Kenapa aku kepikiran itu. Sepertinya itu bukan titik baliknya. (bergumam sendiri sambil memasak air).
Apa ya? Hmmmm.. kok tiba tiba lupa.
Aduh tanganku, bangkee!! (Tanpa sengaja aku memegang panci berisi air panas)
Sepertinya bukan itu deh (sambil mengaduk-aduk kopinya)
Setelah sekian lama aku kembali masuk sekolah, aku melihat sekelilingku mereka melihatku dengan tatapan seolah aku ini barang menjijikan. Aku bertanya pada teman sebelahku
Dio: "Eh. Kenapa sih kok mereka lihat aku seperti itu?"
Dia menjawab dengan ketusnya
Teman 1: "Gak usah ngomong sama aku, Najis!!"
Dio: "Hah? Apa maksudnya?"
Kulihat dibuku yang kusimpan dikolong meja sekolahku semuanya bertuliskan "Cowok penyuka kentut, makan nih kentut. Enak gak?" Semua tulisan itu penuh dibuku catatanku.
Teman 2: "Eh teman-teman ada yang mau kentut gak? Kentutin dia gih. Semua bakal dihirup sambil dia ngocok..."
Teman lain: "Hahahhahhahaha"
Semua sekelas menertawakanku dan membuliku, sebenarnya apa yang sudah terjadi. Saat itu kuliat salah satu teman cewek dikelasku menoleh tajam kearahku. Dengan pandangan yang merendahkanku. Semua tawa dan bulian mengarah kepadaku tanpa henti.
Aaakkkkhhhhhhhh!!!....
Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku terbangun dari mimpi burukku. Semua keluargaku berlari kearah kamarku dan menanyaiku. Setelah kujelaskan kalau aku cuma mimpi buruk, mereka kembali ke kamar masing-masing.
Liburan kali ini baru kujalani setengahnya, tapi aku masih terus kepikiran dengan mimpi buruku saat itu. Aku sama sekali tidak menikmatinya.
Beberapa hari setelahnya, melihatku yang terlihat kurang bersemangat, ibuku menyarankanku untuk berlibur kerumah seorang kerabat yang ada dikota lain, dan akupun menyetujuinya.
Setelah itu, aku diantar oleh kedua orang tuaku untuk liburan selama seminggu di rumah salah satu adiknya. Om'ku bernama Patrik dan tanteku bernama Julie ini baru saja menikah dan belum punya momongan, maka dari itu mereka dengan senang hati menyembutku. Setelah berbincang-bincang kedua orang tuaku pulang kembali.
Om'Pat: "Kamu nanti tidur di kamar atas, gak apa-apakan?"
Dio: "Gak apa-apa kok, Hehehe."
Om'Pat: "Hhhahahaa. Bagus deh kalau begitu, gimana? Kamu suka hadiah yang waktu itu?"
Dio: "Suka banget om, ini aku bawa juga kok. Di kamar atas ada tv kan?" (aku diberi hadiah PS1, yang mana itu salah satu konsol game mahal pada jamannya)
Om'Pat: "Ada kok, nanti kamu bisa main sepuasnya disini."
Tiba-tiba tanteku datang, naik ke kamar atas melihatku sedang mengeluarkan dan menata barang-barangku.
Tante Julie: "Ehh, ada anak baru gede nginep sini nih. Hhehehehe" (canda tanteku)
Dio: "Iya nih te, aku numpang nginep disini seminggu ya?"
Tante Julie: "Iya, kamu bebas ngapain aja kok disini. Kamu mau latihan "gitu-gitu" di kamar mandi juga bebas kok."
Dio: "gitu-gitu" apa maksudnya itu? (dalam hatiku)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sniffer
Non-FictionMenceritakan perjalanan pemuda bernama Dio yang mempunyai kebiasaan unik dan aneh. Dalam perjalanannya, Dio mempertanyakan dan mengeksplorasi semua tentang kebiasaannya serta merahasiakannya dari semua orang.