Kicauan burung biru yang menyambut pagi, matahari bersinar membentang cakrawala. Langkah pelan menuruni tangga, masih dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Brr~ dingin banget." Ujar nya dengan nada gemetar. Kedua tangan nya memegang erat pada selimut tebal nya. Ia duduk pada sofa dan meringkuk disana.
"Loh, Kak Blaze?"
Blaze menoleh dengan terpatah patah, ia menatap Thorn yang berjalan kearah nya dan duduk di sebelahnya.
"Kak Blaze ngapain?" Tanya Thorn dengan bingung, saat ini Blaze mirip seperti anak ayam dengan selimut sebagai induknya.
"Aku kedinginan Thorn, dan kau dapat baju itu dari mana?"
Blaze menatap Thorn dengan bingung, baju yang saat ini dipakai Thorn terlihat begitu tebal, sepengetahuan nya Thorn sama sekali tak memiliki baju setebal itu.
"Oh ini dari Solar!"
Blaze facepalm. Kalo soal Solar sih sudah tak heran lagi.
"Brocon."
Satu hal yang menjadi fakta dalam keluarga mereka, semua yang Thorn butuhkan sudah disiapkan oleh Solar.
"Sukurin karena ga punya baju tebel."
Ice tiba tiba muncul di hadapan mereka berdua, lantas duduk disamping Thorn. Blaze menatap saudara kembar nya itu dengan malas.
"Si pengganggu ini."
"Terserah kau saja." Ujar Blaze dengan ketus.
Setelah itu mereka kini berdiam diri dengan kesibukkan nya masing masing. Tak ada yang berbicara.
"Makan yang banyak."
Saat keheningan berlangsung mereka dengan samar mendengar suara seseorang yang berada di balik dinding.
Penasaran, ketiga nya pun mengintip siapa yang berada disana.
Seorang pemuda yang tengah berada di hadapan sangkar dengan burung biru kecil di dalamnya.
"Taufan?"
Taufan menoleh lantas mendapati ketiga saudara nya disana, ia tersenyum lantas menaruh makanan burung ke atas meja.
"Kak Taufan! Itu burung kakak?"
Thorn menunjuk burung yang berada di sangkar. Taufan mengangguk ia menurunkan sangkar itu lantas menaruh nya di atas meja agar dapat dilihat oleh Thorn.
"Wahh, burung nya cantik banget." Ujar nya kagum dengan binar pada kedua matanya.
"Nama nya Mimi."
Thorn berbinar girang, burung itu tambak tenang walau di sentuh oleh jari Thorn.
Taufan bergilir menatap Blaze dan Ice yang terdiam disana.
"Thorn suka tanaman kan?"
Thorn menoleh lantas mengangguk dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
أدب الهواةPulang? Taufan tak mengerti arti dari kata pulang. Ia hanyalah seorang anak yang kini tengah mencari jati dirinya, yang ia ketahui ia hanya hidup sendirian tanpa orang tua dan saudara. Namun siapa sangka ternyata ia memiliki seorang keluarga, hanya...