Kageyama menghabiskan waktu di Miyagi seminggu. Empat hari terakhir ia habiskan dengan hanya bersantai di rumah. Mungkin akan sesekali keluar disaat teman-temannya mengajak main atau berolahraga ringan dengan jogging. Hanya begitu saja. Dan tanpa disangka, waktu berlalu dengan cepat. Ia kembali ke Tokyo.
Esok harinya, Kageyama melakukan aktivitas yang memang sudah biasa ia lakukan ketika di rumahnya yang ada di Tokyo. Ia akan bangun pagi, sekitar matahari masih menyorotkan cahaya jingganya, lalu berlari kecil mengelilingi kompleks perumahan. Keadaan perumahan masih sepi, belum banyak orang yang terbangun.
Setelah selesai dengan jogging pagi, Kageyama dalam perjalanan kembali ke rumah akan mampir ke convenience store untuk membeli bahan-bahan makanan. Pada waktu ke Miyagi, Kageyama mengosongkan isi lemari kulkas miliknya yang waktu itu hanya tinggal tersisa sayur dan susu. Karena sekarang sudah kembali, maka ia harus mengisi kulkas lagi agar nanti saat kelaparan dan terlalu malas untuk pergi keluar, ia dapat langsung memasak atau memakannya mentah.
Selesai dengan membeli bahan-bahan makanan, yang membutuhkan dua kantong tas besar, ia akhirnya berjalan kembali ke rumah.
Begitu sampai di rumah, dia memasukkan semua barang makanan yang dibeli ke dalam kulkas. Takutnya ada bahan yang harus segera masuk lagi ke tempat pendinginan, ia tidak akan menundanya. Setelah semua tertata rapi, Kageyama pergi ke halaman rumah dengan bola voli berada di tangan.
Sudah berapa hari dirinya tidak memegang bola? Mata biru lautnya menatap mikasa dengan serius. Sepertinya tidak selama itu ia tidak bermain. Namun kerinduannya dengan mikasa tidak dapat dipungkiri. Selama di Miyagi, ia benar-benar hanya berleha-leha dan bermain. Bahkan bangun pun kesiangan. Dia seperti tidak memiliki waktu, padahal aslinya waktunya hanya digunakan untuk kesenangan duniawi.
Tetapi tidak masalah. Karena berpaling sebentar dari kegiatan yang biasa ia lakukan, bukanlah hal yang salah.
Kageyama melambungkan bola ke atas, seperti gerakan mengoper bola. Itu ia lakukan sebanyak lima ratus kali tanpa henti untuk melemaskan kembali jari-jemarinya yang sudah beristirahat selama seminggu lebih. Kageyama setelah itu melakukan servis. Servis lompat ia lakukan sebanyak dua puluh kali, lalu servis biasa tiga puluh.
Akhirnya Kageyama menyelesaikan rutinitas olahraga pagi. Setelah itu, dia akan membuat sarapan. Namun pertama-tama, akan lebih baik jika membersihkan tubuh terlebih dahulu. Keringat sudah membasahi tubuh hingga baju. Waktunya untuk mandi.
Tidak butuh waktu lama bagi Kageyama untuk membilas tubuh. Sekitar dua puluh menit lama dirinya berada di bathroom. Setelah mandi, barulah ia berkutat dengan dapur.
Untuk sarapan, ia hanya akan memasak dengan sederhana. Hanya panggangan ikan salmon yang diberi kecap asin dan taburan biji wijen, disajikan dengan nasi panas yang pulen.
Kageyama membawa semua peralatan makannya ke meja depan televisi. Televisi ia hidupkan, menonton berita terkini tentang Tokyo. Dirinya lalu makan dengan lahap.
Setelah selesai dengan makan, Kageyama bingung harus melakukan kegiatan apa lagi. Waktu liburnya masih tersisa tiga hari. Ia akhirnya hanya tiduran si sofa panjang. Bermalas-malasan seperti yang dilakukan saat berada di Miyagi.
Ponsel yang ia letakkan di meja tiba-tiba berdering dan bergetar. Kageyama melirik nama penelpon. Itu adalah orang yang sudah empat hari ini tidak menghubunginya. Kageyama lalu mengangkatnya.
"Halo?"
"Kageyama?"
Itu suara Sakusa.
"Iya. Aku Kageyama. Kenapa Sakusa-san?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight Guy || SakuKage
FanfictionSakusa tidak tahu pikiran apa yang berani membuat dirinya melakukan hal tidak pantas itu. Yang pasti dia hanya ingin memastikan sesuatu. Summary : Sakusa yang mencoba segala cara untuk meluluhkan hati Kageyama. Terinspirasi dari manhwa : Unintentio...