Chapter 9

333 20 3
                                    

Huek!

Di pagi hari yang cerah ini, Bintang merasakan perutnya mual. Padahal ia sudah berada di kantor dari jam 9 pagi. Arjuna yang melihatnya pun segera mendekatinya lalu menyentuh pundaknya.

"Kamu gapapa 'kan, Tang?" Arjuna bertanya begitu sampai di dekat Bintang.

"Iya aku gapapa kok, Jun." Bintang segera menghentikan perasaan ingin muntahnya itu karena tidak enak di dengar oleh karyawan lain selain Arjuna.

"Beneran kamu gapapa? Aku udah perhatikan kamu loh dari hari ke hari, kamu selalu aja mual-mual kayak gini?" ujar Arjuna yang masih berada di dekat Bintang dan memijit pundaknya pelan.

"Kamu tenang aja. Aku baik, gak usah dipikirin terlalu jauh, okey!" ucap Bintang yang kini beralih menunjukkan senyum manisnya pada Arjuna.

Arjuna melihat senyum manis Bintang ini, agak terlihat aneh. Senyum manis yang terlihat pucat. Ia berpikir, apakah sahabat kesayangannya sedang mengalami demam? Baru saja Arjuna memikirkan keadaan Bintang, tiba-tiba saja Bintang bangkit dari duduknya lalu ia berlari pergi menuju toilet yang berada tidak jauh dari ruangan mereka sambil menutup mulutnya.

"Bintang!" Arjuna pun ikut berlari mengejar Bintang yang berlari menuju toilet.

Sesampainya di toilet, Bintang langsung memuntahkan cairan yang ada di dalam perutnya di kloset. Bintang terus memuntahkan cairan kental bening di sana, dan ia sama sekali tidak melihat sarapan paginya ikutan keluar dari dalam perutnya. Setelah hampir beberapa menit muntah, akhirnya Bintang sudah merasakan lega walaupun badannya sedikit agak lemas.

Bintang pun segera plush muntahannya dan setelahnya ia terduduk di sana dengan sekujur tubuh yang sudah melemah. Bintang merasakan pusing dan badannya juga sangat lemah sekali.

"Ada apa denganku?" Bintang menggumam, dan spontan tangannya mengelus perutnya.

Tidak lama Bintang menggumam, Arjuna datang lalu ia segera berlari mendekatinya. "Bintang! Kamu gapapa 'kan? Astaga!"

"Emmh? Juna? Kok kamu kesini?" tanya Bintang yang tidak berdaya ditempatnya sambil menolehkan kepalanya ke arah Arjuna yang mendatanginya.

"Astaga! Kamu pucat banget Bin! Kamu sakit??" Arjuna mulai panik dengan kondisi Bintang. "Ayo kita ke dokter ya? Siapa tahu kamu dikasih obat sama Dokter."

"Gak mau, aku mau istirahat aja di ruangan kerjaku. Mungkin ini efek kelelahan ku sewaktu kembali dari Bandung sebulan yang lalu." Bintang menjelaskan walaupun dia sendiri juga agak ragu dengan ucapannya.

Arjuna masih saja tidak percaya dengan ucapan Bintang, lalu ia melihat lagi pemuda manis itu bangkit dari duduk selonjoran nya lalu pergi dari toilet dengan langkah yang gontai. Arjuna sangat iba melihat sahabat berwajah manisnya ini.

Pasalnya sebulan yang lalu, ia menemukan sahabatnya ini berada di sebuah apartemen yang entah milik siapa, dan Arjuna masuk ke dalam apartemen itu tapi karena ke halang sandi, alhasil ia pun segera menyuruh petugas keamanan apartemen untuk membukakan pintu apartemen itu dengan alasan, ia ingin bertamu ke rumah temannya tapi temannya sedang tidur dan tidak mau bangun untuk membukakan pintu untuknya.

Akhirnya petugas itu membukakan apartemennya tanpa ada keraguan sekalipun pada Arjuna. Dan setelah pintu apartemen terbuka, ia pun segera berterima kasih pada si petugas, lalu ia pun segera masuk ke dalam sana untuk mencari Bintang. Kenapa Arjuna bisa tahu Bintang ada di apartemen yang belum pernah ia kunjungi? Karena, Arjuna melacak keberadaan Bintang lewat nomor IMEI ponsel milik Bintang. Dan akhirnya ditemukanlah posisi ponsel Bintang berada.

Setelah menelusuri area dalam apartemen, Arjuna menemukan sebuah pintu kamar yang sedikit terbuka. Ia pun berjalan mendekati pintu itu dan berharap Bintang ada di sana. Dan setelah mendekati pintu itu ... alangkah terkejutnya Arjuna di tempatnya berdiri. Setelah ia membuka pintu kamar itu dengan lebar, ia membelalakkan matanya lalu melihat sesuatu yang sangat menyedihkan sekaligus membuatnya malu sendiri.

Reverse Love 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang