaszie di atas kapal lanunnya.
"La... " Belum sempat lelaki itu menjawab...
Bang!
Hancur kepalanya.
"Mana dia? "
"La..."
Kali ini juga tidak sempat.
Bang!
"Lembab nak jawab pun, " Tuanie memandang mayat yang telah dibunuhnya sebentar tadi.
"Dia mana? "Soal Romaszie sekali lagi.
"Laut. "Cepat - cepat lelaki yang lain menjawab.
"Buat apa? "Soal Tuanie pula.
"La... "
Buk!
Satu tendangan kuat di perut musuhnya.
Bang!
Bang!
Bang!
Bang!
Hancur semua kepala anak buah lanun.
"Pengecut punya Rofdop," kata Fathvin berserta senyuman sinis di bibirnya melihat semua musuh mereka yang belum sempat lari bersama Rofdop telah menjadi mayat.
"Pasang bom, biar hancur pula tempat diorang. Ajar sikit, " arah Romaszie.
3, 2, 1...
Bom!
Hancur, bagunan itu. Buat sia - sia duit kau aje. Bina baguan tinggi - tinggi. Akhirnya, hancur juga.
