Dengan sangat menyesal Pak RT dan Bu Rahmi meminta maaf kepada semua tamu yang mereka undang dan mempersilahkan mereka pulang karena acara batal di laksanakan. Farahdiba si biang kerok sudah di usir sejak tadi dengan ancaman akan di laporkan ke Polisi jika mengacau kembali.
"Ayo Dek kita juga pulang" ajak Mahi menarik tangan adiknya.
"Tunggu Mahi" cegah Bagas yang tiba-tiba berlutut di depan kaki gadis itu.
"Eh Kak Bagas, jangan begitu!" ucap gadis itu kaget lalu mundur beberapa langkah.
"Gas, kamu kenapa sih, Kakak pusing lho mikirin masalah kamu terus, drama baru apalagi ini?" Ibu Rahmi mengeluh sambil memegangi kepalanya.
"Sabar Bu, kita bicarakan baik-baik, ayo semuanya masuk dulu kita selesaikan di dalam, gak enak dilihat tetangga" Pak RT merangkul sang istri lalu melangkah masuk lebih dulu di ikuti Himawari, sementara Mentari membantu Bagas berdiri dan masuk bersama-sama.
Sampai di ruang keluarga, ketika yang lain sudah duduk, Bagas lagi-lagi bersimpuh di depan Mahi hingga membuat gadis itu jadi kelabakan dan menjauhkan kakinya. Bu Rahmi dan suaminya hanya geleng-geleng kepala melihat sikap adik mereka itu.
"Kak, tolong duduk saja! Jangan begini!"
"Tidak sebelum kau mau mendengarkan penjelasanku" balas Bagas menolak permintaan Mahi.
"Iya-iya akan aku dengarkan"
"Aku akan bicara sambil bersujud karena aku menghargaimu sebagai Kakak dari gadis yang kucintai" Bagas menengadah untuk menunjukkan wajah seriusmya dan memandang sekilas ke Mentari yang duduk di samping Mahi.
"Aku sudah membuktikan diriku bukan pria brengsek, aku hanya di jebak, jadi kumohon ijinkan aku dan Mentari kembali menjalin kasih, aku berjanji kedepannya akan lebih hati-hati dan tidak menyentuh miras lagi, Kakak dan Kakak iparku yang jadi saksi, kalau aku melanggar aku tidak akan menemui Mentari lagi" ucap Bagas bersungguh-sungguh, matanya bahkan sampai berkaca-kaca hingga membuat Mentari juga tak kuasa menahan tangisnya melihat bagaimana pria itu memperjuangkannya.
"Loh jadi selama ini perempuan yang kamu suka Mentari toh? Ya ampun sadar diri kamu Gas, beda kalian 10 tahun, kamu itu kayak om-om yang suka sama ABG, pantas saja Mahi gak merestui" celetuk Bu Rahmi yang kaget dengan selera adiknya.
"Cinta itu tidak memandang usia Kak, hatiku maunya cuma sama dia, kalau gak sama Mentari aku gak mau nikah selamanya"
"Apa?!" seru Bu Rahmi dan Pak RT bersamaan. "Kamu itu satu-satunya yang bisa meneruskan nama keluarga kita, Bapak bisa tidak tenang di akhirat kalau kamu begitu Gas. Sadar! Kakak salah karena memanjakanmu, makanya kamu jadi seenaknya begini" ucapnya emosi, wanita berusia 40 tahun itu malu pada Mahi yang kelihatan tidak nyaman dengan sikap adiknya
"Sabar Bu! Nanti darah tinggimu kambuh" Pak RT mengingatkan.
"Mahi kau mengenalku bukan, aku tulus pada Mentari, kami juga saling mencintai, kumohon restui kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langsing is My Dream (End)
Genç Kız EdebiyatıHimawari yang akrab di panggil Mahi, bisa dibilang meninggal karena kesalahannya sendiri. Berat tubuhnya yang mencapai 110 kg membuatnya mengalami gagal jantung dan meninggal dalam tidur. Mahi sangat menyesal karena abai pada kesehatannya sendiri...