6. Milik Daddy

8.7K 57 0
                                    

"Tercantik," Dominic menggeram sambil berlutut di antara paha Bee yang terbuka.

Pandangan pria itu kini mengingatkan Bee akan pandangan pria botak yang tadi menatapnya. Penuh dengan rasa lapar. Hanya saja kali ini, bukannya merasa risih, Bee menyukainya. Karena yang menatapnya dengan penuh rasa lapar adalah Daddy. Dan ia ingin memuaskan rasa lapar Daddy.

Dominic menurunkan kembali bibirnya ke milik Bee. Lidahnya langsung mendesak masuk begitu ciumannya menabrak bibir Bee.

"Mulut ini," Dominic menggeram dalam ciumannya. "Milikku."

"Milikmu, Daddy," Bee menimpali sambil terengah.

Dominic menjalankan ciumannya ke leher Bee dan menghisap keras.

"Leher ini. Milikku."

"Milikmu, Daddy."

Dominic menjalankan lidahnya menyapu kulit Bee turun. Terus turun hingga ia menemukan puncak dada Bee yang kaku.

"Milikku."

"Ah..." Bee tidak bisa menahan desahannya ketika merasakan tarikan dari bibir Dominic yang kuat ke ujung dada. Ia bisa merasakan detak jantungnya melompat kegirangan diikuti oleh denyutan di antara pahanya.

"M-milikmu, Daddy."

Bibir Dominic masih melekat erat mengelilingi daging kenyal berwarna putih milik Bee sambil tidak berhenti menghisap. Ia menarik dan menyesap benda di mulutnya penuh dengan rasa haus yang seakan tidak terpuaskan hingga membuat desahan Bee terdengar semakin keras.

"Mhh... D-daddy.... D-daerah sensitifku m-mulai meleleh, Dady....," Bee menggumam sambil menaikkan pinggulnya ke atas, melekatkan celah diantara pahanya ke tubuh Dominic untuk meminta perhatian.

Tapi Dominic yang masih belum puas menyusu, mengabaikan.

Tidak bisa lagi menahan keinginannya, Bee menjalankan tangannya sendiri ke bawah, hendak menyentuh tubuhnya sendiri.

"Stop," Dominic menggeram dan menyambar tangan Bee sebelum gadis itu berhasil memegang dirinya sendiri.

Dominic menyeringai, "Kemaluanmu adalah milikku. Jangan menyentuh apa yang menjadi milikku, Princess. Paham?"

"Y-yes, Daddy."

Tidak puas dengan jawaban Bee, Dominic meraih kaos yang barusan di pakai oleh Bee dan menggunakannya untuk mengikat tangan Bee ke kepala ranjang.

"D-daddy?" Bee yang kebingungan mengerutkan keningnya. "M-mengapa kau mengikatku?"

"Untuk memastikan kau tidak menyentuh milik Daddy," Dom menjawab masih sambil menyeringai.

Begitu memastikan tangan Bee terikat erat. Pria itu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Ia meraih dada Bee ke dalam mulutnya dan mulai menyesap.

Kali ini Bee yang tidak bisa bergerak hanya mampu menggeliat di bawah kungkungan tubuh keras Dominic. Hisapan pria itu terasa sangat nikmat hingga membuat Bee mulai terengah-engah. Apalagi ketika mendadak gigi Dominic menggigit dan menggarukkan giginya ke ujung payudaranya yang sensitif, tidak ada yang bisa dilakukan Bee kecuali merintih.

"Ah ah ah.... Daddy... Oh... A-aku tidak tahan, Daddy. Please...."

Dominic melepaskan hisapannya dan mendongak, "Apakah kau sudah tidak tahan, Baby? Apakah kau ingin Daddy di dalam tubuhmu?"

"Y-yes, Daddy."

"Memohonlah, Baby." Dominic mulai melucuti pakaiannya sendiri, perlahan.

"Oh please..., Daddy. Aku ingin merasakan tubuhmu didalamku."

"Okay, Princess," Dominic menjawab. "Hanya sedikit peringatan. Daddy ingin bermain sedikit kasar malam ini. Jadi usahakan untuk tidak terlalu berisik, okay? Daddy tidak ingin tetangga kita komplain lagi."

Pria itu melemparkan pakaian terakhir yang melekat ke tubuhnya sebelum kemudian meraih paha Bee dan melebarkannya.

