02 - Bad

21 3 0
                                    

"Sudah kubilang, jauhi ruang kerja saya! Jika saja ada berkas yang hilang, kamu akan tahu akibat nya!"

Lelaki itu sedari tadi hanya menunduk menerima semua ucapan istri nya.

"Maaf, aku akan mengingat nya"

Wanita itu berdecak kemudian masuk ke dalam kamar nya, menutup pintu dengan kencang.

Lelaki itu tersentak.

Diri nya menghela nafas.

"Gapapa Dean, itu bukan Rhea"

Ia terus meyakini dirinya ketika Rhea tengah melontarkan emosi.

Bahwa Istrinya itu sedang kelelahan dengan semua pekerjaan di kantor.

Dean berjalan menuju dapur.

Sudah waktu nya ia membuat makan malam.

Menu yang akan disajikan malam itu adalah Sop buntut dengan tempe goreng.

Kedua Menu kesukaan Rhea.

Sedangkan di satu sisi, Wanita itu, Rhea, tengah menikmati sebatang tembakau di balkon kamar.

Ia menghisap dalam-dalam nikotin itu kemudian menghembuskan nya.

"Lagi dan lagi" gumam nya.

Ia menekan ujung rokok itu pada asbak kemudian memandang foto pernikahan nya dengan Dean.

Kebahagian adalah kesan pertama bagi siapapun yang melihat nya.

Kedua nya tampak serasi.

Dean dengan jas hitam nya membuat lelaki itu nampak lebih berwibawa dan tegap.

Dan Rhea dengan gaun putih nya sembari memegang bucket bunga Azalea.

Mereka sudah 3 tahun bersama.

Keduanya saling mencintai dan menyayangi.

Hingga mereka diberkati buah hati pada tahun ke 2.

Namun setelah itu Rhea tidak pernah merasakan apa yang kini masih Dean rasakan.

Kedua tangan nya terkepal dengan erat.

Kembali pada Dean yang kini sudah siap dengan masakan nya.

Lelaki itu menyiapkan dua buah piring serta sendok dan garpu di atas meja.

Kemudian tersenyum, merasa puas dengan segala kerja keras nya.

Dan yang terakhir dirinya hanya tinggal memanggil Rhea untuk ikut bergabung.

Dean tidak melepas celemek nya.

Ia langsung berjalan menuju kamar Rhea kemudian mengetuk pintu nya.

"Rhea, ayo makan, aku masak sop buntut sama tempe goreng"

Tidak ada jawaban dari dalam sana.

Dean tidak menyerah.

"Kamu masih marah? Maaf, aku gak bakalan masuk lagi kesana, sekarang makan yuk, nanti keburu dingin"

Lagi-lagi tidak ada jawaban disana.

Dean memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Pintu terbuka.

Namun tidak terlihat ada siapapun disana.

Lelaki itu berjalan menuju balkon kamar.

Kemudian barulah ia menuju kamar mandi.

Disana seorang wanita tengah terduduk dengan pancuran air yang terus membasahi nya.

"Rhea!"

Dengan cepat Dean memutar keran membuat air berhenti mengalir.

"D-Dean?"

"Iya ini aku sayang, ayo kita ganti baju ya, nanti kamu masuk angin"

Rhea mengangguk.

Dean menyiapkan pakaian kemudian membantu Rhea mengganti baju nya.

"Dimana anak kita Dean?"

Dean menghela nafas lalu memeluk Rhea dengan erat.

Inilah alasan mengapa Rhea begitu emosional dan terkadang seperti memiliki dua kepribadian.

Rhea tidak pernah bisa menerima bahwa mereka kehilangan buah hati nya ketika bulan ke 7.

Saat Dean tengah sibuk bekerja di kantor dan Rhea yang tengah membersihkan ruang kerja suami nya.

Rhea yang terjatuh dan Dean yang tmenghiraukan panggilan telfon Rhea.

Semenjak itulah Rhea menjadi seseorang yang benar-benar gila akan pekerjaan.

Pikiran wanita itu berasumsi bahwa pekerjaan lebih penting dari segala nya.

Lebih dari keselamatan buah hati mereka.

*-*

Selamat malam.

Semoga paham sama cerita ini, terima kasih 🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Us  - OneShoot'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang