Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul 22:00, Rabu 6 April 1999.
Di sebuah hutan yang rindang, gelap dan mencekam, terdapat cahaya memantul terang menerobos keluar dari cela dedaunan. Cahaya itu ternyata dari sebuah Mansion megah nan mewah yang berada di tengah hutan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cring ..!
Terdengar suara rantai berbunyi cukup jelas saat di tarik pelan oleh seseorang.
Di dalam Mansion yang mewah itu ternyata ada seorang gadis yang tengah disandera di dalam sebuah ruangan yang sedikit pencahayaan. Gadis itu tidak sendirian, ia nampaknya tengah duduk di lantai seraya menatap seorang pria yang ada di hadapannya.
"Sudah 2 hari kau tidak makan, Yuna." Ucap datar pria tinggi besar, dengan surai hitam panjang menjulai lurus di belakang punggung nya. Ucapan nya memang datar, namun ada sedikit kelembutan di dalamnya.
"Apa kau tidak lapar?" Tambahnya.
"Kenapa kau tidak membunuh ku saja?" Cetus gadis itu dengan nada bicara yang sedikit memberikan tekanan emosi.
"Aku tidak akan melakukan nya!" Balasnya, seraya ia menjongkokkan tubuhnya, dan mengangkat sebuah piring yang berisikan makanan hangat di hadapan gadis yang ada di depannya.
"Kenapa?"
"Karena mulai sekarang, kau adalah boneka ku." Jawab pria itu, seraya menyendokkan sedikit makanan yang ada di piring untuk di berikan kepada gadis yang ada di hadapannya.
Ketika sendok yang ada di tangan pria itu sudah sampai di bibir gadis yang ada di hadapannya, tiba-tiba spontan gadis itu menepak nya dengan tangan nya.
Plak!
Klong trang ..!
Sendok pun terpental dan makanan yang ada di sendok pun akhirnya berhamburan tak beraturan di lantai.
"Apa? Boneka kata mu?"
"Tidak sopan, apa kau tidak pernah menghargai pemberian orang lain?"
"Jangan alihkan pembicaraan ku! sekarang yang ku tanya adalah kenapa kau menculik ku?" Nampaknya gadis ini sudah sangat kesal, nada bicara nya mulai meninggi, dan tangan nya sudah mengepal sedari sendok itu terjatuh.