"O-okay, Daddy," Bee mendesah sambil mengangguk. Dengan wajah memerah ia mengamati Dominic memposisikan tubuhnya diantara kedua pahanya.

Tanpa aba-aba, Dominic mendesak masuk hingga jauh ke dalam Bee. Tidak ada yang bisa dilakukan Bee selain menarik nafas dan mengaitkan jemarinya ke kaos yang mengikat kedua tangannya ke atas, mempersiapkan dirinya untuk apa yang terjadi berikutnya.

"Oh... Princes.... Sempit sekali tubuhmu," pria itu menggeram dan mulai bergerak.

Dominic tidak bercanda ketika mengatakan bahwa pria itu hendak bermain kasar. Dalam waktu singkat, hentakan yang dilakukan pria itu terasa sangat dalam dan cepat hingga membuat Bee kehabisan nafasnya.

"D-d-daddy," Bee melenguh. Wajahnya memanas oleh gairah yang membakar terlalu cepat dan menggiringnya ke tepian terlalu dini.

"Ya, Baby girl?" Dominic menjawab tapi semakin mempercepat gerakan tubuhnya.

"P-pelan-pelan, Daddy....hhh...."

Dominic menunduk dan meraih rambut Bee, menariknya ke belakang hingga gadis itu meringis.

"Apa, Princess? Jangan memberitahu Daddy apa yang ingin kulakukan dengan tubuhmu," pria itu membisik panas ke telinga Bee. "Kau milikku ingat?"

Bee mencengkeram kaosnya lebih erat sambil mengangguk.

"Yes, Daddy."

"Good girl," Dominic menggeram.

Bee memejamkan matanya. Ia berjuang mati-matian untuk bertahan. Tapi gabungan dari geraman dan nafas berat Dominic ditambah desakan yang dalam dan terus menerus dari tubuh pria itu di dalamnya, tidak lama ia bisa merasakan pelepasannya.

"D-daddy... Daddy... a-aku mau... aku tidak bisa menahan...."

Bee mulai meronta untuk lepas dari ikatan yang mengikat kedua tangannya. Tapi ikatan Dominic yang erat tidak melonggar. Mulai panik Bee mengejangkan tubuhnya dan meremas tubuh Dominic yang ada di dalamnya.

Dominic menggeram, "Oh yeah, Princess.... Ya seperti itu, Baby. Tahan, Baby. Eratkan celahmu, Baby."

Bee tidak bisa menjawab. Tubuhnya tidak lagi bisa dikendalikan. Tabrakan pinggul Dominic menabrak sangat keras, ia bisa merasakan getarannya hingga jauh ke pusat tubuhnya. Bee bisa merasakah bahwa ia benar-benar sudah diujung tebing dan mulai kehilangan pijakan.

"Da-da-daddy...hhh...ohh...."

"Lepaskan dirimu untuk Daddy."

Izin Dominic adalah yang ditunggu oleh Bee. Gadis itu menjerit sekuat tenaga ketika ia membiarkan dirinya terjatuh hingga ke dasar.

"AHH! DADDYYYY! OH YAA DADDYY!" Bee mengerang.

Kekuatan dari pelepasan Bee terasa luar biasa kuatnya, ia tidak bisa menahan tubuhnya melengkung ke atas. Sambil menjejakkan kedua kakinya semakin dalam ke ranjang, pengelihatan Bee menggelap. Pendengarannya menghilang. Dan selama beberapa detik, ia buta dan tuli akan apa yang terjadi di sekitarnya.

Saking terlalu terlenanya Bee ke dalam kenikmatan, ia bahkan tidak sadar ketika Dominic mendesakkan tubuhnya dalam-dalam dan ikut menyemburkan pelepasannya jauh ke dalam tubuh Bee.

Gadis itu baru terbangun ketika Dominic menarik tubuhnya keluar dan meneteskan pelepasannya yang hangat belepotan ke paha Bee.

Sambil masih terengah-engah, Bee membuka matanya.

Lengan berotot Dominic mengencang ketika pria itu menyangga tubuhnya sendiri dan menunduk untuk melumat bibir Bee.

"Oh, Princess...," Dominic berbisik ke dalam mulut Bee. "Apakah kau siap untuk ronde kedua bersama Daddy?"

***

***

bersambung...


Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang